5 Negara Penghasil Kedelai Terbesar di Dunia yang Perlu diketahui

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kedelai adalah salah satu jenis polong-polongan yang sangat penting di dunia karena merupakan salah satu sumber makanan bagi manusia dan hewan. Kedelai diyakini mulai dibudidayakan di dataran Cina sekitar 3500 tahun yang lalu.

Di kebanyakan negara-negara Asia seperti Cina, Jepang, Korea dan juga Indonesia banyak sekali makanan yang berbahan dasar kedelai. Tidak hanya sebagai makanan, kedelai juga digunakan sebagai bahan pengobatan herbal.

Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik sehingga banyak yang tertarik untuk mengembangkannya baik sebagai bahan makanan maupun bahan dasar produk kimia.

Di negara asalnya kedelai biasa digunakan sebagai bahan baku makanan seperti Tofu atau tahu, kecap asin , pasta fermentasi untuk bumbu serta masih banyak lainnya. Di Indonesia sendiri kedelai digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tempe, tahu, kecap manis, susu kedelai serta pakan ternak.

Biji kedelai mengandung 17 persen minyak serta 63 persen tepung tanpa kandungan pati dimana 50 persennya adalah protein hal ini membuat kedelai baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Meski Kedelai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah namun tanah yang subur, sedikit berpasir, hangat dan memiliki drainase yang baik dapat membuat kedelai tumbuh lebih baik. Karena kemudahan penanaman, fleksibilitas, kemampuan adaptasi serta banyaknya produk yang dapat dihasilkan oleh kedelai membuat ia memperoleh julukan sebagai “Tanaman Ajaib”.

Kedelai pertama kali diperkenalkan di Benua Amerika sekitar tahun 1500-1700an. Kedelai menjadi salah satu produk agrikultur yang penting di benua Amerika dalam waktu yang cukup singkat. Perang dunia pertama juga merupakan salah satu faktor pendorong semakin luasnya penggunaan makanan berbahan dasar kedelai sebagai makanan pengganti saat terjadi kelangkaan daging disaat itu.

Meski berasal dari dataran Cina kedelai menjadi popular di berbagai belahan dunia. Ada beberapa warna kacang kedelai, ada yang kuning, hijau, kecoklatan, hitam dan juga dua warna.

Namun kedelai yang paling banyak digunakan secara komersial adalah kedelai yang berwarna agak kecoklatan seperti kedelai yang biasa dipakai dalam pembuatan tempe dan tahu. Berikut adalah negara-negara penghasil kedelai terbesar di dunia.

1. Brazil

Brazil melakukan penelitian pertama kali dalam sejarah amerika latin mengenai potensi kedelai (susu kedelai) di tahun 1924. Meletusnya Perang dunia kedua mengakibatkan kekurangan pangan di berbagai belahan dunia membuat negara-negara di amerika latin beralih ke makanan berbahan dasar kedelai.

Di tahun 1946 Brazil menjadi negara pertama di Amerika latin yang secara serius mengkomersialkan produksi kedelai. Di tahun itu Brazil mampu memproduksi sekitar 10.000 ton kedelai dan di tahun 1949 produksinya meningkat tiga kali lipat mencapai 30.000 ton.

Konsumsi kedelai dalam negeri Brazil berupa olahan seperti minyak, tepung kedelai kasar dan halus, susu kedelai, serta mengkonsumsinya langsung sebagai bahan masakan. Popularitas kedelai juga meningkat karena naiknya harga kacang hitam yang merupakansalah satu bahan pangan utama disana.

Pemerintah saat itu mengkampanyekan penggunaan Kedelai hitam dan coklat sebagai pengganti dan campuran kacang hitam yang saat itu sangat tinggi harganya. Berkat iklim dan luasnya tanah yang dapat digunakan sebagai lahan penanaman kedelai ditahun 2019/2020 Brazil akhirnya menjadi produsen kedelai terbesar di dunia, dengan total produksi 128,5 juta metrik ton.

Di tahun 2020/2021 Brazil menguasai 37% produksi kedelai dunia. Saat ini Brazil berhasil mengalahkan dominasi Amerika serikat dalam produksi kedelai. Brazil diperkirakan akan masih memimpin produksi kedelai dunia dalam satu dekade kedepan karena pengembangan lahan pertanian yang terus berjalan.

2. Amerika Serikat

Ditahun 1765 seorang petani bernama Samuel Bowen membawa kedelai masuk ke Amerika Serikat. Awalnya kedelai tersebut dibudidayakan di Savannah sebagai bahan baku pembuatan kecap asin. Kedelai juga pernah digunakan sebagai pengganti kopi disaat perang saudara terjadi di Amerika serikat.

Karena penggunaan kedelai yang sangat luas mulai sebagai bahan makanan, bahan obat serta pakan ternak, banyak petani Amerika mulai menanam kedelai. Sistem rotasi tanaman menggunakan kedelai juga diaplikasikan karena kedelai mampu meningkatkan unsur nitrogen dalam tanah.

Seiring dengan peningkatan permintaan atas komoditas kedelai, Amerika serikat pun mengembangkan kedelai GMO (Genetically Modified Organism) di mana kedelai hasil rekayasa genetika tersebut menjadi lebih kuat, tahan hama, mudah penanamannya serta lebih singkat masa tanamnya serta masih banyak kelebihan lainnya.

Hampir separuh petani di Amerika serikat adalah petani kedelai. Produksi kedelai di Amerika serikat menganut pertanian berkelanjutan guna melindungi lahan dan memastikan produksi kedelai terbaik.

Sampai tahun 2018 Amerika Serikat mendominasi produksi kedelai dunia ditahun itu total produksi kedelai Amerika Serikat mencapai 120,52 juta metrik ton. Di periode selanjutnya 2019/2020 terjadi penurunan drastis produksi kedelai amerika serikat yang hanya mencapai 96,67 juta metrik ton.

3. Argentina

Pembudidayaan kedelai di Argentina dimulai di sekitar tahun 70-an, saat itu permintaan pasar dalam hal ini permintaan Cina akan kedelai meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduknya. Negara-negara di Amerika latin melihat ini sebagai satu peluang besar untuk menambah penghasilan negara.

Pertanian kedelai sendiri mengalami peningkatan yang luar biasa di tahun 90-an disaat kedelai GMO (Genetically Modified Organism) mulai dikomersialkan di tahun 1996. Saat ini 63% lahan pertanian di Argentina digunakan untuk menanam kedelai.

Argentina sendiri tidak mengkonsumsi kedelai, produksi kedelai kebanyakan di import dan komoditas kedelai membukukan 31,8% pendapatan import Argentina. Mengingat kedelai merupakan komoditas import utama Argentina pemerintah melakukan banyak penelitian guna meningkatkan produksi kedelainya.

Salah satu gebrakan yang dilakukan oleh peneliti di Argentina adalah menciptakan bibit kedelai yang tahan terhadap hama ulat. Saat ini Bibit kedelai tersebut sudah digunakan secara luas di Argentina.

4. Cina

Di awal budidayanya sekitar 3000 tahun yang lalu kedelai hanya digunakan sebagai tanaman pengganti antar panen yang bertujuan untuk menyuburkan lahan pertanian. Lama kelamaan kedelai dikembangkan dan dibudidayakan. Budidaya tersebut menghasilkan tanaman kedelai yang tumbuh kuat dan dapat di tanam di berbagai jenis tanah serta cuaca.

Seiring dengan semakin banyaknya penduduk dunia dan meningkatnya permintaan atas produk hasil olahan kedelai banyak negara bersaing untuk memproduksi kedelai.

Peningkatan produksi dan konsumsi kedelai dalam negeri Cina dimulai saat pemerintah mulai mengubah pola konsumsi makanannya ke diet kaya protein dalam hal ini daging, unggas dan juga susu. Hal ini berimbas pada peningkatan permintaan atas kedelai untuk pakan hewan ternak.

Saat ini cina adalah produsen kedelai keempat terbesar di dunia, Cina sendiri lebih banyak memproduksi kedelai tanpa modifikasi genetika untuk konsumsi manusia. Cina menerapkan kebijakan hanya kedelai non GMO (genetically Modified Organism) yang boleh dikonsumsi oleh manusia.

Cina melalui salah satu perusahaan milik pemerintah mendukung sertifikasi dan standarisasi penanaman kedelai yang mengedepankan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam hal ini mengurangi pengalihan lahan serta tanpa deforestasi.

Penurunan jumlah petani kedelai di Cina terus terjadi karena dianggap kurang menguntungkan dibanding menanam komoditas lain seperti jagung yang mendapat subsidi pemerintah serta harga yang lebih tinggi di pasaran. Semoga saja kondisi tersebut bisa membaik mengingat semakin banyak orang yang mencari sumber protein nabati demi hidup berkelanjutan.

Di tahun 2020/2021 produksi kedelai cina mencapai 19,6 juta metrik ton, namun cina juga merupakan importir kedelai terbesar di dunia dengan porsi 85%.

5. India

Masuknya kedelai ke India diperkirakan sekitar abad ke-10 melalui rute Himalaya, serta dibawa oleh pedagang dari Indonesia (dahulu Hindia Belanda) melalui Myanmar. Komersialisasi kedelai di India dimulai sekitar tahun 60an kemudian diikuti dengan upaya budidaya bibit kedelai.

Uji coba budidaya kedelai dilaksanakan di tahun 1963 di universitas agrikultur di Patnagar dan Jabalpur menggunakan varietas kedelai asal Amerika. Setelah tahun 1972, produksi kedelai di India meningkat dengan pesat. Penanaman komoditas kedelai India dilakukan bersilang atau bergantian dimana Kedelai akan ditanam saat musim penghujan dan diganti dengan tanaman lain di musim berikutnya.

Hal ini mampu meningkatkan jumlah dan hasil panen kedelai serta meningkatkan keuntungan petani. Namun ketergantungan akan hujan saat menanam kedelai juga berimbas pada produktivitas lahan petani.

Produksi kedelai India sempat mengalami penurunan di tahun 2019-2020 menjadi 9,3 juta metrik ton dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 10,93 metrik ton. Di tahun 2020-2021 produksi kedelai india Kembali mengalami peningkatan menjadi 10,45 juta metrik ton.

fbWhatsappTwitterLinkedIn