Tokoh Nasionalisme Mesir Awal Abad ke-19 Masehi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nasionalisme di Mesir muncul pada awal abad ke-19 Masehi. Gerakan nasionalisme Mesir yang bertujuan untuk menumbuhkan sebuah kesadaran kebangsaan dan mendirikan negara di Mesir yang berdaulat. Beberapa peristiwa yang melatar belakangi sebuah pergerakan nasionalisme Mesir, adalah:

  • Jatuhnya kekuatan Kekhilafahan Turki Utsmani
  • Datangnya golongan cendekiawan di pemerintah Mesir
  • Datangnya golongan terpelajar yang membawa ide revolusioner

Dampak pergerakan nasionalisme Mesir yang mempunyai dampak pada munculnya sebuah pemberontakan dan perlawanan rakyat Mesir kepada Inggris dan Turki Utsmani. Pemberontakan Urabi di tahun 1881 yang dipimpin dengan Ahmad Urabi dapat memunculkan sebuah semangat untuk mendirikan negara Mesir.

Di dalam jurnal meredupnya sinar imperium turki utsmani, di abad ke-20 Masehi, datanglah partai politik di Mesir yang dapat membebaskan di Mesir dari sebuah kekuasaan Turki Utsmani dan mengumumkan Uniteral Declaration.

Berikut ini Tokoh nasionalisme Mesir:

1. Muhammad Ali Pasha (1769-1849)

Beliau dikenal sebagai seorang pendiri Mesir modern yang memimpin negara Mesir secara keras. Beliau memipin dari tahun 1805 sampai 1848 dan beliau merupakan seorang sosok pertama yang menggunakan gelar khedive untuk pengganti gelar gubernur.

Beliau berhasil diangkat menjadi gubernur setelah mendapatkan simpati rakyat Mesir setelah mengadu domba kaum mamluk dan kaum Mesir. Selama jabatannya sebagai gubernur, beliau menginginkan Mesir melepaskan dari Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh keturunannya.

Beliau menata kembali masyarakat Mesir dan membangun sebuah militer yang lebih modern. Pada tahun1829, Muhammad Ali membuat undang-undang pidana pertamanya dengan bertujuan untuk bisa mendapat kekuasaan yang lebih kuat, dengan mengubah sebuah sistem hukum di Mesir.

Pemikirannya adalah untuk mendirikan militer bergaya Eropa. Beliau menggunakan beberapa strategi baru untuk memastikan sebuah hal keberhasilan angkatan militernya. Salah satunya dengan mengisolasi sekumpulan tentara baru di lingkungannya ke barak-barak militer.

Para calon tentara diawasi dengan ketat dan diberikan hukuman untuk dapat mendisiplinkan mereka, serta para prajurit diberikan nomor untuk memastikan mereka melakukan tugas dan kerjanya. Pasukan Muhammad Ali digerakan untuk melakukan sebuah kampanye militer ke Arab, Sudan, Yunani, supaya bertempur melawan pasukan Ottoman, dan mengalahkan Suriah.

2. Muhammad Said Pasha (1822-1863)

Beliau merupakan anak dari keempat dari Muhammad Ali Pasha yang memimpin dari tahun 1854-1863. Beliau sejak kecil sudah dilatih dengan ayahnya untuk bertemu dengan konsul-konsul Eropa untuk melatih sebuah kemampuan di dalam bahasanya.

Kebijakannya dikenal untuk mendorong sebuah kepemilikan tanah seorang individu dan dapat mengurangi pengaruh syekh. Beberapa modernisasi di dalam infrastruktur Mesir dan Sudan di tahun 1854, tindakan konsesi tanah pertama untuk terusan suez diberikanlah kepada seorang pengusaha Prancis.

Menentang orang Prancis yang Inggris membangun sebuah kanal dan membujuk Kekaisaran Ottoman untuk menolak izinnya selama dua tahun. Sa’id menandatangani konsesi untuk membangun kanal pada 5 Januari 1856.

Sebuah studi tahun 1886 menggambarkan Sa’id, beliau tampak lebih seperti punggawa Prancis gay daripada penguasa Muslim yang tenang. Beliau mendirikan sebuah pengadilan yang sama dengan Louis XIV.

Beliau melupakan ketenangan yang diperintahkan oleh Nabi, makan malam beserta anggurnya menjadi terkenal karena kelimpahan kekayaan dan keunggulannya. Beliau Menghadapi penekanan dari Eropa untuk menghapuskan penggerebekan budak resmi dari Mesir di Sudan, Sa’id melarang penggerebekan untuk pedagang budak lepas yang mengabaikan keputusannya.

Di bawah pemerintahan beliau, pengaruh para syekh dibatasi, melainkan banyak orang badui kembali melakukan perampokan. Pada tahun 1854, beliau mendirikan Bank mesir dan mendirikan Medjidieh

3. Ismail Pasha (1830-1895)

Beliau memimpin dari tahun 1863-1879. Kebijakannya banyak menghabiskan kas di negara dan mengakibatkan adanya banyak hutang. Hutang-hutang dari luar negeri ini pada akhirnya berdampak kepada kedudukan Inggris di Mesir pada tahun 1982. Kepemimpinan berakhir karena Inggris dan Perancis, Sultan Ottoman Hamid II.

Ismail Pasha ialah al-Khudaiwi atau Khedive merupakan seorang Gubernur mesir pada. Beliau merupakan anak sulung dari ibrahim pasha dan punya hubungan keluarga dengan said pasha. Beliau membuka terusan suez pada 1869, disaat beliau mengalami krisis ekonomi, beliau menjual saham Mesir di Terusan Suez pada 1875. Beliau diberhentikan Sultan abdul hamid ii pada tahun 1879.

4. Tewfik Pasha (1852-1892)

Beliau Memimpin dari 1879-1892, beliau merupakan khedive Mesir di saat fase pertama berkedudukan Inggris di Negara Mesir. Dan pada akhir-akhirnya sebuah kepemimpinan beliau melakukan re-organisasi sistem hukum, dan membentukan majelis umum dan dewan legislatif, serta mempunyai berbagai proyek pertanian dan irigasi.

Beliau juga dikenal sebagai Tawfiq dari Mesir, beliau merupakan penguasa keenam dari dinasti muhammad ali. Dari kehidupan awalnya beliau adalah putra sulung dari khedive ismail dan lahir pada 15 November 1852. Ibunya bernama Putri Shafiq-Nur. Beliau tidak dikirim ke Eropa untuk dididik seperti adiknya, akan tetapi dibesarkan di Negara Mesir.

5. Jamal-Al-Din Al-Afghani (1838-1897)

Beliau merupakan seorang tokoh yang berperanan penting di dalam gerakan Pan-Islamisme, berperang untuk menjadi seorang pencetus dan pemimpin. Jamal-Al-Din secara keras menolak akan pengaruh barat. Dan pada akhirnya beliau disingkirkan ke India pada tahun 1879.

Salah satu sosok terpenting dalam pembaharuan Islam ialah Jamaluddin al-Afghani. Di abad ke-19 adalah awal periode modern untuk umat Islam dihadapkan pada kenyataan bahwa bangsa Barat akan mengalami sebuah kemajuan peradaban yang luar biasa, yang akan mendorong para pemuka agama untuk meningkatkan mutu serta kekuatan sesuai perkembangan baru untuk meraih kembali kejayaannya.

6. Arabi Pasha (1841-1911)

Beliau merupakan seorang tokoh nasionalis Mesir yang memimpin pergerakan di bidang sosial dan politik. Pergerakan sosial dan politik ini memaparkan ketidak puasan bagi rakyat Mesir dengan campur tangan warga asing.

Pada akhirnya, beliau menghabiskan 19 tahun di singkirkan ke pembuangan Sailan setelah beliau memimpin perlawanan tentara Mesir terhadap Inggris. Beliau juga dikenal sebagai Urabi pasha, seorang tokoh nasionalisme pertama yang dikenal di dalam sejarah dunia islam modern.

Beliau dikeluarkan dari ketentaraannya sampai kedatangan Khudawi yaitu gubernur mesir yang mengembalikan beliau ke militer. Beliau memberontak dan memimpin tentara mesir melawan sekutu inggris disaat menginvasi inggris, tetapi beliau kalah dan diadili akhirnya divonis mati.

7. Saad Zaghlul (1859-1927)

Beliau merupakan tokoh politik penting di negara Mesir, beliau merupakan pemimpin salah satu partai politik di Mesir yaitu Partai Al Wafd al Misri yang secara etimologis artinya Delagasi Mesir. Nama yang mencerminkan tujuan ialah kemerdekaan rakyat Mesir.

Beliau pernah belajar di prancis untuk mempelajari hukum barat. Beliau aktif dalam memimpin harian resmi di Kairo, menjadi pengacara, hakim dan menekuni dunia politik. Beliau pernah menjadi Menteri Pendidikan dari tahun 1906-1910, dan menjadi seorang Wakil Ketua DPR (1923) yang bertujuan di dalam dunia politik adalah membatasi kekuasaan otokrasi dari raja muda Khadewi di Mesir dan melepaskan Mesir dari penjajahan oleh negara inggris.

8. Sultan Fuad I (1868-1936)

Deklarasi unilateral 1922 yang memberitakan kemerdekaan Mesir, beliau secara resmi menjadi raja pertama Mesir. Penguasa ke-sembilan Mesir dan Sudan kepada dinasti Muhammad Ali, beliau menjadi sultan di tahun 1917, menggantikan kakaknya Hussein kamel. Beliau mengganti gelar raja untuk sultan disaat Inggris mengakui merdeka Mesir pada tahun 1922.

Inggris mengakhiri protektorat atas negara Mesir dan juga mengakui sebagai negara yang berdaulat pada tanggal 15 Maret 1922, fuad mengeluarkan dekrit mengubah gelarnya dari Sultan Mesir menjadi seorang Raja Mesir. Beliau memperkuat kekuasaan Kerajaan dengan mencabut konstitusi dan menggantinya dengan konstitusi baru yang bertujuan untuk membatasi peran parlemen hanya pada status penasihat.

9. GamaI Abdel Nasser (1918-1970)

Beliau Merupakan salah satu dari dua pemimpin Revolusi di Mesir pada tahun 1952, yang terjadi kudeta terhadap Raja Farouk. Revolusi dimulai di era sebuah pemerintah baru yang dipimpin Nasser dan Muhammad Naguib yang dinamai pemimpin boneka. Pada 23 Juni 1956, beliau resmi terpilih sebagai presiden Mesir.

Gamal Abdul Nasser menjadi calon tunggal di dalam pemilu presiden, ketika dilantik menjadi presiden mesir kedua. Pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser terus membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme.

Menasionalisasikan terusan suez yang mengakibatkan krisis suez yang mengakibatkan negara Mesir berhadapan dengan Israel, Prancis, dan Inggris. Krisis berakhir melalui putusan dunia Internasional yang mengakibatkan keuntungan Mesir, dan resmi berada di kedaulatan mesir.

fbWhatsappTwitterLinkedIn