Sosiologi

Masyarakat Multikultural: Pengertian – Ciri dan Karakteristiknya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia adalah negara dengan beragam corak budaya, adat istiadat, dan tradisi.

Indonesia juga dikenal sebagai negara multi etnis atau ras dengan suku bangsa yang banyak sekali jumlahnya.

Hal ini disebabkan banyak faktor seperti kondisi geografis negara yang berupa kepulauan dengan jenis peta topografi wilayah yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Selain itu, posisi Indonesia yang strategis menjadikannya sebagai wilayah jalur perdagangan dunia sejak dulu kala sehingga banyak etnis-etnis dari berbagai kawasan dunia yang masuk ke Indonesia dengan membawa serta budaya dan agamanya yang turut memberi warna dan menambah kekayaan pada budaya asli bangsa Indonesia.

Keadaan yang demikian itu menyebabkan masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural dikarenakan kemajemukan suku bangsa, ras, etnis, agama, dan lain sebagainya.

Pengertian Masyarakat Multikultural

Pengertian menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti luas yang menempati suatu wilayah dan terikat oleh persamaan tertentu

Multikultural adalah bersifat keberagaman budaya. Sedangkan Multikulturalisme adalah gejala pada seseorang atau suatu masyarakat yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan.

Pengertian menurut para ahli

Beberapa pengertian masyarakat multikulturalmenurut para ahli adalah sebagai berikut

  • Clifford Geertz

Masyarakat Multikultural adalah masyarakat yang terbagi dalam subsistem yang lebih kurang dapat berdiri sendiri dan masing-masing dari subsistem tersebut akan terikat oleh ikatan primordial.

  • Nasikun

Suatu masyarakat majemuk atau multikultural merupakan masyarakat yang terdiri atas dua maupun lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau pun kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan juga politik dapat dipisahkan atau diisolasi, serta mempunyai struktur kelembagaan yang berbeda antara satu sama lain.

  • Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, ( 2007)

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas beberapa macam komunitas budaya dengan semua kelebihan yang ada, dengan sedikit adanya perbedaan konsepsi tentang dunia, sebuah sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan

  • Azyumardi Azra, (2007)

Multikulturalisme pada umumnya merupakan sebuah anggapan atau pandangan dunia yang selanjutnya bisa diartikan ke dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan kepada kenyataan keagamaan, pluralitas, serta multikultural yang ada di dalam kehidupan masyarakat.

  • J. S Furnival

Masyarakat multikultural yaitu masyarakat yang terdiri atas dua maupun lebih kelompok atau komunitas yang secara kultural sekaligus ekonomi masih terfragmentasi serta mempunyai struktur kelembagaan yang berbeda dengan satu sama lain.

  • Lawrence Blum, dikutip Lubis (2006: 174)

Multikulturalisme adalah apresiasi, pemahaman, serta penilaian terhadap budaya seseorang, dan penghormatan serta rasa keingintahuan mengenai budaya etnis dari orang lain.

  • Suparlan 2002 (Dari Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000)

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesetaraan baik individu dan budaya.

  • A. Rifai Harahap 2007 (Mengutip M. Atho ‘Muzhar)

Gagasan multikulturalisme, perspektif, kebijakan, sikap dan tindakan, oleh orang-orang dalam sebuah negara, beragam dalam hal etnis, budaya, agama dan sebagainya, tetapi bercita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan kebanggaan akan pluralitas.

Pengertian secara umum

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki keragaman budaya, nilai, sistem, adat istiadat, dan sebagainya.

Ciri-ciri Masyarakat Multikultural

Seorang ahli budaya, Pierre L Van den Berghe, menyatakan masyarakat majemuk atau multikultural memiliki 6 ciri atau karakteristik, yaitu:

  • Masyarakat majemuk memiliki anggota kelompok yang tersegmentasi ke dalam subkultur yang berbeda antara satu sama lain.
  • Masyarakat majemuk terdiri dari struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga yang sifatnya nonkomplementer.
  • Masyarakat majemuk kurang menekan dalam hal mengembangkan konsensus terhadap nilai-nilai dasar anggota masyarakatnya secara keseluruhan.
  • Masyarakat plural relatif lebih sering mengalami terjadinya konflik antar kelompok.
  • Masyarakat plural secara relatif menciptakan integrasi sosial secara memaksa atau paksaan ataupun dikarenakan terdapat rasa saling ketergantungan dalam bidang ekonomi.
  • Masyarakat majemuk ada di bawah dominasi sebuah kelompok kepada kelompok lain.

Karakteristik Masyarakat Multikultural

Berdasarkan ciri-ciri masyarakat majemuk yang dikemukakan oleh Pierre L Van den Berghe, maka bisa disimpulkan bahwa karakteristik masyarakat majemuk adalah sebagai berikut:

  • Memiliki beragam struktur budaya.
  • Sulit berkembangnya kesepakatan bersama
  • Struktur sosial yang ada bersifat non komplementer.
  • Adanya dominasi satu kelompok terhadap kelompok lain, baik dalam hal politik, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya.
  • Proses integrasi berlangsung lama.
  • Berpotensi akan konflik sosial dan SARA.

Sifat Masyarakat Multikultural

Beberapa sifat yang ada dalam masyarakat multikultural adalah :

  • Masyarakat multikultural melewati masa segmentasi dalam kelompok sosial yang berbeda.
  • Struktur sosial yang ada berupa lembaga-lembaga non komplementer.
  • Kurang menekankan kesepakatan mengenai berbagai nilai.
  • Relatif sering mengalami konflik antar kelompok sosial.
  • Integrasi sosial biasanya tumbuh karena adanya paksaan dan ketergantungan ekonomi.
  • Dominasi mayoritas terhadap minoritas.

Faktor Penyebab Munculnya Masyarakat Multikultural di Indonesia

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masyarakat multikulturaldi Indonesia adalah :

  • Faktor Sejarah

Letak strategis Indonesia dan kekayaan alamnya menarik banyak bangsa dari berbagai belahan dunia untuk datang dan menetap di Indonesia, baik sebagai pedagang ataupun penjajah atau kolonial.

Kedatangan bangsa asing ini dengan membawa serta budayanya yang kemudian terjadi asimilasi dan akulturasi dengan budaya asli sehingga membentuk masyarakat multikultural di Indonesia.

  • Faktor Pengaruh Budaya Asing

Masuknya budaya asing ke Indonesia, baik melalui penjajahan, perdagangan, imigrasi, maupun pengaruh globalisasi turut memberi warnna bagi budaya lokal, sehingga memperkaya budaya bangsa Indonesia

  • Faktor Geografis

Letak geografis Indonesia yang strategis dan menjadi jalur pelayaran dunia menyebabkan banyak bangsa asing masuk ke Indonesia, seperti Arab, Cina, India, dan Eropa, sehingga menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi majemuk

  • Faktor Geologi dan Relief

Indonesia merupakan pertemuan dari 3 lempeng yakni lempeng Asia, Australia serta Pasifik.

Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tipe 3 tipe geologi berlainan dari barat ke timur, yakni tipe Asiatis, Peralihan, dan Australis.

Hal tersebut menyebabkan Indonesia kaya akan ragam flora, fauna, sumber daya alam dan topografi yang berbeda-beda yang turut membentuk budaya dan tradisi yang berbeda-beda pula dalam masyarakatnya.

  • Faktor Iklim

Iklim Indonesia yang beragam mempengaruhi keberagaman pola hidup masyarakatnya, seperti dalam hal pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial, bahkan watak dan perilaku kesehariannya.

  • Faktor Keanekaragaman Ras

Masyarakat Indonesia secara mayoritas terdiri dari 3 jenis Ras yang berbeda, yakni Ras Mongoloid, Ras Kaukasoid, dan Ras Negroid.

Ketiganya memiliki ciri fisik yang berbeda satu sama lain, sehingga menjadi salah satu sebab munculnya multikulturaslisme di Indonesia.

  • Faktor Agama

Ada 6 agama yang diakui dan dianut masyarakat Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu.

Agama-agama ini memiliki ajaran dan tradisi kepercayaan yang dijalankan pemeluknya masing-masing, sehingga turut menjadi penyebab kemajemukan dalam masyarakat Indonesia.

  • Faktor Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya

Banyaknya suku bangsa di Indonesia dengan beragam budaya, tradisi, dan adat istiadatnya merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya masyarakat multikultural Indonesia.

Tipe-tipe Masyarakat Multikultural

  • Kompetisi Seimbang

Dimana kelompok-kelompok dalam masyarakat multikultural memiliki kekuasaan yang berimbang satu sama lain.

  • Mayoritas Dominan

Dimana kelompok terbanyak dalam suatu masyarakat multikultural mendominasi kelompok lainnya.

  • Minoritas Dominan

Dimana kelompok minoritas dalam sebuah masyarakat multikultural justru mendominasi kelompok-kelompok mayoritas

  • Fragmentasi

Masyarakat multikultural terdiri dari banyak kelompok kecil yang tidak saling mendominasi satu sama lainnya.

Jenis-jenis Masyarakat Multikultural

Seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan multikulturalisme menjadi 5 berdasarkan kecenderungan perkembangan dan praktiknya.

  • Multikulturalisme Isolasionis

Multikuturalisme ini mengacu pada masyarakat yang mana berbagai kelompok kultural di dalamnya menjalankan hidup secara otonom dengan interaksi minimal.

  • Multikulturalisme Akomodatif

Multikulturalisme akomodatif yakni kondisi masyarakat yang memiliki kultur dominan membuat penyesuaian bagi kaum minoritas dan memberikan kebebasan kepada mereka untuk mempertahankan dan mengembangkan apa yang menjadi kebudayaan mereka.

Sebaliknya, kaum minoritas juga tidak menentang kultur dominan.

  • Multikulturalisme Otonomis

Masyarakat multikultural otonomis yaitu mereka yang hidup bersama dan berusaha menciptakan kesetaraan antara kelompok dominan atau mayoritas dengan kelompok minoritas.

  • Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif

Yaitu masyarakat multikultural yang tidak terlalu terfokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menekankan pada pembentukan penciptaan kultur kolektif yang juga mencerminkan prespektif dari masing-masing kelompok.

  • Multikulturalisme Kosmopolitan

Masyarakat multikultural cosmopolitan berusaha menghapus batas-batas kultural diantara mereka dan berusaha agar masing-masing individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu, namun bisa secara bebas terlibat dalam kegiatan interkultural sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

Perkembangan Masyarakat Multikultural di Indonesia

Multikulturalisme pada dasarnya sudah menjadi jati diri bangsa Indonesia sejak mulai masuknya nenek moyang bangsa Indonesia, baik era Proto Melayu dan Deutro Melayu maupun Bangsa Melanesoid.

Hal ini ditambah dengan masuknya berbagai agama dan kepercayaan serta budaya asing melalui berbagai jalur yang menambah khasanah tradisi bangsa Indonesia yang sudah ada.

Sebagaimana ciri masyarakat multikultural yang rentan konflik, maka demikian juga di Indonesia.

Banyak konflik terjadi di masyarakat karena dipicu perbedaan yang ada, baik konflik dalam skala individu maupun yang lebih luas antar kelompok masyarakat.

Akan tetapi, bangsa Indonesia juga menyadari bahwa kemajemukan adalah bagian dari kekayaan bangsa yang tidak mungkin dihilangkan begitu saja.

Oleh karena itu, bangsa Indonesia berusaha agar hal tersebut tidak memicu perpecahan dan keretakan yang luas dalam masyarakat.

Sejak masa kerajaan Majapahit yang berhasil menyatukan hampir seluruh kawasan nusantara dalam satu naungan pemerintahan, kemajemukan itu dianggap sebagai tali pemersatu.

Hal ini nampak dalam frasa Jawa Kuno “Bhinneka Tunggal Ika”, yang ditemukan dalam sebuah kitab bertajuk Kitab Sutasoma yang dikarang oleh pujangga di era kerajaan Majapahit pada abad-14 bernama Mpu Tantular.

Bhinneka Tunggal ika yang diartikan sebagai “Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua” kemudian diabadikan sebagai semboyan bangsa Indonesia untuk mengingatkan bahwasanya perbedaan dan multikulturalisme bangsa sejatinya adalah jiwa bagi persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.

Dampak dari Masyarakat Multikultural

Dampak Positif :

  • Memberi ruang bagi masyarakat untuk lebih terbuka dan untuk menjalin hubungan sosial antar kelompok
  • Memberi ikatan terhadap hubungan antar kelompok sosial.
  • Memberi kemungkinan untuk saling berbagi, bersahabat, dan mengembangkan sikap menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada.

Dampak negatif :

  • Masyarakat menjadi rentan terhadap konflik.
  • Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu pandangan yang merasa budaya sendiri paling baik dan meremehkan budaya lainnya.
  • Munculnya sikap fanatisme dan ekstrimisme
  • Solidaritas yang kuat hanya untuk kelompoknya sendiri
  • Adanya politik aliran yang mengutamakan kelompok politiknya sendiri.