Sejarah

6 Peristiwa Penting Selama Perang Dingin yang Perlu diketahui

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perang Dingin melibatkan antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlangsung selama 46 tahun yakni sejak tahun 1945 sampai dengan 1991. Perang yang disebabkan oleh perbedaan ideologi ini menyebabkan berbagai peristiwa-peristiwa penting yang bahkan melibatkan negara lain. Berikut ini adalah berbagai peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi selama Perang Dingin. 

1. Perang Saudara Yunani 

Salah satu faktor penyebab memanasnya hubungan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat adalah karena perbedaan ideologi yang sangat kontras dimana AS menganut paham kapitalisme sedangkan Uni Soviet menganut komunisme. Kedua paham ini disebarluaskan dan ditanamkan di negara-negara yang baru saja merdeka sehingga tak jarang membuat perselisihan di dalam negara tersebut atau dikenal dengan istilah perang saudara. 

Salah satu perang saudara yang paling awal terjadi akibat adanya Perang Dingin adalah Perang Saudara Yunani yang berlangsung pada tahun 1946 sampai 1949. Perang ini melibatkan antara pemerintahan Yunani mendapat dukungan dari Blok Barat yakni Amerika Serikat dan Inggris dan Tentara Demokratik Yunani, cabang militer dari Partai Komunis Yunani (KKE) yang mendapat pengaruh dari Uni Soviet. 

Perang ini sudah dimulai sejak tahun 1942–1943 dimana muncul berbagai macam kelompok berbeda sebagai bentuk perlawanan afiliasi politik. Salah satunya adalah Front Pembebasan Nasional (EAM) yang dipimpin oleh Partai Komunis.

Perang ini berlangsung dalam beberapa tahap dimana tahap pertama terjadi di musim gugur (1943–1944) menghasilkan pembentukan pemerintah persatuan nasional yang meliputi enam menteri EAM. Tahap kedua terjadi pada akhir tahun 1944 yang menghasilkan pasukan EAM menguasai sebagian Yunani namun berhasil dikalahkan oleh fraksi kanan.

Tahap ketiga adalah puncak dari peperangan yang terjadi sepanjang tahun 1946 sampai 1949. Pada akhirnya perang saudara ini dimenangkan oleh fraksi kanan yang didukung oleh Amerika Serikat dan menghasilkan bergabungnya Yunani dengan NATO. 

2. Perang Saudara Tiongkok

Tak hanya di Yunani kelompok komunis di Tiongkok China juga tumbuh subur selama masa Perang Dingin. Adanya kelompok Partai Komunis China ini menyebabkan perang saudara yang berlangsung sejak tahun 1927 sampai dengan 1950 dengan melibatkan pasukan pendukung pemerintah Republik Tiongkok pimpinan Kuomintang (KMT) dengan pasukan yang loyal kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT). 

Meski berseberangan namun kedua kubu ini sempat bersatu pada tahun 1937 demi mencegah meluasnya invasi Jepang di daratan Tiongkok. Bentrok keduanya kembali terjadi pada tahun 1946 setelah berhasil mengusir Jepang. Puncak dari perang saudara ini terjadi pada tahun 1950 yakni gencatan senjata militer secara besar-besaran dan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang mengendalikan Tiongkok daratan yang mana Hainan masuk sebagai wilayahnya dan yurisdiksi Republik Tiongkok terbatas di Taiwan, Penghu, Kinmen, Matsu dan beberapa pulau terpencil. 

Tak hanya berdirinya RRC, hasil lainnya yang dicapai adalah dibentuknya Republik Tiongkok di Taiwan. Kedua pemerintahan ini mengklaim sebagai pemerintahan yang sah di Tiongkok. Hingga saat ini tidak ada perjanjian damai secara resmi sehingga tidak diketahui secara pasti bagaimana dan kapan berakhirnya Perang Saudara Tiongkok ini. 

3. Perang Korea

Sebagian dari kalian mungkin sudah mengetahui bahwa hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara tidak begitu baik. Hal tersebut adalah buntut panjang dari Perang Korea pada tahun 1950–1953. Dalam sejarah internasional perang ini disebut juga sebagai Perang Proksi atau Proxy War yaitu perang yang melibatkan Amerika Serikat dengan sekutunya dan komunis Republik Rakyat Tiongkok. 

Agustus tahun 1945 sesuai dengan janjinya Amerika Serikat dan Uni Soviet membebaskan Korea dari pendudukan Jepang. Tanggal 9 Agustus 1945 Pasukan Merah berhasil menduduki Korea bagian utara dan mengusir Jepang. Pada bulan berikutnya Letnan Jenderal John R. Hodge dari Amerika Serikat tiba di Incheon untuk mengambil wilayah Jepang di Korea bagian Selatan. 

Dengan begitu kedua blok berbeda paham ini memiliki kontrol penuh di Korea sehingga muncul berbagai pergolakan antar masyarakat utara dan selatan. Pada Desember tahun 1945 tanpa melibatkannya, Korea melalui Komisi Bersama AS-Uni Soviet menyetujui Konferensi Menteri Luar Negeri Moskwa menyetujui bahwa negaranya akan merdeka setelah 5 tahun berada dibawah kekuasaan dewan perwalian. Rakyat Korea marah dan ingin menjadi negara yang merdeka tanpa pengaruh dari negara asing lainnya. 

Hal tersebut memicu bentrok antar rakyat Korea bagian selatan yang menghendaki negara demokrasi sedangkan rakyat Korea bagian utara menghendaki komunisme. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus tahun 1948 Syngman Rhee  ditunjuk sebagai presiden dan mendeklarasikan kemerdekaan Korea Selatan. Sementara itu rakyat yang berada di sayap kiri mendirikan pemerintahan sendiri di Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Il Sung. 

4. Krisis Rudal Kuba

Krisis Kuba adalah dampak dari ketegangan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Peristiwa yang terjadi 16 Oktober 1962 hingga 20 November 1962 ini bermula ketika Amerika Serikat tertangkap basah mendanai serangan di Teluk Babi Kuba yang merupakan negara komunis. Kuba yang saat itu berada di bawah pemimpin Fidel Castro ini merupakan sekutu dari Soviet sejak tahun 1959. 

Pada masa ini kedua negara sama sama meningkatkan senjata nuklir mereka. Presiden John F. Kennedy mengatakan bahwa AS memblokade Laut di sekitar Kuba dan siap mengerahkan seluruh kekuatan militernya untuk menetralisir ancaman. Sementara itu pimpinan Uni Soviet Nikita Khrushchev mengatakan setiap serangan yang diluncurkan kepada Kuba adalah tindakan perang. 

Uni Soviet menempatkan rudal-rudalnya di Kuba pada 22 Oktober 1962. Rudal-rudal tersebut memiliki kekuatan yang besar bahkan mampu meluluhlantakkan sebuah kota besar dalam waktu singkat. Atas tindakannya J.F Kennedy secara terbuka memaksa Soviet untuk menarik rudal-rudal tersebut.

Kurun waktu beberapa minggu ini lah yang dikenal sebagai Krisis Rudal Kuba.  Meski negosiasi berjalan dengan sulit namun pada akhirnya 28 Oktober 1962 Khruschev bersedia menarik rudalnya sementara itu AS berjanji tidak akan menyerang Kuba. 

5. Pembangunan Tembok Berlin

Berlin adalah sebuah kota yang berada di Jerman dimana terdapat sebuah tembok yang memisahkan antara Berlin Barat dan Berlin Timur. Tembok yang terbuat dari beton ini  dirikan pada tanggal 3 Agustus 1961 sebagai akibat dari ketegangan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Di sepanjang tembok ini terdapat pos penjagaan dan daerah terlarang yang penuh dengan ranjau sehingga tidak ada kendaraan yang bisa menyebrang. 

Menurut Blok Timur tembok yang disebut sebagai Benteng Proteksi ini berfungsi untuk mencegah pengaruh-pengaruh fasis yang berpotensi menimbulkan pemberontakan dan mencegah warga Jerman Timur pindah ke Barat. Sementara itu Willy Brand dari pihak Jerman Barat menyebut tembok ini sebagai “Tembok Memalukan” karena membatasi pergerakan penduduknya. 

Saat ini tembok yang kerap diberi istilah “Tirai Besi” ini sudah tinggal reruntuhan saja semenjak kejatuhan Uni Soviet. Penghancuran tembok pembatas Eropa Barat dan Eropa Timur ini dimulai sejak Oktober 1990 melalui Reunifikasi Jerman. 

6. Rencana Marshall 

Rencana Marshal atau Marshall Plan adalah bentuk kebijakan ekonomi dalam skala besar yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk periode 1947 – 1951. Tujuan dari diadakannya kebijakan yang dikeluarkan oleh Marshall ini adalah untuk memulihkan keadaan ekonomi di negara Eropa pasca Perang Dunia II

Marshall melalui Badan Kerjasama Ekonomi (ECA) memberikan bantuan dana sebesar 13 Miliar dolar AS. Rencana awal, kebijakan ini berlaku sampai dengan tahun 1953 namun terhalang oleh biaya Perang Korea yang memakan dana sangat besar. Selain untuk membantu, Kebijakan ini juga bertujuan untuk memperkuat pengaruh Amerika Serikat di Eropa Barat. Namun pada pelaksanaannya tidak hanya negara Eropa saja yang mendapatkan dana bantuan namun juga beberapa negara di Asia yang terdampak PD II.