Daftar isi
Kerajaan Jeumpa adalah sebuah kerajaan yang terletak di sekitar wilayah perbukitan di pinggir Peudada sampai Pante Krueng Peusangan dimasa sekitar seratus tahun ke-8 sebelum masehi.
Kerajaan Jeumpa ini diketahui keberadaannya dari sebuah ikhtisar yang ditulis oleh Ibrahim Abduh, yang disadur dari hikayat Radja Jeumpa.
Dalam pembahasan kali ini akan diuraikan tentang sejarah, lokasi, kondisi masyarakat dan keagamaan, serta sisilah raja Kerajaan Jeumpa.
Sejarah Kerajaan Jeumpa
Sejarah Kerajaan Jeumpa dimulai dari sebelum kedatangan agama islam. Keberadaan kerajaan ini bisa ditelusuri dari pembentukan Kerajaan Perlak.
Kerajaan Perlak diyakini merupakan kerajaan islam pertama di Nusantara, yang pada tahun 805 Masehi dipimpin oleh seorang seorang keturunan Parsi bernama Salman al-Parsi.
Raja Islam Jeumpa tersebut menikahi seorang putri Manyang Seuludong yang bernama Meurah Syahr Nuwi.
Dengan perkembangan pernikahan pribumi dengan saudagar-saudagar muslim, lambat laun menjadi awal berdirinya sebuah kerajaan Islam Perlak Pertama, yaitu pada hari selasa di bulan Muharram tahun 840 Masehi.
Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini bernama Maulana Abdul Azis Syah, bergelar Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Azis Syah, yang merupakan seorang keturunan Arab Quraisy.
Beberapa orang mengaitkan keberadaan orang-orang Arab dan Persia yang menjadi pendatang ada hubungannya dengan Revolusi Syi’ah yang terjadi di Persia tahun 744-747.
Kerajaan Jeumpa diketahui keberadaannya pada sekitar abad ke-7 Masehi, jika dilihat dari ikhtisar Radja Jeumpa yang di tulis Ibrahim Abduh.
Kerajaan ini berada di sekitar daerah perbukitan yang istananya terletak di i desa Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara, sekarang dinamakan Cot Cibrek Pinto Ubeut.
Wilayah Kerajaan Jeumpa
Berdasarkan penelitian dan observasi yang dilakukan, wilayah Kerajaan Jeumpa ditaksir menempati wilayah tapak Maligai Kerajaan Jeumpa sekitar 80 meter ke selatan yang dikenal dengan Buket Teungku Keujruen.
Kemungkinan-kemungkinan ini didasarkan pada banyaknya benda-benda yang diperkirakan adalah peninggalan kerajaan.
Misalnya sebuah kolam mandi kerajaan yang luasnya mencapai 20×20 m, atau keberadaan kaca jendela, porselin, dan perhiasan-perhiasan seperti cincin dan kalung rantai yang ukurannya sangat panjang.
Di kawasan ini juga ditemukan bukit yang diperkirakan dan diyakini adalah tempat persemayaman Raja Jeumpa dan kerabatnya.
Wilayah ini juga didukung dengan letak geografis ujung barat Pulau Sumatera yang memungkinkan bisa dijadikan sebagai kota pelabuhan transit yang strategis.
Kehidupan Masyarakat dan Keagamaan
Kehidupan masyarakat Kerajaan Jeumpa diketahui memiliki pemukiman penduduk yang cukup ramai jika dilihat dari lokasinya yang bisa dilalui para saudagar-saudagar dari negeri lain.
Pusat pemerintahan Kerajaan Jeumpa ada di Kuala Jeumpa, yang juga dipakai sebagai kota pelabuhan.
Pusat pemerintahan ini juga dipakai sebagai lokasi persinggahan dan tempat perdagangan yang terbilang cukup strategis di Pulau Sumatera pada kala itu.
Kerajaan Jeumpa juga memiliki lokasi yang tepat berada pada jalur perdagangan dan pelayaran Selat Malaka.
Hal tersebut menjadikan aktivitas utama masyarakatnya adalah bermata pencaharian sebagai seorang pedagang.
Kawasan jual-beli masyarakat Jeumpa ini terletak di sebuah pesisir utara Pulau Sumatera, Kerajaan Jeumpa juga menjalin hubungan diplomasi dengan beberapa kerajaan di Pulau Sumatera.
Tidak hanya berdampingan dengan kerajaan di Sumatera, Kerajaan Jeumpa juga berhubungan baik dalam hal perdagangan dengan kerajaan-kerajaan seperti Arab, Tiongkok, India, dan Persia.
Dalam bidang keagamaan, Kerajaan Jeumpa dikenal luas menjadi salah satu tempat awal mula penyebaran Agama Islam di wilayah Nusantara.
Penyebaran islam ini dipimpin oleh orang-orang dari Bangsa persia, yang lambat laun menjadikan penduduk Jeumpa memeluk agama islam secara perlahan.
Kerajaan Jeumpa pada akhirnya menjadi sebuah kerajaan islam dengan mayoritas penduduk yang juga muslim pada tahun 777 Masehi.
Silsilah Raja Kerajaan Jeumpa
Berdasarkan garis keturunannya silsilah raja dari Kerajaan Jeumpa merupakan keturunan dari sultan-sultan Melayu.
Tepatnya seperti apa yang telah dijabarkan oleh Kerajaan Brunei Darussalam dan kesultanan Sulu Mindano.
Kerajaan Jeumpa bermula saat seorang pangeran dari Persia yang bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman yang menikah dengan Puteri Mayang Seuludong. Ia memimpin Kerajaan Jeumpa tepat pada tahun 154 Hijriyah atau pada tahun 777 Masehi.
Salman dan Putri Mayang kemudian dikaruniai anak, ditengahnya Syahri Duli, Syahri Tanti, Syahri Nawi, Syahri Dito dan Puteri Makhdum Tansyuri yang dihasilkan menjadi ibu dari sultan pertama Kerajaan Islam Perlak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sejarawan Aceh, Sayed Dahlan al-Habsyi, syahri yaitu gelar pertama yang dipakai keturunan Nabi Muhammad di bumi Nusantara.
Nama ini dipakai sebelum adanya penggunaan gelar meurah, habib, sayyid, syarif, sunan, teuku dan lainnya.
Nama Syahri diambil dari nama istri Sayyidina Husein bin Ali, Puteri Syahri Banun, anak Maha Raja Persia terakhir.
Pembahasan diatas merupakan uraian tentang Kerajaan Jeumpa, yang dikenal sebagai salah satu kerajaan islam di Indonesia.
Kerajaan Jeumpa merupakan kerajaan yang dipimpin oleh orang-orang keturunan dari muslim persia yang diketahui bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman.
Saudagara Persia yang menikahi gadis pribumi ini kemudian memimpin kerajaan Jeumpa sambil mengemban misi penyebaran agama islam di dataran Aceh pada khususnya.
Namun seiring dengan perkembangannya, keberadaan islam di nusantara menyebar dan berkembang bukan hanya di Pulau Sumatera tetapi diseluruh wilayah.
Pembahasan di atas merangkum dari mulai sejarah singkat Kerajaan Jeumpa, Lokasi Kerajaan Jeumpa, wilayah Kerajaan Jeumpa.
Dalam pembahasannya diuraikan juga kondisi masyarakat dan keagamaan penduduk kerajaan Jeumpa hingga silsilah dari Kerajaan Jeumpa.