Daftar isi
Setiap individu harus mengetahui tentang bagaimana cara mereka menganalisis, mengolah, dan memahami suatu informasi kegiatan seperti membaca dan menulis. Kegiatan tersebut lebih dikenal dengan istilah literasi.
Secara etimologi, kata literasi berasal dari bahasa Latin yakni “literatus” yang artinya orang yang belajar. Bisa dikatakan jika literasi berkaitan erat dengan proses membaca dan menulis.
Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilannya untuk mengolah serta memahami informasi terutama ketika melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Pendapat lain menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah dan memahami suatu informasi saat melakukan kegiatan membaca dan menulis.
Menurut Harvey J. Graff, literasi merupakan suatu kemampuan dalam diri seseorang dalam menulis dan membaca.
Berdasarkan kamus online Merriam – Webster, litarasi yakni suatu bentuk kemampuan atau kualitas melek aksara di dalam diri seseorang yang di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, mengenali dan juga memahami ide-ide secara visual.
Menurut Elizabeth Sulzby, literasi merupakan kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang dalam melakukan komunikasi seperti membaca, menulis, berbicara dan menyimak dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Singkatnya, literasi yakni kemampuan membaca dan menulis.
Literasi menurut Alberta adalah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah, dan juga kemampuan berkomunikasi secara efektif demi mengembangkan potensi dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Cordon, litarasi adalah sumber ilmu yang menyenangkan, mampu dalam membangun imajinasi mereka untuk dapat menjelajahi dunia dan ilmu pengetahuan.
UNESCO berpendapat jika pemahaman seseorang tentang makna literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai budaya serta juga pengalaman.
Secara umum literasi merupakan seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam hal membaca dan menulis. Terlepas dari konteks di mana keterampilan tersebut diperoleh serta siapa yang mendapatkannya.
Literasi menurut Nasional Institute For Literacy yakni suatu kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan juga memecahkan suatu masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam suatu pekerjaan, keluarga dan juga masyarakat.
Tujuan dari adanya literasi antara lain:
Tidak hanya tujuan saja, ada beberapa fungsi atau manfaat dari literasi yang dapat diperoleh, antara lain:
Literasi mempunyai beragam jenis dan terbagi menjadi:
Literasi dasar yakni suatu kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, bahkan menghitung. Tujuan dari literasi dasar agar mengoptimalkan serta meningkatkan beberapa kemampuan seperti membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan menghitung.
Literasi visual merupakan suatu pemahaman lebih antara literasi media dan literasi teknologi yang dikembangkan dengan cara memanfaatkan materi visual.
Literasi media merupakan kemampuan untuk dapat mengetahui berbagai bentuk media berbeda seperti media elektronik, media cetak, dan bentuk media lainnya serta mengetahui cara penggunaan dari masing-masing media tersebut.
Literasi teknologi yakni kemampuan untuk memahami kelengkapan dalam suatu teknologi seperti perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), memahami cara mengakses internet, dan juga mengetahui etika yang berlaku dalam penggunaan teknologi yang ada.
Literasi perpustakaan suatu kemampuan lanjutan untuk dapat mengoptimalkan literasi perpustakaan yang telah ada sebelumnya.
Literasi ini terdiri atas memberikan pemahaman tentang cara untuk dapat membedakan antara cerita fiksi dan nonfiksi, mengetahui cara penggunaan katalog dan indeks, serta memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika menyelesaikan suatu tulisan, penelitian dan lainnya.
Menurut World Economic Forum, literasi terbagi menjadi enam macam yang wajib dikuasai setiap orang. Literasi tersebut antara lain:
Sebelum membahas mengenai kemampuan literasi yang lebih kompleks dan rumit, semua orang, tak terkecuali wajib menguasai kemampuan membaca dan menulis terlebih dahulu. Namun pada kenyataannya, angka buta huruf yang ada di Indonesia masih belum dapat terselesaikan.
Jika seseorang mempunyai keterampilan literasi numerasi, maka orang tersebut mampu dalam memanfaatkan segala hal yang berkaitan dengan matematika dasar guna memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti contoh, seseorang yang dapat menguasai matematika dasar secara otomatis orang tersebut dapat menganalisa informasi kuantitatif dalam bentuk grafik, tabel, atau bagan yang nantinya dapat berguna sebagai landasan untuk membuat keputusan.
Seseorang juga harus memiliki literasi sains yang bisa ditumbuhkan sejak usia dini. Dengan adanya literasi sains ini seseorang dapat mengidentifikasi pertanyaan, fenomena alam yang terjadi di sekitar, hingga memperoleh beragam ilmu pengetahuan baru.
Literasi ini penting terutama dalam mengambil kesimpulan yang berdasarkan pada fakta. Orang dengan literasi sains tinggi, selalu mencari jawaban yang logis dan tidak mudah percaya dengan pendapat yang belum pasti.
Budaya merupakan bagian dari identitas yang melekat bagi setiap individu suatu bangsa. Meskipun demikian, identitas juga harus diimbangi dengan adanya hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Mempelajari dan mengamalkan literasi budaya artinya setiap individu paham tentang bagaimana bersikap dalam lingkungan sosial sebagai bagian dari kesatuan bangsa.
Literasi finansial diperlukan agar setiap orang mampu memahami dengan baik resiko dan juga peluang dari setiap keputusan finansialnya. Kemampuan tersebut sesuai dengan misi dari pemerintah dalam upaya mendorong inklusi finansial yaitu dengan membuka akses sistem keuangan formal bagi masyarakat.
Kita hidup di zaman di mana teknologi sangat membantu setiap pekerjaan manusia. Oleh karena sudah selayaknya masyarakat perlu memahami literasi digital. Secara umum apabila seseorang paham tentang bagaimana memanfaatkan informasi dalam kanal digital berarti mereka telah menguasai literasi digital.
Terdapat beberapa prinsip dalam mengembangkan literasi pada sebuah lembaga pendidikan. Dan menurut Kylene Beers (2009), prinsip literasi tersebut antara lain:
Setiap siswa harus bisa berdiskusi mengenai suatu informasi dalam sebuah diskusi terbuka yang kemungkinan dapat terjadi perbedaan pendapat. Sehingga, para siswa mampu dalam menyampaikan pendapatnya serta melatih kemampuan berpikir menjadi lebih kritis.
Setiap orang tentu mempunyai kebutuhan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu harus menerapkan prinsip berupa strategi dalam membaca dan variasi bacaan.
Kylene Beers berpendapat seharusnya program literasi diterapkan untuk seluruh para siswa dan tidak tergantung pada kurikulum tertentu. Artinya kegiatan literasi menjadi hal yang wajib bagi semua guru dan juga bidang studi.
Keberagaman merupakan sesuatu yang layak untuk dihargai dan juga dirayakan pada setiap sekolah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan berbagai buku bertema kekayaan budaya negara Indonesia sehingga nantinya siswa dapat lebih mengenal budaya bangsa dan turut serta dalam melestarikannya.