Manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dalam kelompok pasti sudah tidak asing lagi dengan kata etnosentrisme.
Etnosentrisme merupakan sebuah istilah dalam budaya maupun etnis kelompok ketika seorang individu memandang dunia dari perspektif kelompoknya sendiri dan menganggap kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain.
Etnosentrisme bisa saja terlihat dan dapat dirasakan di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Meski dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan merupakan sebuah kecenderungan alamiah dari sikap dan pemikiran manusia, namun etnosentrisme memiliki konotasi dan pandangan yang negatif di dalam kehidupan masyarakat.
Etnosentrisme terkait erat hubungannya dengan definisi penyimpangan dari seseorang yang tidak hanya dilihat sebagai sesuatu yang berbeda, tetapi juga sesuatu secara moral dan perilaku yang lebih rendah bahkan bersikap jahat. Etnosentrisme bisa memberikan sebuah pemikiran untuk menyerang budaya lain dalam bentuknya yang lebih ekstrim lagi.
Pengertian Etnosentrisme
Istilah etnosentrisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yang mempunyai arti bangsa dan pusat. Istilah etnosentrisme kerap kali terdengar dalam lingkungan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentrisme merupakan sebuah pandangan dan sikap yang dimiliki masyarakat dalam meremehkan kebudayaan lain.
Dalam arti yang lebih spesifik, etnosentrisme merupakan sebuah pandangan atau persepsi yang dimiliki oleh seorang individu maupun kelompok tentang penilaiannya terhadap kebudayaan yang lain.
Etnosentrisme sebagai bagian dari ilmu sosial dasar yang menganggap dan meyakini bahwa kebudayaan miliknya dianggap yang paling unggul dan lebih baik daripada budaya lainnya. Hal ini merujuk kepada sebuah rasa bangga dan fanatisme seorang individu ataupun kelompok secara berlebihan terhadap budayanya.
Etnosentrisme bisa menyebabkan pertikaian dan perkelahian antar kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. Alasannya hanya karena individu maupun kelompok menganggap bahwa bahasa, agama, kebiasaan, dan perilaku mereka yang paling baik dibanding lainnya.
Faktor Penyebab yang Mempengaruhi Etnosentrisme
- Sejarah dan Latar Belakang Anggota Kelompok
Etnosentrisme dapat ditimbulkan karena adanya kaitan yang erat dengan sejarah keluarganya pada masa lalu mengenai sebuah peristiwa perkembangan yang membentuk identitasnya. Sejarah suatu kelompok di masa lalu dapat menghasilkan sebuah identitas bagi kelompoknya.
Sejarah itu yang menghasilkan sebuah identitas seperti bahasa, kebiasaan, adat istiadat, tingkah laku hingga peristiwa masa lalunya. Hal ini yang menyebabkan seorang individu atau kelompok tersebut merasa mempunyai kebudayaan dan identitasnya, sehingga menganggap kebudayaannya sendiri yang palin bagus.
- Stereotipe yang Diyakini Masyarakat
Stereotip merupakan sebuah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap orang lain yang menganggap budayanya lebih tinggi dibanding lainnya. Pengetahuan dan pengalaman pribadi dapat mempengaruhi sifat stereotipnya. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap perbedaan dalam suatu kelompok.
Keyakinan tersebut tentunya menyebabkan seseorang untuk selalu memperkirakan dan mencari-cari perbedaan antar kelompok. Justru perbedaan itulah yang menjadi ciri khas seseorang maupun kelompok sehingga tidak perlu untuk dicari mana yang lebih unggul dan bagus.
- Prasangka Sosial Negatif yang Ditimbulkan
Prasangka sosial dapat mengarah ke hal yang negatif maupun hal yang positif. Prasangka sosial terhadap hal yang negatif dapat terjadi ketika seorang individu maupun kelompok membandingkan sesuatu yang dipunyai dengan kepunyaan orang lain.
Prasangka sosial tentunya bukanlah sebuah tindakan yang tepat dalam menghadapi perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Perbedaan yang ada bukanlah sebagai sebuah penghambat efektivitas komunikasi kelompok yang berbeda etnis.
- Budaya Politik Sosial Masyarakat
Budaya politik menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya etnosentrisme dikarenakan dapat membuat sebuah pemikiran subjektif dan penuh ikatan emosional dalam diri mereka.
Jalan politik seringkali menjadi sebagai sebuah wadah yang dianggap sangat tepat untuk melancarkan berbagai kepentingan dan kebutuhan pribadi dan kelompoknya.
Selain dari sebab itu budaya politik telah membawa sebuah pandangan dan paham mengenai kemudahan segala urusan untuk mencapai kekuasaan jika sudah tergabung dalam wadah politik.
Akan timbul suatu perasaan fanatisme berlebih terhadap identitas yang melekat pada dirinya. Masyarakat yang terlibat dalam sebuah politik cenderung lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri.
- Jarak Sosial Antara Individu Maupun Kelompok
Jarak sosial adalah sebuah perasaan yang memisahkan individu atau kelompok tertentu, berdasarkan dari tingkat penerimaan tertentu. Jarak sosial dan prasangka sosial akan berdampak pada negatif pada hubungan antar kelompok anggota masyarakat.
Jarak sosial menjadi aspek lain dalam prasangka sosial yang menunjukan sebuah tingkat penerimaan seseorang terhadap kehadiran orang lain dalam hubungan yang terjadi di antara mereka.
- Pluralitas Negara Indonesia
Negara Indonesia yang memiliki beragam keanekaragaman suku agama, ras, budaya, dan golongan yang berbeda dapat memicu sebuah konflik sosial. Perbedaan ini dijadikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan kekuasaan dan menguasai kelompok yang berbeda.
Dengan kondisi negara Indonesia yang plural tersebut seringkali memicu dan menyebabkan adanya banyak konflik yang terjadi.
- Loyalitas Terhadap Kelompoknya
Etnosentrisme dapat timbul ketika sebuah budaya yang kuat menjadikan individunya yang berada dalam kelompok yang memiliki rasa loyalitas yang tinggi.
Masyarakat yang mempunyai loyalitas yang tinggi akan lebih dalam dan lebih cenderung mengikuti norma dan aturan yang mengembangkan hubungannya dengan para anggota terkait.