Bahasa Indonesia

Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sepintas klausa dan frasa termasuk dua hal sama, yaitu gabungan kata yang mengisi sebuah kalimat. Apabila frasa dapat menjadi klausa, namun klausa tidak dapat terdiri dari satu frasa atau lebih.

Pengertian Klausa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

Klausa merupakan satuan yang terdapat pada bahasa dan terdiri atas beberapa kata yang mengandung subjek atau predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat.

Sekilas antara klausa dengan kalimat memang tidak jauh berbeda, namun perbedaan keduanya dapat terlihat dari intonasi dan juga tanda baca yang ada di dalam klausa.

Di dalam sebuah klausa terdapat subjek (S) dan predikat (P) sebagai unsur utamanya, akan tetapi dalam beberapa kasus terkadang unsur subjek hilang dan tidak ditulis namun masih dapat ditemukan secara eksplisit.

Jenis-Jenis Klausa

Di dalam suatu teks bacaan atau kalimat, klausa terbagi menjadi beberapa jenis. Dan berikut beberapa jenis klausa yang perlu diketahui:

Berdasarkan Struktur

  • Klausa Bebas. Klausa bebas merupakan sebuah klausa yang berpotensi untuk menjadi sebuah kalimat. Contohnya yaitu:
    • Ayah pergi
    • Dia sangat sedih
    • Adik harus makan
  • Klausa Terikat. Klausa terikat merupakan sebuah klausa yang tidak memiliki potensi untuk berubah menjadi sebuah kalimat, meskipun pada penulisannya diawali dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda baca. Contohnya seperti:
    • Saat ibu tertidur.
    • Jauh dari panti asuhan.
    • Agar mereka tahu.

Berdasarkan Kelengkapan Unsur

  • Klausa Lengkap. Klausa lengkap adalah klausa yang terdapat unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Contoh dari klausa lengkap sebagai berikut:
    • Adik sekolah
    • Ayah sedang membaca
    • Rosi bernyanyi
  • Klausa Tidak Lengkap. Klausa tidak lengkap merupakan jenis klausa yang hanya memiliki satu unsur saja yakni predikat tanpa adanya unsur objek. Contohnya yakni:
    • Pergi meninggalkan rumahnya
    • Sedang menangis di kamar
    • Tidak ingin meninggalkannya

Berdasarkan Fungsi

  • Klausa Subjek. Klausa subjek adalah sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai subjek di dalam sebuah kalimat. Contoh dari klausa subjek yakni: Ternyata dia sedang tertidur di perpustakaan itu.
  • Klausa Objek. Klausa objek merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai objek pada suatu kalimat. Contoh dari klausa objek yakni: Pak Guru sedang menjelaskan bab pertumbuhan tanaman.
  • Klausa Keterangan. Klausa keterangan merupakan sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai keterangan pada suatu kalimat. Contoh dari klausa keterangan yaitu: Karena malu, Ana tidak ingin keluar rumah.
  • Klausa Pelengkap. Klausa pelengkap merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai di dalam suatu kalimat. Contoh dari klausa pelengkap sebagai berikut: Doni dianggap telah pergi.

Berdasarkan Fungsi Predikat

  • Klausa Verbal. Klausa verbal adalah klausa di mana predikatnya berupa kata karja. Contoh klausa verbal yaitu:
    • Adik menangis
    • Kakak berenang
  • Klausa Nominal. Klausa nominal adalah klausa yang memiliki predikat berwujud kata benda. Contoh klausa nominal yaitu:
    • Andi seorang polisi
    • Ridwan mahasiswa
  • Klausa Adjektival. Klausa adjektival adalah sebuah klausa yang tersusun dari kata sifat. Contoh klausa adjektival yaitu:
    • Mahal sekali
    • Mobil yang mewah
  • Klausa Numeral. Klausa numeral merupakan klausa mempunyai predikat berwujud kata atau frasa numeral (bilangan). Contoh klausa numeral yakni:
    • Tiga kali sehari
    • Seratus juta sebulan
  • Klausa Preposisional. Klausa preposisional yakni sebuah klausa di mana predikatnya merupakan frasa dari kata depan (preposisi). Contoh klausa preposisional yaitu:
    • dari rumah Bibi.
    • menuju ke taman bermain.

Berdasarkan Kata Negatif

  • Klausa Positif. Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif di dalamnya, sehingga predikatnya memiliki sifat positif. Contoh klausa positif yaitu:
    • Dia berhasil menyelesaikannya
    • Semua telah lulus
  • Klausa Negatif. Klausa negatif merupakan klausa yang terdapat kata negatif seperti “bukan”, “jangan”, “tidak” dan lainnya. Sehingga nanti predikatnya mempunyai sifat negatif. Contoh klausa negatif yakni:
    • Adik belum makan
    • Jangan beri tahu Dian

Ciri-Ciri Klausa

Adapun ciri-ciri dari klausa adalah sebagai berikut:

  • Tersusun atas dua kata atau lebih.
  • Memiliki fungsi gramatikal di dalam kalimat.
  • Terdapat unsur subjek yang dapat ditemukan secara tertulis maupun tidak tertulis.
  • Terdapat unsur predikat.
  • Tidak memiliki intonasi di dalam serta tidak juga diakhiri oleh tanda baca apapun.

Struktur Klausa

Berdasarkan strukturnya, klausa bisa dilihat dari unsur-unsur penyusunnya antara lain:

  • Subjek
  • Predikat
  • Objek
  • Keterangan

Dari semua unsur di atas, masih dikelompokkan lagi menjadi unsur inti dan unsur tidak ini.

  • Unsur inti, klausa menggunakan subjek (S) dan predikat (P).
  • Unsur bukan inti, klausa menggunakan objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Subjek dan Predikat

Subjek merupakan bagian dari klausa, berupa nomina atau frase nominal, menandai apa yang diungkapkan oleh seorang pembicara.

Sedangkan predikat yakni bagian yang terdapat di dalam klausa, menandai apa yang diungkapkan oleh pembicara mengenai subjek tersebut. Dalam hal ini subjek dalam bentuk ajektiva, nomina, numeralia, pronominal, frase preposisional dan verba.

Pada klausa subjek, biasanya mendahului atau di depan predikat. Untuk predikat dicirikan dengan terletak di belakang subjek, ditandai dengan afiks ber-, me-, seperti yang ada di dalam predikat verbal.

Contoh: Umar Pendongeng

Dalam hal ini Umar sebagai subjek dan Pendongeng adalah predikatnya. Jika dilihat urutannya, S berada di bagian depan P atau dengan kata lain S mendahului P. Di sini subjek klausa yakni Umar termasuk leksem yang takrif.

Namun apabila dibalik menjadi Pendongeng Umar, bukan lagi menjadi klausa. Kata Pendongeng bukan nomina takrif untuk menduduki fungsi S. Oleh karena itu, kata Pendongeng harus diikuti oleh demonstrativa itu, dan menjadi Pendongeng itu Umar.

Objek

Objek merupakan bagian yang berada di dalam klausa berupa nomina atau frasa nomina, yang melengkapi verba transitif. Untuk objek yang dikenai perbuatan disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek dapat terbagi menjadi objek langsung atau objek tidak langsung.

Objek langsung merupakan objek yang langsung dikenai perbuatan dan telah disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek tidak langsung adalah objek yang menjadi penerimaan ataupun yang diuntungkan dengan perbuatan di dalam predikat verbal.

Contoh objek langsung:

  • Wina sedang naik sepeda
  • Bintang membeli sepatu

Pada contoh di atas, sepeda merupakan objek bagi verba naik dan sepatu adalah objek bagi verba membeli.

Contoh objek tidak langsung:

  • Ibu sedang memotong mangga untuk adik
  • Rina membuat kueh untuk bibi

Pada contoh di atas, kata adik adalah objek tidak langsung bagi verba memotong. Untuk kata bibi merupakan objek tidak langsung untuk verba membuat.

Pelengkap

Klausa pelengkap merupakan klausa yang terdiri dari nomina, frasa nominal, ajektiva atau frasa adjektival, di mana menjadi bagian dari predikat verbal, dan contohnya seperti:

  • Ayahku menjadi pilot
  • Bambang berjualan ikan
  • Dia dianggap patung
  • Ibu membeli jeruk bali

Keterangan

Keterangan menjadi bagian dari luar inti, berfungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek ataupun makna predikat. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai keterangan yang terdapat di Bahasa Indonesia, antara lain:

  • Keterangan sebab: karena hujan, ibu tidak jadi menjemur baju.
  • Keterangan akibat: penipu itu dihukum seumur hidup.
  • Keterangan alat: dipotong dengan mesin pemotong.
  • Keterangan cara: disambut dengan baik.
  • Keterangan jumlah: seperti pinang dibelah dua.
  • Keterangan subjek: orang yang baik, murid yang pintar, baju yang bersih.
  • Keterangan objek: menjadi anak yang berbakti.
  • Keterangan tempat: datang dari Surabaya, pergi ke Manado.
  • Keterangan tujuan: olahraga demi kesehatan.
  • Keterangan waktu: ditunggu hingga besok siang, pergi masih malam.
  • Keterangan syarat: bantulah jika kamu bisa, bawalah bila mampu.
  • Keterangan kualitas: berlari seperti kuda, cantik bagai bunga mawar.
  • Keterangan perlawanan: meskipun lambat, selesai juga kegiatannya.
  • Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut.
  • Keterangan modalitas: tidak mungkin dia berbohong, tidak mungkin hal itu terjadi.

Perbedaannya dengan Kalimat

Klausa menggunakan salah satu bagian dari suatu kalimat. Hal ini juga pernah diungkapkan oleh pendapat lain yang menyatakan jika klausa adalah suatu kumpulan kata yang setidaknya atau sedikitnya mempunyai satu objek dan satu predikat.

Tidak hanya itu saja, yang membedakannya dengan kalimat yaitu, pada klausa tidak terkandung jeda, intonasi, tempo, dan nada seperti yang terdapat pada kalimat.

Klausa tersusun dari dua bagian, yakni klausa utama dan klausa bawahan. Klausa utama yakni suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan berisi dari klausa dapat dipahami. Sedangkan pada klausa bawahan adalah suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri serta isi klausa belum lengkap.

Contoh dari klausa utama dan klausa bawahan sebagai berikut:

Saat matahari bersinar terik, para petani menjemur gabahnya dengan baik. Di sini “saat matahari bersinar terik” adalah klausa bawahan. “Para petani menjemur gabahnya dengan baik” merupakan klausa utama.

Antara klausa utama atau klausa bawahan dapat juga menjadi kalimat majemuk bertingkat dan majemuk campuran. Untuk kalimat majemuk, klausa utama disebut sebagai induk kalimat atau klausa atas.

Klausa bawahan juga demikian dapat dijadikan sebagai kalimat majemuk. Di sini klausa bawahan adalah bentuk perluasan dari satu fungsi yang terdapat di dalam kalimat yakni sebagai anak kalimat. Bahkan klausa bawahan dapat diketahui dari adanya kata sambung.

Meskipun begitu, antara klausa utama atau klausa bawahan bisa menempati posisi di awal sebuah kalimat. Apabila klausa utama berada di bagian awal kalimat, maka perlu ditambahkan tanda koma.

Tanda koma berfungsi untuk memisahkan antara klausa utama dan klausa bawahan. Dan apabila klausa bawahan berada di bagian awal sebuah kalimat, maka tanda baca koma berfungsi sebagai pemisah klausa bawahan dengan klausa utama.

Contoh Klausa

  • Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar mendapat pekerjaan lebih baik.

Klausa I: Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri

Klausa II: Joni mendapat pekerjaan lebih baik

  • Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri dan tidak membebani orang lain.

Klausa I: Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri

Klausa II: Nona berusaha untuk tidak membebani orang lain.

  • Dia pantas mendapatkan bantuan setelah kehilangan tempat tinggal.

Klausa I: Dia pantas mendapatkan bantuan

Klausa II: Dia telah kehilangan tempat tinggal

  • Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang untuk mengirim barang ke luar kota.

Klausa I: Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang

Klausa II: Ibu mengirim barang ke luar kota

  • Ahmad batal pergi ke Malaysia karena kehilangan pasport.

Klausa I: Ahmad batal pergi ke Malaysia

Klausa II: Ahmad kehilangan pasport

  • Adik masuk sekolah tiga bulan lalu dan telah mempunyai banyak teman.

Klausa I: Adik masuk sekolah tiga bulan lalu

Klausa II: Adik mempunyai banyak teman

  • Mereka selalu pergi bersama karena memiliki hobi yang sama.

Klausa I: Mereka selalu pergi bersama

Klausa II: Mereka memiliki hobi yang sama