Taman Nasional Gunung Halimun Salak

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Taman Nasional merupakan sebuah kawasan yang digunakan untuk pelestarian alam. Di dalamnya terdapat ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi dengan tujuan untuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Sebagai negara tropis yang didominasi wilayah kehutanan dengan beragam flora dan fauna, Indonesia memiliki 51 taman nasional. Salah satu contohnya adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Taman ini diberi nama Halimun Salak karena kawasannya berada di antara dua puncak gunung tertinggi, yakni Gunung Halimun dan Gunung Salak. Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau disingkat TNGHS ini, berada di Provinsi Jawa Barat, dengan luas wilayah sekitar 113.357 hektar dan berstatus hutan lindung.

Karena diapit oleh dua gunung, tak heran jika taman ini begitu sejuk dan memiliki pemandangan alam yang menakjubkan. Tempat ini juga menyediakan berbagai destinasi wisata dengan keragaman flora dan fauna di dalamnya.

Sejarah Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Wilayah yang sekarang menjadi taman nasional ini, mulanya adalah sebuah cagar alam. Letaknya pun hanya di kawasan Gunung Halimun. Di tanggal 28 Februari 1992, cagar alam ini diajukan sebagai Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH), melalui SK Menteri Kehutanan No. 282/Kpts-II/1992.

Pengajuan ini baru diterima 5 tahun setelahnya, yakni pada 23 Mare 1997. Saat itu, Gunung Halimun diresmikan sebagai sebuah taman nasional yang dilindungi pemerintah.

Pada masa itu, kawasan sekitar Gunung Halimun seperti Gunung Salak dan Gunung Endut, dijadikan sebagai hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Lalu kedua gunung tersebut diganti statusnya menjadi hutan konservasi.

DI tahun 2003, pemerintah mulai mengkhawatirkan terjadinya kerusakan sumber daya alam hutan. Maka dari itu, di tahun tersebut, Gunung Salak dan Gunung Endut disatukan dengan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun.

Dari penyatuan tersebut, akhirnya pemerintah mengeluarkan SK Menteri Kehutanan No. 175/Kpts-II/2003, pada 10 Juni 2003. Surat tersebut berisi tentang peresmian digabungkannya Taman Nasional Gunung Halimun, Gunung Salak dan Gunung Endut dengan nama Taman Naasional Gunung Halimun Salak, yang memiliki luas 113.357 hektar.

Kondisi Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Kondisi alam yang ada di taman ini dapat dijelaskan melalui tiga pembagian, yaitu:

1. Letak dan Topografi

Taman Nasional Gunung Halimun Salak terletak di 3 kabupaten dan 2 provinsi, yaitu Kabupaten Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat, serta Kabupaten Lebak di Banten. Dalam hal geografis, taman ini berada pada 106°21’ – 106°38’ Bujur Timur dan 6°21’ – 6°53’ Lintang Selatan.

Bentuk topografi di taman ini berupa perbukitan dan pegunungan dengan tinggi 500-2.211 mdpl. Kemiringan bukit dan gunungnya pun berada pada 25%-65%. Dalam segi ketinggiannya, taman nasional ini terbagi menjadi tiga, yakni:

  • 20% wilayah berketinggian 500-1.200 mdpl
  • 65% wilayah berketinggian 1.200-1.400 mdpl
  • 15% wilayah berketinggian 1.400-2.211 mdpl

Seperti yang disebut di atas, Taman Nasional Gunung Halimun Salak terdiri dari pegunungan. Puncak gunung yang ada di taman ini, antara lain ialah:

  • Gunung Halimun Utara dengan tinggi 1.929 mdpl
  • Gunung Ciawitali dengan tinggi 1.530 mdpl
  • Gunung Kencana dengan tinggi 1.831 mdpl
  • Gunung Botol dengan tinggi 1.850 mdpl
  • Gunung Sanggabuana dengan tinggi 1.920 mdpl
  • Gunung Kendeng Selatan dengan tinggi 1.680 mdpl
  • Gungung Halimun Selatan dengan tinggi 1.758 mdpl
  • Gunung Endut (timur) dengan tinggi 1.471 mdpl
  • Gunung Sumbul dengan tinggi 1.926 mdpl
  • Gunung Salak (puncak perama dengan ketinggian 2.211 mdpl, dan puncak kedua setinggi 2.180 mdpl)

2. Iklim dan Hidrologi

Taman Nasional Gunung Halimun Salak memiliki curah hujan sebesar 4000-6000 mm per tahun, dengan suhu bulanan mencapai 19,7-31,8 derajat Celcius. Taman ini memiliki kelsembaban udara setinggi 88%.

Dalam hal hidrologi, taman nasional ini merupakan sumber air yang memiliki peran amat penting bagi wilayah di sekitarnya. Terdapat kurang lebih 115 anak sungai yang hulunya berada di kawasan taman ini, seperti Sungai Ciberang, Sungai Cidurian, Sungai Cisadane, dan lainnya.

3. Ekosistem

Taman Nasional Gunung Halimun Salak terbagi menjadi tiga jenis ekosistem. Di antaranya adalah zona perbukitan yang berupa hutan dataran rendah dengan ketinggian 900-1.150 mdpl. Lalu ada zona hutan pegunungan bawah yang tingginya sekitar 1.050-1.400 metr. Terakhir ada zona hutan pegunungan, dengan tinggi lebih dari 1.500 mdpl.

Flora dan Fauna Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Sebagai taman nasional yang dilindungi resmi oleh pemerintah, tentu di dalam taman ini ada flora dan fauna yang terjaga dengan baik dan hidup di TNGHS. Berikut penjelasan keduanya.

1. Flora

Sebagai wilayah yang didominasi hutan, tentu jumlah spesies flora di taman ini sangat tinggi. Di TNGHS ada lebih dari 500 spesies tumbuhan dari 266 genus dan 93 suku.

Jenis flora yang terdapat di taman ini berupa Altingia Excelsa (Rasamala), Amorphopallus Titanium (Bunga Bangkai), Asplenium Nidus (Pakis Sarang Burung), Castanopsis Javanica (Riung Anak), Schima Wallichii (Puspa), dan Podocarus Nerifolius (Kiputri). Taman ini juga memiliki 13 spesies rotan, 12 spesies bambu, 258 spesies anggrek dan berbagai jenis lumut

2. Fauna

Taman Nasional Gunung Halimun Salak memiliki 61 jenis mamalia, 244 spesies burung, 27 jenis amfibi, 50 jenis reptil dan 31 spesies ikan yang hidup dan dilindungi keberadaannya. Di dalamnya juga terdapat beberapa spesies yang hampir punah, seperti Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, Kukang dan Kucing Hutan.

Taman ini juga menjadi tempat konservasi burung endemik, seerti Gelatik Jawa, Elang Jawa, Celepuk Jawa, Ciung-Mungkal Jawa, dan Luntur Jawa.

Ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Ekositem yang ada di taman in, dilihat berdasarkan ketinggiannya. Maka dari itu, ada tiga jenis ekosiste yang terdapa di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, yaitu:

1. Zona Hutan Hujan Dataran Rendah (Collin)

Karena berada di dataran rendah, zona ini terletak di ketinggian 500-1000 mdpl dengan kondisi hutan sekunder. Flora yang tumbuh di zona ini ialah tanaman bawah atau pohon pionir, seperti Manggong, Kareumbi dan Cangcaratan.

2. Zona Hutan Sub Montana

Zona ini berada d atas zona Collin, yakni pada ketinggian 1000-1.500 mdpl. Salah satu keunikan di zona ini ialah, terdapat banyak keragaman hayati di dalamnya. Contoh floranya seperti Puspa, Rasamala, Suren, Pasang/Oak, bahkan 75 jenis anggrek.

3. Zona Hutan Montana

Ini adalah ekosistem yang berada di tahta tertinggi pegunungan, yakni terletak di atas ketinggian 1.500 mdpl. Flora yang tumbuh di tempat ini cenderung sedikit dan didominasi oleh keluarga Fagaceae. Hal tersebut meliputi tumbuhan Pasang/Oak, Jamuju dan Kiputri.

Destinasi Wisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Sebagai taman nasional yang memiliki fungsi rekreasi, tentunya taman ini juga memiliki beragam destinasi wisata yang dapat disinggahi masyarakat. Destinasi tersebut di antaranya adalah:

  1. Pendakian Puncak Gunung. Taman ini memiliki beberapa puncak gunung yang dapat dikunjungi dengan berbekal surat izin. Gunung yang boleh didaki seperti Gunung Halimun Utara/Selatan, Puncak Gunung Salak 1 dan 2, Gunung Sanggabuana dan Gunung Botol.
  2. Kawah Ratu. Destinasi yang satu ini terletak di lereng Puncak Gunung Salak 1 dan boleh dikunjungi warga.
  3. Curug /Air Terjun. Taman nasional ini setidaknya memiliki delapan curug cantik yang dapat menjadi pilihan rekreasi.
  4. Gunung Batu. Sesuai namanya, gunung ini terdiri atau terbentuk dari dinding-dinding batu. Gunung ini juga dipercaya memiliki kekuatan spiritual.
  5. Kebun Teh Nirmala. Ini adalah kbun teh yang menjadi warisan Belanda zaman dahulu. Uniknya, di tengah kebun ini terdapat hamparan bunga mawar yang cantik nan indah.
  6. Bumi Perkemahan. Kurang puas rasanya jika berkunjung ke taman nasional tetapi tidak berkemah di dalamnya. Maka taman ini menyediakan spot kemah untuk pengunjung yang berkenan.
  7. Candi Cibedug. Ini adalah candi yang berukuran cukup kecil yang merupakan peinggalan kerajaan Jawa Barat.
  8. Canopy Trail. Ini adalah jembatan gantung yang memiliki panjang 125 meter dengan lebar 0,6 meter dan berada di ketinggian 20-25 meter di atas tanah.
  9. Loop Trail dan Wisata Tamu Citalahab. Taman ini menyediakan jalur setapak sepanjang 3,8 km yang mengarah ke wisma dan home stay berada. Jalannya cukup aman dengan papan penunjuk jalan yang jelas. Selain itu, pengunjung dapat melihat langsung keanekaragaman flora dan fauna di taman ini saat melewati loop trail.
  10. Stasiun Penelitian dan Wisma Penelitian Cikaniki. Ini merupakan tempat yang berada di hutan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Sesuai dengan namanya, tempat ini bertujuan untuk penelitian dan kunjungan ekowisata. Untuk masuk ke sini, pengunjungnya dibatasi hanya 20 orang.
fbWhatsappTwitterLinkedIn