Puisi Lama dan Puisi Baru : Pengertian – Ciri – Jenis

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian puisi adalah karya sastra yang di dalamnya berisi tulisan identik dengan kata – kata indah pada setiap susunan baris dan baitnya.

Manusia dapat menuangkan ide – ide terbaiknya dengan media berupa tulisan sebagai karya sastra. Dalam puisi banyak terkandung dalam majas alegori dan majas aliterasi.

Biasanya penyair atau penulis puisi mengungkapkan curahan hati, kesan bahagia akan suatu peristiwa, kesedihan, ungkapan terhadap seseorang, dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman, cara penulisan puisi berkembang menjadi dua macam yaitu puisi lama dan puisi baru. Berikut ini adalah pengertian puisi lama dan puisi baru beserta jenisnya.

Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan – aturan penulisan yang baku. Aturan tersebut dalam pengertian puisi lama adalah jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan atau rima, banyak suku kata setiap barisnya, dan irama puisi.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian puisi lama adalah puisi yang terpengaruh oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra dan bidal.

Ciri – ciri puisi lama

  • Puisi rakyat yang pengarangnya kerap tidak dikenal,
  • Disampaikan lewat lisan sehingga disebut sastra lisan sehingga sulit diketahui siapa pengarangnya, dan
  • Terikat oleh aturan puisi lama.

Jenis – jenis Puisi Lama

  1. Mantra – Ucapan atau kata – kata yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
  2. Pantun – Puisi yang bersajak a-b-a-b dengan empat baris di setiap baitnya, dan setiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris akhir disebut isi. Pantun dilihat dari isinya berjenis pantun muda – mudi, anak, teka – teki, agama atau nasihat dan pantun jenaka.
  3. Karmina Pengertian karmina merupakan pantun kilat namun pendek, terdiri dari dua baris, baris pertamanya adalah sampiran dan baris keduanya adalah isi.
  4. Seloka – Seloka adalah jenis pantun berkait.
  5. Gurindam – Puisi yang terdiri dari bait – bait dengan jumlah baris hanya dua baris per bait dan berbentuk sajak a-a-a-a. Gurindam biasanya berisi tentang nasihat.
  6. Syair – Puisi yang diadaptasi dari Arab, terdiri dari empat baris setiap baitnya, bersajak a-a-a-a dan berisi nasihat atau cerita.
  7. Talibun – Pantun yang jumlah barisnya terdiri dari enam, delapan atau sepuluh baris sehingga juga dikenal sebagai pantun genap.

Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak lagi terikat dengan aturan – aturan baku dari puisi lama. Pengertian puisi bebas atau puisi baru memiliki tipografi yang lebih luas dan bebas daripada puisi lama dalam baris, pengertian rima dalam puisi atau suku katanya.

Ciri – ciri puisi baru

  • Diketahui nama pengarangnya,
  • Perkembangannya berlangsung secara lisan dan tertulis,
  • Tidak terikat aturan baku,
  • Menggunakan majas yang dinamis, biasanya menceritakan tentang kehidupan,
  • Lebih banyak memakai sajak, pantun dan syair,
  • Bentuknya lebih rapi dan sejajar,
  • Rima akhirnya biasanya teratur,
  • Setiap baris merupakan kesatuan sintaksis,
  • Berbentuk rapi dan simetris,
  • Memiliki persajakan yang teratur di akhir,
  • Pola sajak pantun dan syair,
  • Sebagian besar berupa puisi empat seuntai dan tiap baris terdiri dari sebuah gatra yang tersusun dari dua kata dengan 4-5 suku kata.

Jenis – jenis Puisi Baru

  1. Balada – Merupakan puisi baru yang berisi tentang cerita.
  2. Himne – Puisi baru yang digunakan sebagai bentuk pemujaan terhadap Tuhan, pahlawan atau tanah air.
  3. Ode – Puisi yang dimaksudkan untuk menyanjung orang yang telah berjasa menggunakan nada dan gaya yang anggun. Ode biasanya membahas tentang hal – hal yang mulia.
  4. Epigram – Puisi berupa ajaran atau tuntunan hidup manusia.
  5. Romansa – Adalah puisi yang isinya mengenai luapan perasaan seseorang, terutama penyairnya tentang cinta kasih.
  6. Elegi – Puisi baru yang isinya menggambarkan kesedihan.
  7. Satire – Bentuk puisi baru yang menyindir atau mengkritik.
  8. Distikon – Sebuah puisi yang setiap baitnya terdiri dari dua baris atau disebut puisi dua seuntai.
  9. Terzinaa – Jenis puisi baru ini hampir sama dengan Distikon, yaitu terdiri dari tiga baris setiap baitnya atau disebut juga dengan puisi tiga seuntai.
  10. Kuatrain – Jenis puisi baru ini juga mirip dengan Distikon dan Terzinaa, terdiri dari empat baris setiap bait dan disebut puisi empat seuntai.
  11. Kuint – Puisi baru yang mirip dengan ketiga jenis puisi diatas terdiri dari lima baris setiap bait dan disebut puisi lima seuntai.
  12. Sektet – Puisi baru yang terdiri dari enam baris setiap baitnya dan disebut puisi enam seuntai.
  13. Septime – Terdiri dari tujuh baris dalam setiap baitnya dan disebut puisi tujuh seuntai.
  14. Oktaf/Stanza– Terdiri dari delapan baris dalam setiap bait dan disebut puisi delapan seuntai.
  15. Soneta – Jenis puisi baru yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi menjadi 2, 2 bait pertama masing – masing terbagi lagi menjadi 4 baris dan 2 bait kedua masing – masing tiga baris.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian puisi lama dan puisi baru beserta ciri dan jenisnya yang dibahas dengan sangat jelas, padat, dan singkat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn