Sejarah

Dampak Penjajahan Belanda Bagi Bangsa Indonesia

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah Indonesia mencatat Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun. Kedudukan Belanda dalam waktu selama itu membawa pengaruh cukup signifikan terhadap bangsa Indonesia.

Misalnya muncul kaum elit dan terpelajar, muncul sekolah tinggi, hadirnya jalur kereta api, bahkan sistem tanam paksa dan kerja rodi.

Berikut ini beberapa dampak pendudukan dan penjajahan Belanda dari berbagai segi.

Dampak Segi Politik

Pembagian kekuasaan diatur penuh oleh pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.

Sistem politik adu domba (devide et impera) membuat kekuasaan kerajaan di Nusantara menurun dan penguasa daerah tunduk karena intervensi.

Berikut beberapa dampak penjajahan Belanda dalam segi politik:

  • Perlawanan rakyat terhadap pemerintahan kolonial, karena sistem yang tidak adil.
  • Hadirnya Pax Nederlanica yang mengubah sistem tatanan administrasi tradisional ke modern di struktur birokrasi.
  • Bupati menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial, karena digaji. Namun menurut adat penguasa tradisional, bupati seharusnya mendapat upeti dari rakyat.
  • Intervensi pemerintah kolonial kuat akibat sistem pemerintahan tidak langsung (indirect rule) yang memanfaatkan bupati dan raja.
  • Jawa menjadi pusat pemerintahan dan dibagi menjadi 9 prefektur dan 30 regentschap (karesidenan dan kabupaten).
  • Sistem hukum adat diubah dengan sistem hukum Barat modern.
  • Kebijakan politik dikeluarkan untuk menguntungkan pemerintahan kolonial, namun merugikan warga pribumi.
  • Terbentuk Dewan Rakyat atau Volksraad pada 1918.

Dampak Segi Ekonomi

Pemerintah kolonial menggagas pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan, juga membangun jalur kereta api untuk mendukung Sistem Tanam Paksa.

Tujuannya untuk mengangkut hasil perkebunan dan sarana transportasi umum. Sistem uang juga diperkenalkan. Akibatnya, layanan simpan pinjam menjamur dengan sistem utang dan bunga tinggi pada pribumi.

Dampak penjajahan Belanda dalam segi ekonomi, antara lain:

  • Monopoli terhadap penguasaan satu daerah dalam perdagangan dan lahan pertanian.
  • Sistem pinjaman modal berbasis utang membuat perekonomian memburuk.
  • Sistem bunga tinggi pada pinjaman modal justru mencekik rakyat kecil.
  • Interaksi ekonomi dalam bentuk jasa tidak lagi dilakukan, mayoritas berfokus pada pedagang dari golongan Timur Asing dan Eropa.
  • Eksploitasi lahan dan petani, namun petani bisa mengenal jenis-jenis tanaman baru.
  • Penguasa tradisional mewajibkan petani menyerahkan hasil panen lewat pajak hasil bumi.
  • Perekonomian berbasis pertanian pangan bergeser ke industri perkebunan.

Dampak Segi Teknologi

Dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), perkembangannya tidaklah signifikan karena adanya pembagian teknologi belum merata.

Berikut beberapa dampak penjajahan Belanda dalam segi teknologi:

  • Bangsa Indonesia tertinggal dari negara lain akibat pembatasan akses informasi dari Belanda.
  • Hadirnya jalur kereta api dan kereta api tenaga uap, namun tidak fokus pada perakitan dan perawatan.
  • Penelitian dan riset hanya berpusat pada ilmuwan-ilmuwan Belanda.

Dampak Segi Pendidikan

Masuknya bangsa Eropa ke daerah Timur berpengaruh besar pada bidang pendidikan, yakni hadirnya sekolah Katolik untuk pribumi di Maluku.

Kemudian, pemerintah kolonial mengembangkan sektor pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.

Ada beberapa dampak penjajahan Belanda dalam segi pendidikan, yaitu:

  • Muncul kaum terpelajar dan tahu perkembangan dunia luar.
  • Bangsa Indonesia mampu membaca dan menulis agar dapat menjadi tenaga kerja di perusahaan Belanda.
  • Pendidikan setara untuk semua kalangan.
  • Jenjang pendidikan terbagi atas HIS (SD), MULO (SMP), AMS (SMA), dan sekolah tinggi seperti OSVIA, STOVIA (kedokteran), NIAS (seni), dan THS (teknik).
  • Lembaga pendidikan hadir untuk mencetak lulusan sebagai tenaga kerja.

Dampak Segi Sosial Budaya

Bangsa Belanda mempengaruhi budaya dalam hal bahasa, arsitektur, cara berpikir, dan lainnya.

Berikut beberapa dampak penjajahan Belanda dalam segi sosial budaya:

  • Variasi kata bahasa Indonesia semakin kaya lewat kata serapan dari bahasa Belanda, misalnya: kelas – klas, sandal – saandal, dan sebagainya.
  • Muncul hierarki sosial yang terbagi atas orang Timur Asing (Cina dan Timur Jauh), Eropa, dan pribumi.
  • Muncul masyarakat penganut Kristen Protestan lewat zending atau pastur dari Belanda.
  • Peninggalan arsitektur ala Belanda yang megah dan luas dengan batu bata, rangka beton, jendela lebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Misalnya benteng-benteng perang.
  • Adanya gelombang transmigran tinggi untuk memenuhi tenaga perkebunan di luar Jawa.
  • Muncul elit terdidik (priyayi cendekiawan) di berbagai kota, serta golongan buruh dan majikan.
  • Maraknya feodalisme dan westernisasi yang memaksa warga patuh dan tunduk. Sehingga terjadi kemerosotan moral.
  • Peran penguasa pribumi melemah, sehingga mengalihkan perhatian untuk menulis kitab dan prosa demi melindungi kerajaan.

Dampak Segi Pergerakan

Dari segi pergerakan, warga pribumi dari berbagai kalangan bersatu melakukan protes lewat gerakan.

Dampak penjajahan Belanda dalam segi pergerakan, diantaranya:

  • Muncul perbanditan, gerakan menentang penguasa dengan mengganggu ketentraman masyarakat, seperti perampokan dan penyamunan.
  • Muncul gerakan protes, aksi kolektif menentang ketidakadilan.
  • Muncul gerakan nativistis, gerakan protes akibat tidak puas namun ingin menegakkan kembali kerajaan kuno yang pernah jaya.
  • Muncul gerakan messianistis, gerakan yang memuat harapan kedatangan tokoh seperti Ratu Adil dan Imam Mahdi agar kehidupan berubah adil sejahtera.
  • Muncul gerakan perang suci atau perang sabil, yakni gerakan sosial yang dijiwai semangat perang di jalan agama.
  • Muncul gerakan Sarekat Islam lokal, yakni gerakan protes oleh anggota Sarekat Islam di berbagai daerah terhadap ketidakadilan ekonomi dan perdagangan.

Itulah dampak penjajahan Belanda bagi bangsa Indonesia. Semoga apa yang pernah terjadi, dapat menjadi cambuk dan pelajaran bagi kita semua.