Ekonomi

Break Even Point: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) atau biasa disebut sebagai titik impas adalah istilah dalam akuntansi yang mengacu pada situasi di mana tidak ada keuntungan atau kerugian di perusahaan itu. Break Even Point juga dapat merujuk pada pendapatan yang perlu dicapai untuk mengganti biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

Break Even Point atau titik impas ditentukan dengan membandingkan harga pasar suatu aset dengan biaya awal, titik impas akan tercapai ketika kedua harga sama. Rumus Break Even Point ditentukan dengan membagi total biaya tetap dengan pendapatan per unit dikurangi biaya variabel per unit. Dalam hal ini, biaya tetap mengacu pada biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah unit yang terjual.

Break Even Point dapat diterapkan pada berbagai masalah. Misalnya, BEP dalam sebuah properti adalah berapa banyak uang yang pemilik rumah perlu hasilkan dari penjualan untuk mengimbangi harga pembelian bersih, termasuk biaya penutupan, pajak, biaya, asuransi, biaya pemeliharaan dan perbaikan rumah. Pada harga tersebut, pemilik rumah akan benar-benar tidak menghasilkan atau kehilangan uang.

Dasar – Dasar Break Even Point

Mengetahui nilai Break Even Point adalah hal paling dasar untuk dipelajari, terutama dalam ilmu ekonomi. Hal ini dikarenakan perusahaan bisa mengetahui prediksi keuangan perusahaan di masa depan dengan Break Even Point. Berikut ini dasar-dasar dari Break Even Point adalah sebagai berikut:

  • Dalam penghitungan Break Even Point, elemen utama yang wajib masuk adalah biaya tetap dan biaya variabel
  • Perubahan aktivitas produksi tidak akan memengaruhi nilai biaya tetap, sehingga akan tetap konstan
  • Perubahan volume kapasitas produksi akan mempengaruhi biaya variabel, sehingga akan berubah secara keseluruhan
  • Selama periode analisis tidak akan ada perubahan harga jual dari perusahaan, sehingga harga jual per unit akan tetap
  • Jumlah produk yang dihasilkan akan selalu dianggap habis terjual dalam penghitungan Break Even Point
  • Perhitungan Break Even Point berlaku untuk satu produk
  • Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk maka diperlukan pengimbangan hasil penjualan pada setiap produk

Ada juga dasar anggapan dalam analisis Break Even Point menurut Munawir, yaitu:

  1. Adanya Klasifikasi Biaya
  2. Biaya Tetap Selalu Konstan
  3. Biaya Variabel Selalu Dinamis
  4. Harga Jual Tetap
  5. Hanya Memproduksi Satu Barang

Tujuan Analisis Break Even Point

Setelah mengetahui dasar – dasar dari Break Even Point, Anda juga harus mengetahui tujuan atau fungsi dari Break Even Point sebagai berikut:

  • Perusahaan akan terbantu dalam menentukan volume kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapai Break Even Point. Anda akan dapat memperoleh laba maksimum
  • Perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi kerja yang bisa dilakukan. Misalnya, penggantian tenaga kerja dengan mesin, yang akan mengakibatkan perubahan pada biaya tetap dan biaya variabel
  • Perusahaan akan terbantu dalam mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi perubahan harga produk
  • Membantu menentukan kerugian yang mungkin terjadi. Sehingga, perusahaan bisa mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan pada penjualan

Manfaat Break Even Point

Berikut ini manfaat dari Break Even Point sebagai berikut:

  1. Pedoman untuk memberikan nilai investasi sehingga bisa mengimbangi biaya produksi awal
  2. Membantu menganalisis nilai jual beli saham dan perencanaan anggaran
  3. Patokan dalam menentukan margin, agar memperoleh keuntungan bukan kerugian
  4. Perusahaan menjadi lebih jeli terus melakukan inovasi
  5. Membantu menetapkan target pendapatan
  6. Membantu menentukan harga minimum untuk produk atau jasa
  7. Mengurangi risiko pada bisnis yang dijalankan perusahaan
  8. Membantu mendapatkan dana yang dibutuhkan perusahaan
  9. Membantu untuk mengambil keputusan final yang lebih baik
  10. Membantu menghitung biaya yang keluar
  11. Memotivasi perusahaan dan karyawan
  12. Membantu menarik perhatian Investor

Pembentuk Break Even Point

Sebelum memulai menghitung Break Even Point, Anda harus mengetahui beberapa dasarnya, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap biasa disebut sebagai Fixed cost. Biaya tetap adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan. Biaya tetap adalah biaya yang terlepas dari jumlah produk atau jasa yang diproduksi atau dijual. Biaya tetap juga tidak tergantung pada waktu. Berikut ini bagian dari biaya tetap, sebagai berikut:

  1. Biaya Tenaga Kerja
  2. Biaya Penyusutan Mesin
  3. Asuransi
  4. Sewa Bangunan
  5. Bunga
  6. Depresiasi

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel biasa disebut sebagai Variable Cost. Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi tergantung pada volume barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya variabel atau Variable cost akan meningkat ketika volume aktivitas meningkat dan sebaliknya. Berikut ini bagian dari biaya variabel, sebagai berikut:

  1. Pembelian Bahan Baku
  2. Biaya Energi
  3. Biaya Pengiriman dan Transportasi
  4. Gaji untuk Karyawan Sampingan
  5. Biaya Listrik

3. Margin Kontribusi

Margin kontribusi adalah pendapatan dari penjualan bisnis yang dikurangi biaya variabel. Margin Kontribusi digunakan untuk menentukan berapa banyak uang yang tersisa untuk membayar biaya tetap. Margin kontribusi dapat disajikan dalam jumlah total, jumlah untuk setiap lini produk, jumlah produk per unit, atau sebagai persentase penjualan bersih. Margin kontribusi harus tinggi untuk menutupi biaya tetap.

4. Harga Jual (Price)

Harga jual setiap produk adalah harga yang ditetapkan untuk setiap produk yang Anda jual. Harga jual dapat diperoleh dari seluruh biaya produksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan yang ingin diperoleh.

5. Pendapatan (Revenue)

Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh bisnis setelah melampaui Break Even Point. Jika tidak mencapai Break Even Point dalam bisnis, itu berarti volume penjualan lebih kecil dari pengeluaran bisnis Anda. Sehingga, mengalami kerugian. Untuk menghitung pendapatan diperoleh dengan pengalian harga jual dengan jumlah produk yang dijual.

Faktor – Faktor yang Meningkatkan Break Even Point

Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan dan menurunkan Break Even Point. Berikut ini 3 faktor yang dapat meningkatkan Break Even Point, yaitu:

  1. Peningkatan Biaya Produksi

Perusahaan harus berusaha mempertahankan biaya produksi. Apabila biaya variabel meningkat, seperti biaya bahan baku, maka dapat mengakibatkan Break Even Point juga meningkat. Selain biaya produksi, biaya lain yang mungkin meningkat antara lain:

  • Sewa gudang
  • Kenaikan gaji karyawan
  • Biaya utilitas yang lebih tinggi
  1. Peningkatan Penjualan Pelanggan

Apabila penjualan pelanggan semakin tinggi maka permintaan pelanggan juga akan semakin tinggi. Sebuah perusahaan akan memproduksi produk lebih banyak untuk memenuhi permintaan yang tinggi. Sehingga, Break Even Point juga akan meningkat untuk menutupi biaya tambahan.

  1. Perbaikan Peralatan

Selama produksi mungkin saja terjadi kecelakaan atau kerusakan yang tidak terduga atau tidak diinginkan. Apabila peralatan rusak, maka produksi tidak bisa dilakukan. Sehingga, target produksi tidak akan selesai sesuai jangka waktu yang diberikan. Sehingga Break Even Point akan meningkat jika terjadi kerusakan pada peralatan dan perlu diperbaiki.

Cara Mengurangi Break Even Point

Agar bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, Break Even Point harus diturunkan. Berikut adalah cara efektif untuk mengurangi Break Even Point:

  • Menaikkan Harga Produk

Peningkatan harga produk dapat mengurangi nilai Break Even Point. Akan tetapi, biasanya perusahaan akan menaikkan harga setelah pertimbangan matang karena dapat kehilangan pelanggan.

Perusahaan yang melakukan oursourcing dapat meningkatkan profitabilitas. Hal ini dikarenakan, oursourcing mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.

Cara lain untuk mengurangi Break Event Point, yaitu:

  • Mengurangi biaya tetap
  • Mengurangi biaya variabel
  • Meningkatkan penjualan

Metode dan Cara Menghitung Break Even Point

Berikut ini 3 metode dan cara menghitung Break Even Point sebagai berikut:

Break Even Point Per Unit

BEP Unit = Biaya Tetap : (Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel)

Break Even Point Per Unit diperoleh dengan membagi biaya tetap dengan margin kontribusi per unit. Sebelumnya, margin kontribusi per unit dihitung dengan harga jual per unit dikurangi biaya variabel. Selain itu, kontribusi margin juga dapat dihitung dengan mengurangi total penjualan keseluruhan dari biaya variabel.

Break Even Point Nilai Penjualan

BEP Nilai Penjualan = Biaya Tetap : Kontribusi Margin Per Unit

Break Even Point Nilai Penjualan diperoleh dengan membagi biaya tetap dengan kontribusi margin per unit. Jika Anda tahu berapa banyak unit yang harus dijual untuk menutupi biaya produksi, Anda dapat mengalikan angka itu dengan biaya per unit.

Break Even Point Mata Uang

BEP Mata Uang = Biaya Tetap ÷ (Kontribusi Margin Per Unit : Harga Per Unit)

Cara menghitung Break Even Point Mata Uang adalah dengan membagi kontribusi margin per unit dengan harga per unit. Kemudian, dibagi lagi dengan biaya tetap. Saat menghitung Break Even Point menggunakan mata uang, Anda harus terlebih dahulu menentukan mata uang mana yang akan digunakan.

Contoh Break Even Point

  • Contoh 1

Fanny adalah seorang pengusaha makanan kekinian pizza, yang sudah memiliki 15 cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Biaya tetap bisnis Fanny meliputi sewa 15 cabang, gaji 15 karyawan, pajak dan lain – lain selama setahun yang jumlahnya Rp300.000.000,00- juta.

  1. Biaya produksi untuk satu pizza sebesar Rp75.000,00-
  2. Harga jual untuk satu pizza sebesar Rp150.000,00-

Kita menghitungnya dengan rumus pertama yaitu Break Even Point Per Unit. Perhitungannya di bawah ini:

BEP Per Unit = 300.000.000 : (150.000 - 75.000)
             = 300.000.000 : 75.000
             = 4000 pizza
             = 10 Pizza/ Hari

Jadi, kalau mau Break Even Point selama 1 tahun maka setiap hari harus terjual 10 pizza.

  • Contoh 2

Ada seseorang dalam perusahaan A bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang. Dia ingin mengetahui jumlah pelanggan yang diperlukan untuk menutup biaya produksi sebesar Rp100.000.000,00- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp50.000.000,00-

  1. Total Biaya Tetap sebesar Rp100.000.000,00-
  2. Biaya Variabel Per Unit sebesar Rp50.000,00-
  3. Harga Jual Per Unit sebesar Rp100.000,00-
  4. Keuntungan yang Diinginkan sebesar 50.000.000,00-

Kita menghitungnya dengan rumus Break Even Point. Perhitungannya di bawah ini:

BEP = Biaya Tetap : Kontribusi Margin Per Unit
    = 100.000.000 : (100.000 - 50.000)
    = 100.000.000 : 50.000
    = 2000 Unit

Artinya perusahaan harus menjual 2000 unit agar tidak mengalami kerugian dan tidak akan memperoleh keuntungan. Kemudian rumus Break Even Point selanjutnya, yaitu:

BEP = Harga Jual x BEP Unit
    = 100.000 x 2000
    = Rp200.000.000,00

Selanjutnya adalah bagaimana cara untuk memperoleh nilai atau keuntungan yang dinginkan, yaitu:

Unit yang Dibutuhkan = (Keuntungan yang Diingankan : Kontribusi Margin) + BEP unit
                     = (50.000.000 : 50.000) + 2000
                     = 3000 Unit

Dalam contoh ini, Perusahaan A harus menjual sebanyak 3000 Unit untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp50.000.000,00-