Daftar isi
Negara adalah suatu kelompok rakyat yang mendiami suatu wilayah dan biasanya akan dipimpin oleh satu orang maupun satu kelompok. Pemimpin tersebut pada umumnya merupakan seorang laki-laki.
Namun bukan berarti perempuan tidak bisa dipilih menjadi seorang pimpinan negara. Berikut ini adalah daftar wanita yang pernah dipercaya untuk menjadi presiden maupun ratu di sebuah negara.
1. Isabel Martínez de Perón
Argentina pada periode 1 Juli 1974 hingga 24 Maret 1976 dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Isabel Martínez de Perón. Hal tersebut menjadi yang pertama di “Negeri Tango” sekaligus di dunia. Wanita yang akrab disapa sebagai Isabel Peron lahir pada 4 Februari 1931 di La Rioja, Argentina.
Sebelum menjadi presiden ia terlebih dahulu terpilih menjadi wakil presiden dari Juan Peron yang mana adalah suaminya sendiri. Setelah wafatnya yang sang suami, ia maju menjadi presiden. Sayangnya selama 2 tahun masa jabatannya, Argentina justru mengalami kekacauan. Kekerasan politik dan pembunuhan terjadi dimana-mana serta ekonomi yang terus menurun.
Masyarakat yang sudah kehilangan kepercayaan mulai mendesak wanita yang dijuluki “Isabelita” agar mundur dari jabatan. Namun ia bersikeras untuk bertahan hingga akhirnya ditangkap sebagai tahanan rumah atas tuduhan korupsi. Ia baru mendapat pengampunan pada tahun 1983 dan bisa kembali ke rumahnya. Namun pada tahun 2007 ia kembali ditangkap atas putusan hakim keran mengizinkan angkatan bersenjata melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama masa kepemimpinannya.
2. Corazon Aquino
Corazon Aquino merupakan seorang wanita yang pernah menjabat sebagai presiden di Filipina sejak 25 Februari 1986 sampai 30 Juni 1992. Ibu negara yang lebih dikenal dengan nama Cory Aquino ini adalah wanita Asia pertama yang berhasil menduduki jabatan presiden.
Nama lengkapnya adalah Maria Corazon Sumulong Cojuangco, ia lahir di provinsi Tarlac pada 25 Januari 1933. Darah politisi memang sudah mengalir di keluarganya bahkan ayah dan ibunya adalah orang yang berpengaruh di negeri “Lumbung Padi”. Sebelum menjabat sebagai presiden perempuan yang dijuluki “Tangan Besi Asia” ini merupakan seorang wali kota, gubernur, dan senator.
Meski seorang wanita, Cory dikenal sebagai sosok pemuda yang cemerlang. Ia bahkan mampu mengakhiri penguasa yang diktator dan berhasil mereformasi pemerintahan Filipina. Selama lebih dari 6 tahun masa jabatannya Cory berhasil menciptakan Filipina yang adil dan damai. Atas pencapaian tersebut ia diberi penghargaan dari 16 universitas Filipina, Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Italia serta penghargaan Martin Luther King Jr. Non-violent Peace Prize, Nobel Award untuk Political Leadership dari United Nations Development Fund for Women, Special Peace Award dan lainnya.
3. Margaret Thatcher
Margaret Thatcher merupakan seorang perempuan pertama yang mampu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris bahkan di Eropa. Ia resmi dilantik pada tahun 1979 dengan masa jabatan hingga tahun 1990. Margaret juga menjadi Perdana Menteri pertama yang berhasil dipilih sebanyak tiga kali berturut-turut. Tak heran jika ia menjadi yang paling lama duduk di kursi jabatan tersebut.
Perempuan dengan nama lengkap Margaret Hilda Roberts lahir pada tanggal 13 Oktober 1925 di Grantham, Lincolnshire. Karir politiknya dimulai sejak ia bergabung menjadi kandidat Konservatif dari Dartford. Pada saat itu Thatcher merupakan kandidat termuda sekaligus perempuan. Ia berhasil menjabat pada tahun 1958 sebagai Konservatif di Finchley. Karir politiknya terus melejit hingga ia berhasil duduk di kursi pemerintahan.
Selama menjabat ia dikenal sebagai sosok yang inovatif, tegas dan tanpa kompromi. Kebijakan politiknya yang paling terkenal adalah kebijakan “Thatcerism” yang mampu meningkatkan ekonomi Inggris. Ketegasan dan kedisiplinannya tersebutlah yang menjadikan Margaret Thatcher dijuluki “The Iron Lady”.
4. Ellen Johnson Sirleaf
Monrovia, Liberia pada 29 Oktober 1938 lahirlah seorang wanita bernama Ellen Johnson Sirleaf. Ia adalah seorang perempuan pertama di Afrika yang berhasil merebut kursi Presiden. Alumni College of West Africa di Monrovia ini menjabat cukup lama yakni 12 tahun dimulai sejak 16 Januari 2006 dan berakhir pada 22 Januari 2018.
Selama berada di bawah kepemimpinan presiden ke 24 Afrika ini berhasil memperoleh jutaan dolar investasi asing serta mendirikan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang bertugas untuk menyelidiki kasus korupsi dan mengatasi diskriminasi etnis. Berkat ia Liberia pada tahun 2010 mampu melunasi hutang-hutangnya dan. Tak hanya memperbaiki ekonomi Liberia, ia juga memperjuangkan hak-hak wanita hingga memperoleh gelar Nobel Perdamaian pada tahun 2011.
5. Cristina Fernández de Kirchner
Argentina kembali dipimpin oleh seorang wanita pada periode 10 Desember 2007 hingga 9 Desember 2015. Kala itu negeri yang terkenal dengan tim sepak bolanya ini dibawah kepresidenan Cristina Fernández de Kirchner yang merupakan wanita kelahiran 19 Februari 1953 di Tolosa, Buenos Aires.
Cristina sebelumnya adalah seorang pengacara dan senator pada pada masa kepresidenan suaminya yaitu Nestor Kircher yang terpilih pada tahun 2003-2007. Berbeda dengan presiden pertama Argentina yakni Isabel Peron yang kerap menuai kontroversi, Cristina justru menuai banyak prestasi.
Beberapa pencapaian Cristina adalah berhasil mengembalikan hubungan Argentina dan IMF setelah bertahun-tahun berseteru, mengatasi permasalahan HAM terutama bagi kaum perempuan dan kaum minoritas, serta bernegosiasi mengenai metode pembayaran hutang negara. Cristina mendapat julukan “Panther Patagonia” dari rakyatnya karena penampilan yang selalu bersemangat dalam setiap pidatonya.
6. Julia Gillard
Australia pada tahun 24 Juni 2010 untuk pertama kalinya memilih seorang wanita untuk menduduki kursi tertinggi pemerintahan atau disebut dengan Perdana Menteri. Wanita tersebut adalah Julia Gillard atau lebih akrab dipanggil sebagai “Gillie”. Awal karir politik dari wanita kelahiran 29 September 1961 di Barry, Britania Raya adalah bergabung sebagai anggota parlemen pada Partai Buruh Australia tahun 1998.
Pemilik nama lengkap Julia Eileen Gillard sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri ia terlebih dahulu menguasai kursi Menteri Bayangan Populasi dan Imigrasi pada tahun 2003. Masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan berakhir pada 27 Juni 2013.
Selama menjabat Gillie meneruskan kebijakan Perdana Menteri sebelumnya yakni Kevin Rudd yang belum terlaksana. Kebijakan tersebut antara lain pengurangan emisi karbon, penerapan sistem pengamanan internet dan penerapan pajak keuntungan industri sumber daya alam.
7. Vigdis Finnbogadottir
Presiden ke-4 Islandia adalah Vigdis Finnbogadottir yang sekaligus menjadi wanita pertama yang berhasil menjadi presiden di Islandia sekaligus di Eropa. Ia lahir di Reykjavík pada 15 April 1930 dan menempuh pendidikan di Reykjavík Junior College.
Selain seorang politikus, Vigdis juga merupakan guru dan aktif dalam bidang kebudayaan. Sosoknya tak hanya terkenal di negaranya sendiri melainkan hingga ke kancah internasional. Hal tersebut karena ia mahir berbagai bahasa dan menguasai banyak budaya-budaya negara lain serta kepiawaiannya dalam berbicara. Vigdis berhasil memimpin Islandia selama 16 tahun yakni sejak 1 Agustus 1980 sampai 1 Agustus 1996. Setelah pensiun, dirinya aktif menjadi duta UNESCO untuk mempromosikan budaya negaranya.
8. Megawati Soekarnoputri
Putri sulung dari bapak proklamator sekaligus presiden pertama RI yakni Megawati Soekarnoputri mengikuti jejak sang ayahanda untuk memimpin negeri. Ketua partai PDI perjuangan ini resmi dilantik menjadi presiden pada 23 Juli 2001 dan berakhir pada 20 Oktober 2004.
Dilantiknya pemilik nama lengkap Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri ini menjadikan ia wanita pertama yang menjadi presiden Indonesia. Hingga kini beliau masih menjadi satu-satunya wanita yang dipercaya menduduki kursi jabatan tersebut. Sebelumnya wanita yang kerap disapa “bu Mega” ini merupakan wakil presiden dari Abdurrahman Wahid. atau lebih dikenal masyarakat sebagai Gus Dur.
Pada saat Megawati menjabat, Indonesia masih dalam kekacauan yang sudah berlangsung sejak 1998. Namun beliau berhasil menstabilkan kondisi politik hukum dan keamanan secara perlahan. Selain itu ia juga mendirikan lembaga independen untuk memberantas korupsi yakni KPK serta membangkitkan kembali sektor perbankan nasional.
9. Halimah Yacob
Indonesia bukan negara satu-satunya di Asia Tenggara yang pernah dipimpin oleh seorang wanita. Negara tetangga yakni Singapura saat ini untuk pertama kalinya berada dibawah pimpinan seorang perempuan yakni Halimah Yacob. Wanita kelahiran 23 Agustus 1954 adalah seorang juru bicara Parlemen Singapura yang akhirnya resmi dilantik menjadi presiden pada 14 September 2017.
Tak hanya menjadi presiden pertama, Halimah juga merupakan Ketua Parlemen wanita pertama di Singapura serta perwakilan Singapura pertama di organisasi internasional buruh (ILO) yang diadakan pada tahun 1999-2001.
10. Pratibha Patil
Negara Bollywood pernah dipimpin oleh seorang wanita selama 5 tahun tepatnya sejak 25 Juli 2007 – 25 Juli 2012. Pada periode tersebut India berada di bawah masa kepresidenan Pratibha Patil. Lahir di Nandgaon pada 19 Desember 1934 dengan nama Pratibha Devisingh Patil ia mengawali karir politiknya sebagai anggota konstituen Majelis Legislatif Maharashtra.
Pada tahun 2004 Patil berhasil terpilih menjadi Gubernur perempuan pertama di Rajasthan. Sebelumnya ia aktif menjadi perwakilan India dalam berbagai pertemuan tingkat internasional seperti konferensi International Council yang membahas isu-isu kesejahteraan sosial.