IPS

43 Contoh Pembersihan Etnis

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pembersihan etnis (ethnic cleansing), secara umum dapat didefinisikan sebagai upaya pemindahan secara paksa dan sistematis terhadap kelompok-kelompok etnis, ras, dan agama dari suatu daerah tertentu, yang bertujuan menciptakan homogenitas etnis tertentu di suatu daerah tertentu.

Selain dengan pemindahan paksa, pembersihan etnis juga dilakukan dengan pemusnahan, deportasi atau pemindahan penduduk, termasuk cara-cara yang secara tidak langsung memaksa kelompok target untuk melakukan migrasi atau melarikan diri dan mencegahnya untuk kembali. Seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan perusakan harta benda.

Faktor Penyebab

Dalam “The Dark Side of Democracy” (2004), Michael Mann mengaitkan pembersihan etnis dengan penciptaan sebuah demokrasi. Ia beranggapan bahwa pembersihan etnis adalah bagian dari kebangkitan nasionalisme yang mengasosiasikan kewarganegaraan dengan kelompok etnis tertentu.

Oleh karenanya, demokrasi selalu berkaitan dengan bentuk-bentuk eksklusi dari etnis dan nasional. Namun demikian, negara demokratis bukankah negara yang paling rentan terhadap pembersihan etnis. Karena minoritas penduduk mereka tetap memiliki jaminan konstitusional.

Dalam banyak kasus, permusuhan antar etnis seringkali disebabkan ketika suatu etnis tertentu mulai membayangi atau mendominasi kelas sosial, sebagai hasil dari sistem stratifikasi sosial primordial.

Sementara dalam masyarakat yang heterogen, kategori seperti etnis dan kelas saling berkaitan, dan saat salah satu etnis terlihat mulai mendominasi terhadap etnis lain, konflik antar etnis yang lebih serius dapat berkembang.

Michael Mann juga berpendapat bahwa ketika ada dua kelompok etnis yang berusaha mengklaim kedaulatan atas wilayah yang sama kemudian keduanya merasa terancam, akan muncul konflik yang mengarah pada upaya pembersihan etnis dari kedua belah pihak. Namun, pembersihan etnis seringnya dilakukan oleh organisasi dengan otoritas tinggi, seperti negara, karena membutuhkan pengorganisasian tingkat tinggi pula.

Contoh Pembersihan Etnis

Periode Kuno

  • Salah satu teks kuno Tiongkok mencatat bahwa pada tahun 350 M telah terjadi perang Wei-Jie, yakni pemusnahan kelompok etnis Wu Hu, khususnya suku Jie, di bawah pimpinan Jenderal Ran Min. Mereka yang memiliki ciri fisik seperti hidung mancung dan jenggot lebat dibunuh. Dilaporkan, sebanyak 200.000 orang telah dibantai dalam peristiwa tersebut.

Abad Pertengahan

  • Vesper Sisilia (1282), adalah pemberontakan di pulau Sisilia pada hari Paskah tahun 1828 melawan pemerintahan raja Charles I yang telah memerintah Kerajaan Sisilia sejak 1266. Pemberontakan terjadi selama 6 minggu, di mana sebanyak 3.000 pria dan wanita tewas di tangan pemberontak.
  • Pada 1290, Raja Edward I dari Inggris mengusir ribuan orang Yahudi yang bermukim di Inggris. Sementara ratusan tetua bangsa Yahudi dieksekusi oleh pemerintah Kerajaan Inggris.

Periode Modern Awal

  • Pada 1492, telah terjadi pengusiran oleh bangsa Yahudi oleh pemerintah Kerajaan Spanyol. Kemudian pada 1502, umat Islam yang tersisa di Spanyol dipaksa masuk Kristen. Mereka disebut Morisco, karena mereka adalah manusia terakhir yang hidup setelah terjadi pemberontakan Morisco di Alpujarras tahun 1571. Selama pemberontakan, hampir 80.000 Morisco diusir dari Alpujarras, dan sekitar 270 desa dan dusun yang mereka tinggalkan dihuni oleh pemukim yang dibawa dari Spanyol Utara. Pada 1609-1614, terjadi pengusiran terhadap seluruh Morisco dari seluruh wilayah Spanyol.
  • Sebelum penaklukan wilayah Cromwell atas Irlandia dan disahkannya Undang-Undang Penyelesaian pada 1652, telah terjadi pembersihan etnis yang mengarah ke genosida terhadap umat Katolik Irlandia di bagian timur negara negara tersebut.
  • Pada 1740, setelah pemberontakan Jacobite, pemerintah Inggris melakukan pembersihan etnis Dataran Tinggi di Skotlandia guna mengosongkan sebagian besar wilayah di Dataran Tinggi Skotlandia. Satu dekade berlalu, bersamaan dengan Perang Prancis-India, pemerintah Inggris kembali melakukan pemindahan sistematis terhadap populasi Acadian Katolik Prancis di Nova Scotia ke New England dan New Orleans. Selama pemindahan, lebih dari 50% populasi Acadian tewas.

Abad ke-19

  • Pada 1804, penguasa pertama Haiti, Jean-Jacques Dessalines, telah memerintahkan pembantaian dan pemusnahan terhadap masyarakat berkulit putih, terutama kreol Prancis yang masih tersisa di Haiti.
  • Selama abad ke-19, telah dilakukan pengusiran beberapa kali terhadap bangsa Roma nomaden yang berada di seluruh negara Eropa.
  • Antara tahun 1821-1922, ketika Bulgaria, Yunani, dan Serbia memperoleh kemerdekaan mereka sendiri dari Kesultanan Utsmaniyyah, sejumlah besar umat Muslim diusir dari Eropa Tenggara. Peristiwa ini merupakan salah satu upaya pembersihan etnis paling mematikan di Eropa. Hal ini akibat dari keinginan ketiga negara tersebut untuk memperluas wilayah serta melawan Kesultanan Utsmaniyyah. Puncak dari konflik ini terjadi pada Perang Balkan di awal abad ke-20.
  • Pada 28 Mei 1830, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan suatu kebijakan bernama Indian Removal Act, yakni upaya relokasi paksa ribuan penduduk asli Amerika yang kemudian dikenal sebagai Jejak Air Mata. Banyak dari penduduk asli Amerika yang menentang tindakan tersebut, sehingga mengakibatkan serangkaian pertempuran panjang dengan pemukim kulit putih. Sebanyak 46.000 penduduk asli Amerika diusir, dan lebih dari 4.000 orang meninggal dalam perjalanan.

Abad ke-20

  • Sejak Perang Dunia I pecah, Armenia menjadi medan perang antara Turki dan Rusia. Pada 1915, perang terus berlanjut hingga terjadi serangkaian agresi Turki terhadap orang-orang Armenia. Selama perang berlangsung, 75% orang Armenia dideportasi dan sekitar 200 hingga 300.00 dari mereka melarikan diri ke Rusia. Sementara korban tewas berkisar dari 3,1 juta hingga 2,1 juta.
  • Perang Tiongkok-Jepang Kedua merupakan perang Asia terbesar pada abad ke-20. Perang dimulai ketika pasukan Kekaisaran Jepang menginvasi Tiongkok pada 1930-an, dengan tujuan mendominasi Tiongkok secara politis dan militer guna menjaga cadangan bahan baku dan sumber daya alam Tiongkok. Perang yang berlangsung selama 8 tahun (7 Juli 1937 – 9 September 1945) telah menewaskan jutaan penduduk Tiongkok, baik sipil maupun militer.
  • Bagi sebagian besar sejarawan, Holodomor merupakan bentuk genosida dengan metode teror kelaparan yang sengaja dibuat oleh manusia, yakni atas perintah Josef Stalin terhadap etnis Ukraina di Soviet Ukraina. Ia secara paksa menarik makan dan biji-bijian di desa-desa, serta menutup perbatasan internal antara Soviet Ukraina dan RSS Rusia guna mencegah perpindahan penduduk. Selama Stalin berkuasa, pembersihan meluas hingga ke kaum-kaum intelektual Ukraina, elit politik, dan pejabat partai, sebelum dan sesudah kelaparan. Diperkirakan sekitar 2,5 hingga 8 juta orang Ukraina tewas dalam kelaparan. Setelah likuidasi, Stalin mengisi wilayah tersebut dengan etnis Rusia.
  • Pada akhir Mei 1942, pasukan bersenjata Rumania telah membantai dan mendeportasi sebagian besar bangsa Yahudi dari Bessarabia dan Bukovina utara ke daerah Ukraina yang diduduki Rumania. Mereke terlebih dahulu dikumpulkan di kamp-kamp pengumpulan saat pendeportasian. Hanya tersisa sekitar 200 orang Yahudi di seluruh wilayah Bessarabia saat itu.
  • Pada Perang Dunia II tepatnya antara 1939-1944, terjadi pengusiran bangsa Polandia oleh Nazi dalam operasi masif mereka, yakni pemindahan paksa terhadap 1,7 juta orang Polandia dari seluruh kawasan Polandia. Tindakan tersebut dilakukan dalam upaya geopolitik Jermanisasi.
  • Deportasi Tatar Krimea (18-20 Mei 1944) merupakan pembersihan etnis terhadap orang Tatar dari Krimea, Ukraina oleh Lavrentiy Beria (kepala kepolisian dan keamanan Soviet) atas nama Josef Stalin. Sebanyak 191.040 orang Tatar Krimea dideportasi menggunakan kereta-kereta ternak, termasuk wanita, anak-anak, lansia, dan bahkan para anggota Tentara Merah dan komunis. Mereka direlokasi secara paksa ke Uzbekistan.
  • Di bulan-bulan terakhir Perang Dunia II, banyak terjadi pembersihan etnis terhadap orang-orang Jerman yang ada di Yugoslavia, Polandia, dan Cekoslovakia, yang dimulai pada musim gugur 1944 hingga musim panas 1945. Lebih dari 14 juta etnis Jerman diusir dengan sekitar 2 juta tewas dalam proses tersebut.
  • Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, sekitar 30.000 etnis Muslim Albania diusir dari wilayah pesisir Epirus, barat laut Yunani. Wilayah tersebut oleh orang Albania sekarang dikenal sebagai Chameria.
  • Selama pemisahan India, lebih dari 6 juta Muslim India melarikan diri akibat kekerasan yang mereka terima dari otoritas setempat, menuju ke wilayah yang sekarang disebut dengan Pakistan. Sebaliknya, 5 juta Umat Hindu dan Sikh di Pakistan melarikan diri menuju India dan menetap di sana. Oleh Ishtiaq Ahmed dan Thomas R. Metcalf, peristiwa ini disebut sebagai pembersihan etnis.
  • Pada 1949 setelah Indonesia merdeka, sekitar 300.000 orang, terutama mereka yang berdarah campuran Indonesia dan Belanda, mereka dibantai dan diusir dari Indonesia.
  • Periode antara 1957 dan 1962, pemerintah Mesir yang dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser menjalankan kebijakan anti-Eropa, yang mengakibatkan pengusiran 100 hingga 200.000 orang Yunani dari wilayah Alexandria dan seluruh Mesir. Berbagai etnis Eropa lainnya ikut diusir, seperti orang Italia dan Prancis.
  • Pada 5 Juli 1960, yakni 5 hari setelah Kongo memperoleh kemerdekaannya, terjadi pemberontakan terhadap perwira kulit putih oleh gamisun Force Publique (dekat Leopoldville). Mereka juga melakukan penyerangan terhadap bangsa Eropa lainnya. Pemberontakan tersebut mengakibatkan ketakutan di antara 100.000 orang berkulit putih yang masih tinggal di Kongo.
  • Sejak naiknya Ne Win ke tampuk kekuasaan pada 1962, telah banyak terjadi penganiayaan terhadap warga imigran di Burma, terutama India. Setidaknya telah terjadi eksodus terhadap 300.000 orang India, yang kemudian menyebabkan mereka berimigrasi ke negara lain guna menghindari diskriminasi rasial dan nasionalisasi grosir perusahaan swasta pada 1964.
  • Penciptaan sistem apartheid di Afrika Selatan yang dimulai sejak 1948, mencapai puncaknya pada 1960-an hingga 1970-an. Pada periode tersebut banyak terjadi pembersihan etnis, serta pemisahan wilayah pemukiman dan pribadi antara orang kulit hitam, kulit berwarna, dan kulit putih.
  • Pada 1969, pemerintah Honduras memberlakukan undang-undang reformasi tanah baru bagi penduduk asli Honduras. Undang-undang tersebut mengambil tanah dari para imigran Salvador. Akibat dari kebijakan tersebut, ribuan orang Salvador terlantar dan banyak melarikan diri ke negara lain.
  • Pada 1971, selama Perang Kemerdekaan Bangladesh, militer mereka banyak melakukan pembunuhan dan genosida terhadap 100.000 hingga 3 juta orang Bengali, terutama Hindu. Sekitar 10 juta dari mereka memilih  melarikan diri dari Bangladesh.
  • Pada akhir 1960-an, Kamboja di bawah kepemimpinan Khmer Merah banyak melakukan penyerangan terhadap kelompok etnis minoritas, termasuk etnis Tionghoa, Vietnam, dan Thailand. Pada 1984, diperkirakan hanya 61.400 orang Tionghoa yang tersisa di Kamboja dengan jumlah sebelumnya 425.00 pada 1960-an.
  • Pada 1991, setelah Perang Teluk, Kuwait melakukan kampanye pengusiran terhadap 400.000 warga Palestina yang tinggal di negara tersebut. Sekitar 200.000 yang orang melarikan diri selama pendudukan Irak , sementara 200.000 lainnya dipaksa pergi oleh pihak yang berwenang. Mereka melarikan diri ke Yordania, dan di sana mereka diberi kewarganegaraan oleh pemerintah Yordania.
  • Perang Kemerdekaan Kroasia (1991-1995) yakni antara JNA pimpinan Serbia dan milisi pemberontak di wilayah pendudukan Kroasia, dibarengi oleh perluasan pembersihan etnis terhadap sejumlah besar orang Kroasia dan non-Serbia. Pembersihan etnis dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembunuhan, deportasi, dan dipaksa melarikan diri. Sekitar 170.000 orang Kroasia dan non-Serbia lainnya diusir secara paksa dari rumah mereka.
  • Pada 1990, telah terjadi pengusiran massal terhadap penduduk Lhotshampas selatan (Bhutan asal Nepal) oleh mayoritas Durk utara di Bhutan. Sekitar 103.000 orang mengungsi akibat pengusiran tersebut.
  • Kebijakan rezim separatis terhadap pelarangan non-Chechnya (kebanyakan Rusia) oleh Republik Chechnya pada 1990-an, menyebabkan puluhan ribu non-Chechnya meninggalkan Chechnya, sementara ribuan orang lainnya dijadikan budak bahkan dibunuh.
  • Pada Oktober 1990, militan Macan Pembebasan Tamil Ealam (LTTE) mengusir secara paksa seluruh populasi Muslim di Provinsi Sri Lanka Utara. Karena menolak untuk dibunuh, mereka diberi waktu 48 jam untuk mengosongkan rumah mereka, sementara properti mereka dijarah oleh LTTE.
  • Pemberontakan separatis di Jammu dan Kashmir sejak 1991, telah menargetkan minoritas Hindu Kashmiri Pandit yang menyebabkan 400.000 orang dari mereka mengungsi, dan 1.200 lainnya terbunuh.
  • Kerusuhan pada Mei 1998 di Jakarta, menargetkan etnis Tionghoa di Indonesia. Banyak dari mereka yang dibunuh, rumah-rumah mereka dijarah lalu dibakar, dan banyak wanita Tionghoa Indonesia yang diperkosa.
  • Sejak 1997, sering terjadi kekerasan serius antar etnis di Kalimantan, yang melibatkan masyarakat suku Dayak dan masyarakat pendatang dari Madura. Puncaknya terjadi pada 2001 di kota Sampit, Kalimantan Tengah, setidaknya ada 500 orang dari suku Madura tewas dan 100.000 orang Madura lainnya terpaksa mengungsi. Bahkan neberapa jenazah dari orang Madura dipenggal dalam ritual tradisi pengayauan suku Dayak.

Abad ke-21

  • Pada Oktober 2005, pemerintah Botswana melanjutkan kebijakan yang mereka buat sejak pertengahan 1990-an, yakni memaksa semua Bushmen (suku San) dari wilayah Game Reserves, Central Kalahari. Relokasi paksa dilakukan dengan mengerahkan polisi bersenjata dan berbagai ancaman, seperti kekerasan dan pembunuhan. Banyak dari mereka yang terlantar dan tinggal di kamp-kamp pemukiman. Sementara sekitar 250 lainnya memilih tetap tinggal di Kalahari.
  • Sejak 2003, milisi tidak teratur Sudan (Janjaweed) serta pasukan militer dan polisi Sudan telah membunuh sekitar 450.000 orang, mengusir 2 juta orang, dan membakar 800 desa kelompok etnis kulit hitam di Darfur. Sebagian besar dari mereka telah direlokasi ke bekas desa pengungsi non-Arab, namun 450.000 orang telah terbunuh dan 2,5 juta lainnya terpaksa mengungsi ke kamp-kamp pengungsian di Chad.
  • Eksodus Asyur dari Irak yang terjadi dari tahun 2003 hingga saat ini sering digambarkan sebagai pembersihan etnis. Umat Kristen Irak yang berjumlah 5% dari total populasi Irak merupakan 40% dari pengungsi yang sekarang tinggal di negara-negara terdekat mereka. Pada abad ke-16, umat Kristen merupakan setengah dari populasi Irak, namun setelah invasi tahun 2003 dan kebangkitan kembali Islam, jumlah total umat Kristen di Irak merosot dari yang sebelumnya 1,4 juta (1987) kini hanya tersisa sekitar 500.00, dan 250.000 di antaranya tinggal di Baghdad.
  • Suku Karen merupakan yang terbesar dari 20 kelompok etnis minoritas di Burma yang berpartisipasi dalam pemberontakan melawan kediktatoran militer Burma tahun 1950. Konflik terus berlanjut hingga 2008, hingga menyebabkan lebih dari 200.000 orang Karen diusir dari rumah mereka selama beberapa dekade perang, dengan lebih dari 120.000 tinggal di kamp-kamp pengungsian di sisi perbatasan Thailand.
  • Pada 3 Februari 2008, dilaporkan telah terjadi penyerangan terhadap orang-orang India Utara, tepatnya di Maharashtra. Insiden ini melibatkan kekerasan dan perusakan properti. Setelah penyerangan tersebut, sekitar 25.000 orang dari India Utara melarikan diri dari Pune, sementara 15.000 lainnya melarikan diri dari Nashik.
  • Pembersihan etnis di Afrika Selatan yang dimulai sejak 11 Mei 2008 hingga 3 minggu ke depan, telah menewaskan setidaknya 62 orang, 670 terluka, dan 80.000 orang lainnya melarikan diri dan mengungsi. Kekerasan dilakukan oleh warga Afrika Selatan terhadap orang non-Afrika Selatan, seperti Somalia, Etiopia, India, Pakistan, Zimbabwe, dan Mozambik.
  • Perang Ossetia Selatan yang terjadi pada Agustus 2008, ketika Georgia melancarkan serangan militer terhadap separatis Ossetia Selatan, menyebabkan intervensi militer oleh Rusia. Saat itu pasukan Georgia mampu dipukul mundur dari wilayah separatis Ossetia Selatan dan Abkhazia. Selama konflik berlangsung, setidaknya 15.000 etnis Georgia yang ada di Ossetia Selatan terpaksa mengungsi ke Georgia, akibat milisi Ossetia membakar desa mereka guna mencegah mereka kembali.
  • Sejak 1948, bangsa Yahudi telah melakukan pembersihan etnis terhadap bangsa Arab di Palestina. Kemudian dilanjutkan oleh Perang Arab-Israel 1948 yang menyertai pembentukan negara Israel di wilayah Palestina. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak orang Arab Palestina yang terbunuh, melarikan diri, dan kehilangan tempat tinggal akibat teror, relokasi secara paksa, penembakan, dan tindakan brutal lain dari bangsa Yahudi.