6 Susunan Realitas Sosial Menurut Soerjono Soekanto yang Perlu Diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Realitas sosial dapat dimaknai sebagai kejadian sosial yang ada dan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya, terdapat kelompok masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan sulit memperoleh akses kesehatan serta pendidikan yang berkualitas baik.

Salah satu tokoh sosiologi Emile Durkheim, berpendapat bahwa realitas sosial merupakan fakta sosial, yang artinya yaitu berbagai cara dalam bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berasal dari suatu pengaruh yang begitu kuat dari luar diri individu. Selain itu, fakta sosial bersifat memaksa dan bisa mengontrol individu, serta tidak berdasarkan kemauan pribadi individu.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat enam susunan realitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Interaksi Sosial

Setiadi dan Kolip memiliki definisi bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok. Interaksi sosial dilakukan secara timbal balik (ada aksi dan reaksi) yang digambarkan dalam bentuk tindakan / perilaku.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terwujud jika tidak memenuhi dua syarat, yaitu pertama adanya kontak sosial dan kedua adanya komunikasi.

Kontak sosial dapat terjadi apabila terdapat dua individu atau lebih yang saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, komunikasi terjadi jika individu memberikan penjelasan pada perilaku orang lain yang disampaikan dalam bentuk pembicaraan, gerakan dan perasaan yang akan disampaikan.

Adapun contoh interaksi sosial yaitu;

  • Yasmin sedang menanyakan kabar Ayra yang sedang menempuh pendidikan di luar luar negeri melalui aplikasi video call.
  • Dian dan Shahnaz saling melambaikan tangan ketika akan pulang ke rumah masing-masing.
  • Tim olimpiade sosiologi SMA Diponegoro bertanding dengan tim olimpiade SMA Soedirman di babak final.
  • Zahra belajar memasak rendang dengan Ibu di dapur.
  • Kemal meminta bantuan kakak laki-lakinya dalam mengerjakan tugas sekolah.

2. Kebudayaan

Menurut Bapak antropologi Indonesia yakni Koentjaraningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.

Secara sosiologis, kebudayaan dimaknai sebagai hasil interaksi antaranggota masyarakat yang sifatnya turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya yang dipelajari melalui proses sosialisasi.

Kebudayaan terkadang cenderung bersifat represif atau memaksa sehingga memiliki sanksi-sanksi yang tegas. Hal ini dikarenakan kebudayaan memiliki berbagai peranan dan kepentingan, salah satunya yaitu untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib.

Contoh kebudayaan dalam sosiologi yaitu bahasa daerah, adat istiadat dalam pernikahan, dan kebiasaan masyarakat pedesaan pada bulan ramadan.

3. Nilai dan Norma Sosial

Nilai sosial diartikan sebagai hasil dari proses interaksi yang terbentuk karena adanya berbagai kebutuhan dari setiap individu dalam masyarakat. Nilai sosial juga bersifat abstrak, maksudnya nilai sosial tidak dapat dilihat atau diraba melainkan dapat dirasakan sebagai suatu aspek yang penting dan berguna bagi anggota masyarakat.

Nilai sosial memiliki beberapa peran atau fungsi dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain;

  • Sebagai petunjuk arah dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Dapat memberikan individu dorongan (motivasi) dalam bersikap dan berperilaku.
  • Membangun solidaritas atau kekompakkan dalam masyarakat.
  • Membentuk sikap independen dan konsisten dalam menjalankan status dan peran sosial.

Selanjutnya yaitu norma sosial, memiliki makna sebagai seperangkat aturan berisi perintah atau larangan yang diputuskan berlandaskan persetujuan bersama dan digunakan sebagai patokan bertingkah laku dalam masyarakat.

Fungsi norma sosial dalam masyarakat yaitu sebagai sistem kontrol sosial, sebagai instrumen untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan masyarakat, serta sebagai acuan bersikap dalam masyarakat.

4. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan salah satu bentuk dari struktur sosial yang ada dalam masyarakat selain diferensiasi sosial. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan pembedaan atau penggolongan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu secara berjenjang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Pada umumnya, tolak ukur yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan sosial secara vertikal yaitu kekayaan (ekonomi) , kehormatan (status sosial), kekuasaan (politik), dan ilmu pengetahuan (pendidikan).

Contohnya, dalam kehidupan masyarakat terdapat keluarga yang mempunyai gaya hidup mewah dengan mengisi waktu liburan dengan berwisata ke luar negeri, sepeti Eropa dan Amerika. Sementara itu, ada keluarga yang berasal dari kelas menengah ke bawah yang hidup sederhana dengan mengisi waktu liburan hanya berkumpul bersama keluarga di rumah.

5. Status dan Peran Sosial

Status sosial dan peran sosial saling berkaitan erat sehingga tidak dapat dipisahkan. Misalnya, Andi memiliki status sebagai guru SD, maka ia harus mejalankan berbagai kewajiban di sekolah seperti mengajar, membuat rancangan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

Jadi, status sosial dapat diartikan sebagai kedudukan atau jabatan yang disandang individu dalam masyarakat. Sementara itu, peran sosial adalah perilaku atau tindakan yang diinginkan oleh masyarakat dari individu sesuai dengan kedudukan yang dimiliki.

Pada umumnya, status sosial dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai barikut:

  • Ascribed status, yaitu kedudukan yang didapatkan individu melalui kelahiran atau keturunan. Misalnya, gelar bangsawan dan putra mahkota sebuah kerajaan di Eropa.
  • Achieved status, yaitu kedudukan yang diraih individu melalui kerja keras dengan berbagai yang telah dilakukan. Contonya, gelar sarjana diperoleh karena telah menyelesaikan studi S1.
  • Assigned status, suatu kelompok atau golongan (umumnya pemerintah) memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada individu yang telah berjasa dan berkontribusi untuk kepentingan masyarakat. Salah satu contoh assigned status adalah gelar kerhormatan kerajaan Inggris. 

6. Perubahan Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku individu atau kelompok di masyarakat.

Salah satu faktor pendukung atau pendorong proses perubahan sosial yaitu adanya pengaruh kebudayaan asing. Perkembangan zaman memengaruhi pola perilaku masyarakat, misalnya pada pilihan jenis seni tari yang dipelajari. Fenomena ini dapat ditunjukkan dengan keinginan masyarakat untuk belajar jenis tari yang berasal dari luar negeri seperti salsa dan ballet daripada belajar jenis tari tradisional.

Perubahan selera tersebut tidak terlepas dari imbas pengaruh kontak dengan kebudayaan asing. Masyarakat cenderung memilih jenis tari yang berasal dari luar negeri karena dinilai lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Situasi ini mendorong seniman dari luar negeri memanfaatkan peluang untuk mendirikan sanggar atau studio tari di Indonesia.

Sebagai salah satu susunan realitas sosial, perubahan sosial juga memiliki berbagai dampak positif terhadap kehidupan masyarakat. Dampak positif perubahan sosial tersebut mengarah pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa dampak positif perubahan sosial yaitu:

  • Membangun integrasi (persatuan) sosial dalam masyarakat.
  • Kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan, seperti adanya penemuan baru di bidang kesehatan.
  • Memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan menggali informasi.
  • Meningkatnya kesejahteraan dan kerharmonisan dalam masyarakat.
  • Terdapat nilai dan norma sosial baru yang sesuai perkembangan masyarakat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn