Suatu perusahaan terkadang membutuhkan dana yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan operasional atau untuk pengembangan usaha. Berhutang adalah solusi cepat untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan melalui pihak ketiga sebagai penyedia dana.
Pengertian Pasiva
Pasiva adalah suatu pengorbanan finansial yang dilakukan perusahaan di waktu mendatang dengan pihak ketiga karena adanya kegiatan usaha. Pasiva dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kegiatan usaha dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Pelunasan dapat berupa uang, jasa atau barang.
Jenis Pasiva
Jenis pasiva berdasarkan jangka waktu dibagi menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang
- Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities)
Hutang jangka pendek adalah hutang yang diharapkan dapat dilunasi kurang dari satu siklus operasional normal perusahaan yakni satu tahun. Pembayaran hutang dilakukan secara lunas dan tidak menggunakan jaminan.
Dalam sistem perpajakan di Indonesia, periode pembukuan akuntansi yang digunakan dimulai dari bulan Januari dan ditutup pada bulan Desember. Mari kita simak jenis-jenis hutang jangka pendek
1. Hutang Dagang (Account Payable)
Hutang ini muncul dalam kegiatan normal operasional perusahaan seperti pembelian barang-barang produksi. Saat membeli, perusahaan tidak membayar secara langsung namun dibayar dengan sistem kredit.
2. Hutang Pajak (Tax Payable)
Ketika perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen maka pajak pertambahan nilai atas barang dan jasa yang dijual (PPN Keluaran) akan dipungut dari konsumen. Sebelum PPN Keluaran disetorkan maka dana yang terkumpul disebut sebagai hutang pajak.
3. Hutang Biaya yang Harus Dibayar (Accrued Interest Payable)
Beban yang telah telah terjadi namun belum dibayarkan sehingga menjadi hutang perusahaan yang akan segera dilunasi. Contohnya beban gaji.
4. Hutang Wesel Bayar Jangka Pendek (Short Term Notes Payable)
Hutang ini muncul ketika perusahaan membeli barang dagangan atau aset lainnya, meminjam dana atau mengganti hutang dagang yang telah jatuh tempo tetapi tidak dapat dibayarkan.
Hutang ini melibatkan suatu bukti yang tertulis. Terdapat istilah wesel bayar diskonto dimana wesel bayar ini tidak menyebutkan besarnya bunga secara eksplisit.
5. Hutang Gaji (Salaries Payable)
Terdapat kewajiban perusahaan untuk memberikan gaji kepada karyawan namun perusahaan belum bisa membayar sehingga menjadi hutang perusahaan.
6. Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenue)
Pendapatan yang diterima walaupun belum terjadi transaksi penyerahan barang atau jasa. Contohnya ketika seorang montir bengkel yang belum bekerja tetapi sudah dibayar oleh pelanggan yang ingin memperbaiki motornya. Nantinya hutang ini akan diakui sebagai pendapatan setelah realisasi kerja terjadi.
7. Kewajiban Kontingensi (Contingent Liabilities)
Kewajiban yang muncul jika suatu peristiwa akan terjadi di masa depan. Contonya adalah garansi produk.
8. Hutang Dividen (Dividens Payable)
Perusahaan yang menawarkan saham secara terbuka akan membagikan dividen kepada para pemegang saham secara rutin. Dividen dibagikan setidaknya setahun sekali atau tergantung keuntungan yang diperoleh. Sebelum dibagikan, dividen tergolong sebagai hutang jangka pendek.
- Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dan dilunasi dalam tempo waktu yang relatif lama atau ebih dari satu tahun.
Terdapat aset atau harta yang dijadikan jaminan. Pembayaran hutang dilakukan secara cicilan atau berjangka dengan bunga yang disepakati bersama. Uang yang dipinjam berasal dari lembaga keuangan atau penyedia hutang jangka panjang.
1. Hutang Bank
Hutang yang dilakukan oleh perusahaan yang dananya didapatkan dari suatu bank sebagai pinjaman modal usaha.
2. Hutang Wesel Bayar Jangka Panjang
Konsep hutang ini tidak berbeda dengan wesel jangka pendek hanya memiliki jangka waktu lebih panjang. Nilai angsuran terdiri dari angsuran bunga dan pokok pinjaman dengan nilai yang tidak sama.
3. Hutang Obligasi (Bond Payable)
Hutang yang pinjamannya diberikan menggunakan surat-surat berharga obligasi. Nominal dan perjanjian hutang dituliskan dalam surat obligasi.
4. Hutang Hipotik (Mortgages Payable)
Hutang dengan jaminan berupa aset tetap dan barang berharga tidak bergerak. Aset tersebut dapat berwujud tanah, bangunan, mesin, hak cipta dan sertifikat tanah.
Apabila peminjam tidak dapat melunasi hutangnya maka penyedia dana dapat menyita aset tersebut. Aset akan dilelang dan hasil penjualannya digunakan untuk melunasi hutang tersebut.
5. Hutan Sewa Dana (Payable Lease)
Hutang dari perusahaan milik asing yang digunakan untuk pembelian aset. Pembayaran dilakukan dengan mengangsur dalam jangka waktu yang panjang.
6. Hutang Berdurasi (Subordinated Loan)
Hutang yang diberikan oleh pemegang saham untuk operasional perusahaan induk yang tidak memilki bunga.
7. Hutang Pemegang Saham (Holding Company Loan)
Hutang yang diberikan oleh perusahaan induk ke perusahaan afiliasi atau anak perusahaan sebagai modal usaha.
8. Pasca Pensiun
Hutang ini dilakukan oleh pemberi kerja yang memiliki kewajiban untuk membayarkan uang pensiun yang diberikan secara berkala. Iuran yang harus disetorkan ke dana pensiun membuat hutang ini termasuk jangka panjang.
9. Perjanjian dengan Pembayaran Angsuran
Periode pembayaran angsuran yang lama membuat perjanjian ini menjadi hutang jangka panjang. Contohnya, cicilan motor yang angsurannya dilakukan lebih dari satu tahun.
Rumus Pasiva
Aktiva = Pasiva
Harta = utang + modal
Pasiva lancar (current liabilities) = penjumlahan seluruh hutang jangka pendek
Pasiva tetap (long term laibilities) = surat utang + pinjaman + kewajiban pajak tertunda