Daftar isi
David Ricardo adalah seorang ekonom klasik yang berasal dari abad ke-18. Ia mengembangkan beberapa teori utama yang memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi. Bersama dengan para ekonom lainnya, ia menemukan hukum keuntungan marjinal yang semakin berkurang.
Selain itu, salah satu karya terkenalnya adalah Prinsip Ekonomi Politik dan Perpajakan. David lahir pada tahun 1772 dan memiliki sekitar 17 orang saudara. Sejak berusia 14 tahun, ia telah bekerja dengan ayahnya menjadi seorang pialang saham.
Namun, saat menginjak umur 21 tahun ia tidak dianggap oleh sang ayah karena menikah di luar agamanya. Bukan hanya seorang ekonom, David Ricardo rupanya pernah menjabat sebagai seorang parlemen dengan cara membeli kursi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kegiatan ekonomi yang bersamaan dengan adanya peningkatan jumlah barang dan jasa. teori pertumbuhan ekonomi. Banyak para ahli ekonom yang menjelaskan David Ricardo memberikan pemahamannya mengenai pertumbuhan ekonomi. Untuk menjelaskan hal tersebut, ia juga memberikan beberapa teori pendukung.
Menurut David Ricardo, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh tingkat pertumbuhan penduduk di negara tersebut. Jika suatu negara mengalami pertumbuhan penduduk, maka jumlah tenaga kerja pun mengalami pertambahan. Hal ini akan membuat upah menurun dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan.
Contohnya seperti di Indonesia memiliki upah yang cenderung lebih rendah dibandingkan Singapura. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk di Indonesia lebih cepat sehingga jumlah penduduk melimpah. Dengan memiliki banyak penduduk, maka bukan hal yang susah untuk mecari tenaga kerja. Hal ini membuat upah tenaga kerja di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan di Singapura.
Dengan kelebihan jumlah penduduk membuat tenaga kerja yang membutuhkan perusahaan. Bukan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Itulah mengapa negara ini masih banyak yang mengalami pengangguran. Berbeda dengan negara Singapura yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Oleh karen itu, upah di negara ini lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
Untuk menjelaskan teori pertumbuhan penduduk, David Ricardo juga menjabarkan beberapa teori pendukung sebagai berikut.
1. Teori Keunggulan Komparatif
Teori pendukung dari pertumbuhan ekonomi adalah keberadaan teori keunggulan komparatif. Bahkan teori ini menjadi solusi bagi dampak yang timbul akibat pertumbuhan penduduk yang cepat. Teori keunggulan komparatif mengatakan bahwa setiap negara dapat merasakan manfaat dari perdagangan internasional ketika memfokuskan produksi pada barang-barang yang memiliki biaya peluang produksi yang lebih rendah.
Sekalipun negara tersebut tidak memiliki keunggulan absolut pada prodouksi barang-barang tertentu. Contohnya keuntungan produksi timbal balik dapat terlihat antara kerja sama negara Inggris dan Tiongkok.
Di mana negara Tiongkok akan fokus untuk memproduksi porselen dan juga teh. Sementara itu, Inggris lebih fokus pada produksi suku cadang mesin. Perdagangan Internasional berpatokan pada keunggulan komparatif atau efisiensi relatif daripada keunggulan absolut yang dimiliki.
Suatu barang yang relatif lebih efisien dalam proses produksinya maka memiliki kesempatan besar untuk dijual. Sebab, setiap negara cenderung menjual barang dengan kriteria tersebut. Oleh karena itu, melalui adanya spesialisasi, setiap negara akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan internasional.
Melalui adanya teori keunggulan komparatif, Ricardo menyatakan bahwa kegiatan ekonomi setiap negara harus fokus pada industri yang menjadi unggulan dari negaranya. Di mana produksi barang tersebut harus yang paling menjual secara internasional. Untuk barang-barang yang tidak diproduksi oleh negara, maka negara tersebut harus mengadakan kegiatan perdagangan internasional dengan negara-negara lainnya.
2. Teori Nilai Kerja
Teori nilai kerja merupakan teori yang terkenal dari seorang David Ricardo. Menurut teori nilai kerja, nilai suatu barang dapat diukur dengan cara kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut. Berdasarkan teori ini, biaya tidak dapat disematkan pada imbalan yang dibayarkan pada tenaga kerja.
Biaya dapat disematkan pada total biaya produksi. Contoh dari teori ini adalah jika untuk membuat sebuah meja dibutuhkan waktu dua jam dan waktu membuat kursi dibutuhkan satu jam. Oleh karena itu, satu meja dapat memiliki nilai sama dengan dua kursi.
Hal ini tidak berkaitan dengan berapa biaya per jamnya yang dibutuhkan untuk membuat kursi dan meja. Teori nilai kerja menurut David Ricardo akan menjadi landasan bagi konsep marxisme. Menurut David Ricardo, upah setiap pekerja bergantung pada keperluan subsistensinya yakni kebutuhan minimum yang dibutuhkan oleh pekerja agar dapat bertahan hidup.
Kebutuhan minimum yang dimaksud oleh David Ricardo adalah kebutuhan yang bergantung pada lingkungan serta adat istiadat dari penduduk sekitar. Sebab, standar hidup setiap daerah memiliki perbedaan. Jika standar hidup mengalami peningkatan, maka upah yang haris dibayarkan untuk para pekerja juga harus meningkat.
3. Teori Sewa
David Ricardo merupakan satu-satunya seorang ekonom yang membahas mengenai sewa. Sewa merupakan manfaat yang dirasakan oleh seorang pemilik dikarenakan kepemilikannya bukan perannya dalam berlangsungnya kegiatan produksi.
Teori sewa ini diterapkan pada ekonomi pertanian. Contohnya keuntungan dari naiknya harga padi-padi cenderung dapat diterima oleh pemilik lahan dalam bentuk sewa pertanian yang nantinya dibayarkan oleh para petani.
Namun, teori ini juga digunakan dalam ekonomi politik pada gagasan pencarian rente. Dimana pemilik aset yang mendapatkan benefit dari kebijakan publik yang secara langsung meningkatkan harga sewa memiliki, dan bertindak, insentif untuk mempengaruhi kebijakan publik.
Teori sewa yang digagas oleh David Ricardo berpatokan pada teori Malthus, yakni teori sewa diferensial. Nilai sewa berasal dari adanya perbedaan pada tingkat kesuburan tanah. Ketika tingkat kesuburan suatu tanah semakin menurun, maka sewa diferensial akan naik.
Dampak Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut David Ricardo, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membuat adanya penurunan pada upah dan juga tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh adanya hukum hasil menurun yang berlaku pada sumber daya alam terutama tanah.
Menurutnya, tingkat kesuburan tanah tidak bisa disamakan. Tanah yang lebih subur akan menghasilkan produk yang lebih banyak meskipun memiliki input yang sama. Berbeda dengan tanah yang tidak subur, sekalipun inputnya sama namun outputnya tidak akan sama.
Namun, seiring dengan pertumbuhan penduduk membuat jumlah tanah yang subur semakin langka. Dengan begitu, tanah-tanah yang tidak subur akan digunakan untuk kebutuhan produksi. Akibatnya hasil produksi akan mengalami penurunan dan biaya akan semakin meningkat.
Kenaikan biaya produksi ini akan membuat kenaikan pada harga barang dan juga jasa. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi menurun sehingga upah tenaga kerja pun ikut menurun. Upah tenaga kerja yang menurun sampai ke titik minimum sehingga hanya cukup untuk membiaya kebutuhan hidup saja.
Kondisi inilah yang dinamakan dengan keadaan stagnan. Di mana pertumbuhan ekonomi tidak bisa dicapai. Untuk mengatasi permasalahan ini David Ricardo memberikan sejumlah solusi yakni sebagai berikut:
- Mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk melalui program pemerintah keluarga berencana atau dapat pula dengan meningkatkan pendidikan.
- Meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam rangka meningkatkan kinerja tenaga kerja
- Meningkatkan perdagangan internasional melalui keunggulan komparatif setiap negara untuk memproduksi barang.
Bagi para penganut teori ekonomi klasik, David Ricardo merupakan ahli yang paling menonjol dibandingkan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa David Ricardo merupakan ahli ekonom pertama yang menggunakan analisa dengan menggunakan pendekatan yang bersifat teoritis dan deduktif. Artinya, analisis ini menggunakan hipotesis yang diolah dengan menggunakan pendekatan serta logika.
Di mana kesimpulan akhirnya akan diwujudkan sebagai kerangka analisis teoritis. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh ekonom terdahulu seperti Adam Smith. Ia menggunakan pendekatan yang bersifat empiris serta deduktif.