Daftar isi
Istilah enzim mungkin sudah sering kita dengar ketika kita belajar tentang proses pencernaan dalam tubuh manusia.
Berbagai macam enzim yang dihasilkan tubuh memiliki peran yang sangat besar dalam sistem pencernaan manusia dan metabolisme tubuh.
Peran enzim sendiri sebenarnya adalah sebagai katalisator dalam reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Pengertian Secara Umum
Kata ‘enzim’ diambil dari bahasa Yunani en yang berarti dalam dan zyme yang berarti ragi.
Secara Bahasa enzim bisa diartikan sebagai sebuah zat yang ada di dalam ragi.
Adapun pengertian ezim dalam istilah biologi adalah protein yang memiliki fungsi untuk katalisator atau biokatalis dalam proses metabolisme tubuh, seperti penguraian protein, pembakaran glukosa, dan pembentukan senyawa yang menyusun sel tubuh.
Pengertian Menurut KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa enzim adalah sekumpulan molekul protein yang kompleks yang dihasilkan oleh sel hidup dan bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup.
Pengertian Menurut Para Ahli
Adapun pengertian enzim menurut para ahli adalah:
Sejak akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, proses penguraian pati menjadi gula oleh tumbuhan dan ludah telah ditemukan, akan tetapi bagaimana prosesnya belum diketahui.
Pada dasarnya proses kimia dengan menggunakan enzim telah dilakukan sejak masa lampau, misal dalam pembuatan anggur dan asam cuka yang dilakukan dengan cara fermentasi.
Pada tahun 1837, seorang ilmuwan bernama Berzelinus telah merintis pengetahuan tentang enxim.
Dia menggunakan nama “katalis” terhadap zat-zat yang bisa mempercepat reaksi tanpa zat tersebut ikut bereaksi.
Sementara itu, Luis Pastour menyimpulkan bahwa proses fermentasi di katalisasi oleh komponen aktif yang terdapat dalam sel ragi yang disebut ferment.
Pasteur mengatakan bahwa “fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut.” Dubos J. (1951).
Kemudian pada tahun 1878, seorang ahli fiologi dari Jerman, Wilhelm Kuhne, mengusulkan nama enzyme yang berarti in yeast, yang diambil dari bahasa yunani en atau in dan zyme yaitu yeast.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner dari Universitas Berlin mulai melakukan percobaan untuk melakukan fermentasi terhadap gula.
Dari hasil percobaannya itu diketahui bahwa gula bisa terfermentasi meski sel ragi tidak ada dalam campuran. Ia pun menamai enzim tersebut dengan nama zymase. Berkat keberhasilan penelitiannya itu, Buchner memperoleh hadiah nobel dalam ilmu kimia karena penemuannya terhadap fermentasi tanpa sel.
Di tahun 1946 , nobel penghargaan bidang biokimia diberikan kepada Stanley dan Northrop atas temuan mereka terhadap enzim-enzim pencernaan yaitu Tripsin, Kimotripsin, dan Pepsin.
Selain itu, James B. Sunmer juga mendapat nobel di kesempatan yang sama setelah mampu mengkristalisasi enzim urease dan membuktikan bahwa ia adalah protein murni.
Struktur enzim kemudian berhasil dipecahkan oleh beberapa ilmuwan yang dipimpin oleh David chilton Phillips, yang mana temuan mereka itu diumumkan pada tahun 1965.
Ada banyak fungsi enzim, diantaranya adalah:
Beberapa sifat-sifat khusus yang dimiliki enzim, yaitu:
1. Enzim merupakan biokatalisator
Artinya enzim dapat mempercepat sebuah reaksi tanpa ikut bereaksi. Ini menyebabkan dalam penggunaannya enzim tidak diperlukan dalam jumlah besar.
Sedikit saja enzim sudah cukup untuk memicu reaksi perubahan zat yang jauh lebih banyak dari enzim itu sendiri.
2. Enzim bekerja secara spesifik
Enzim berkerja hanya pada substrat tertentu dan menghasilkan produk tertentu juga.
Misalnya enzim amilase hanya bereaksi dengan substrat pati atau amilum saja.
3. Enzim memiliki sifat seperti protein
Beberapa sifat enzim yang disebabkan karakternya yang mirip protein adalah:
4. Enzim bekerja secara bolak-balik (irreversible)
Sebuah enzim bisa melakukan reaksi bolak-balik atau dua arah, yakni dari substrat menjadi produk atau sebaliknya dari produk-produk menjadi substrat.
Misalnya, enzim sukrase bisa mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dan sebaliknya ia juga bisa menyatukan glukosa dan fruktosa menjadi sukrosa.
Enzim tersusun dari dua komponen, yaitu :
1. Komponen protein atau apoenzim
Dalam struktur enzim, apoenzim merupakan komponen yang dominan, dengan sifat labil dan mudah dipengaruhi oleh perubahan pH dan suhu, serta tidak tehan terhadap panas.
2. Komponen non-protein yang disebut gugus prostetik
Gugus prostetik terdiri dari:
Cara kerja sebuah enzim dijelaskan dalam dua teori berikut:
Teori ini dicetuskan oleh Fischer (1898).
Menurut teori ini, enzim diumpamakan sebagai sebuah gembok dengan bagian kecil (lubang gembok) yang berfungsi mengikat substrat. sedang substrat diibaratkan sebagai kunci yang berikatan dengan sisi aktif dari enzim tersebut.
Dalam pandangan teori ini, Sisi aktif enzim yang bersifat fleksibel dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.
Ada beberapa faktor pendukung kinerja sebuah enzim, yaitu:
Semakin besar dan kuat konsentrasi substrat, maka semakin kuat dan cepat kerja enzim.
Dan semakin besar dan kuat konsentrasi enzim, waktu yang diperlukan untuk reaksi juga semakin kuat dan cepat pula.
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu tergantung jenis enzimnya. misalnya enzim tripsin bekerja padaa pH netral, sedangkan enzim pepsin bekerja pada pH asam.
Adanya logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Cd dan Pb, dapat mengganggu dan merusak kinerja enzim.
Adanya ion logam golongan tertentu seperti Mg, Mn, Ca, dan Fe justru akan direspon dengan baik oleh enzim.
Enzim bekerja dengan baik pada suhu antara 30-40 derajat celsius.
1. Karbohidrase
Terdiri dari:
2. Protease
Terdiri dari:
3. Esterase
Terdiri dari:
1. Oksidoreduktase
Terdiri dari:
2. Hydrolase
Terdiri dari:
Dalam jumlah kecil, enzim diproduksi secara alami oleh tubuh. Namun, adakalanya enzim tidak dihasilkan secara maksimal sehingga diperlukan asupan tambahan dari makanan yang mengandung enzim di dalamnya.
Beberapa makanan yang mengandung enzim yaitu:
Papaya adalah buah yang mengandung enzim mirip bromelanin yang dapat membantu mencerna protein.
Manga mengandung enzim Amilase yang memecah zat pati sehingga lebih mudah diserap tubuh.
Nanas kaya akan enzim yang disebut bromelain yang bisa membantu pemecahan protein ke dalam asam amino.
Selain itu, enzim bromelain juga bisa membantu dalam pengobatan peradangan dan nyeri artritis.
Pisang adalah buah yang kaya kalium, juga mengandung enzim amilase dan maltase.
Enzim Amilase berperan dalam memecah zat pati atau karbohidrat dan enzim Maltase mampu memecah gula malt sehingga membantu tubuh agar mudah memproses makanan.
Madu mengandung banyak enzim termasuk amilase, sukrase dan protease.
Kiwi mengandung enzim actinidin, yang membantu memecah protein dalam jenis makanan tertentu sepeti daging merah, telur, susu dan ikan.
Jahe mengandung protease zingibain, yang membantu memecah protein dalam makanan.
Kekurangan enzim bisa menyebabkan beberapa penyakit metabolik atau menganggu kinerja metabolism tubuh, seperti: