Perdagangan merupakan salah satu bentuk kerjasama ekonomi yang terjalin antara dua pihak yang memiliki kepentingan bersama. Dalam skala internasional, kegiatan perdagangan ini disebut dengan kegiatan ekspor impor.
Kegiatan perdagangan suatu negara, biasanya dicatat dalam sebuah neraca yang disebut dengan neraca perdagangan. Untuk lebih memahami mengenai apa itu neraca perdagangan dan hal-hal lain yang terkait dengannya, silahkan disimak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Neraca Perdagangan
Dalam Bahasa Inggris, neraca perdagangan disebut BoT atau Balance of Trade. Dalam Encyclopaedia Britannica, disebutkan bahwa balance of trade atau neraca perdagangan merupakan perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), neraca perdagangan merupakan sebuah ikhtisar yang di dalamnya menunjukkan selisih antara nilai transaksi kegiatan ekspor dan juga impor dalam suatu negara di periode waktu tertentu.
Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) neraca perdagangan diartikan sebagai perbandingan antara impor dan ekspor dari suatu negara dalam perdagangan dunia.
Neraca perdagangan sendiri merupakan bagian dari neraca pembayaran atau Balance of Payment. Secara lebih rinci, negara perdagangan masuk ke dalam bagian transaksi berjalan (current accounts).
Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan
Beberapa faktor yang memengaruhi neraca perdagangan suatu negara adalah sebagai berikut:
- Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
Pertumbuhan ekonomi dalam sebuah negara akan meningkatkan pendapatan dan kualitas standar hidup penduduknya. Kondisi tersebut akan meningkatkan permintaan dalam negeri sehingga bisa meningkatkan nilai impor. Demikian pula untuk mendukung produksi di dalam negeri, maka permintaan bahan baku dan barang modal juga akan mengalami peningkatan.
Adapun pertumbuhan ekonomi global atau dalam negara mitra juga akan memengaruhi peningkatan nilai ekspor barang produksi dalam negeri ke luar negeri.
- Nilai Tukar Mata Uang
Saat nilai tukar mata uang sebuah negara terapresiasi, maka daya belinya terhadap mata uang asing akan menguat. Hal itu membuat barang-barang luar negeri menjadi relatif lebih murah sehingga akan berdampak pada meningkatnya permintaan impor.
Sebaliknya, bagi pembeli di luar negeri, apresiasi mata uang akan membuat barang domestik menjadi relatif lebih mahal sehingga nilai ekspor akan berkurang.
Disisi lain, jika nilai tukar mata uang terdepresiasi, maka barang produksi dalam negeri menjadi lebih murah bagi orang asing sehingga dapat merangsang peningkatan ekspor. Sebaliknya, barang impor akan menjadi lebih mahal sehingga permintaan terhadap impor juga akan menurun.
Dampak perubahan nilai tukar mata uang terhadap neraca perdagangan juga tergantung pada dua faktor lain, yaitu tingkat inflasi dan elastsitas permintaan produk.
- Daya saing produk
Daya saing yang dimiliki oleh sebuah produk di pasar internasional sangat tergantung pada harga jual dan kualitas produk tersebut. Harga barang yang murah dengan disertai kualitas produk yang baik tentunya akan lebih kompetitif di pasar internasional sehingga barang tersebut akan diminati dan dapat meningkatkan nilai ekspornya.
Kualitas sebuah produk juga tergantung pada diferensiasi produk. Produk yang terdiferensiasi memberikan kekuatan pasar bagi produsen. Misalnya saja barang modal berteknologi tinggi yang meskipun lebih mahal namun akan tetap diminati oleh pasar.
- Proteksi perdagangan
Proteksi perdagangan yang diterapkan sebuah negara bisa berupa kebijakan tarif dan non-tarif seperti lisensi impor, lisensi ekspor, subsidi, kuota impor, pembatasan ekspor sukarela, devaluasi mata uang, persyaratan konten lokal, embargo, dan dumping.
Dampak proteksi perdagangan bagi neraca perdagangan sebuah negara tergantung pada jenis hambatan dan signifikansinya.
Jenis Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan atau balance of trade terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
- Neraca Perdagangan Surplus
Neraca perdagangan surplus adalah sebuah kondisi neraca perdagangan dimana nilai ekspornya lebih besar dibandingkan nilai impornya. Neraca perdagangan surplus sangat menguntungkan bagi sebuah negara karena ini berarti nilai pendapatannya lebih besar.
- Neraca Perdagangan Defisit
Neraca perdagangan defisit merupakan kebalikan dari neraca perdagangan surplus. Dalam neraca perdagangan defisit nilai transaksi impornya jauh lebih tinggi daripada nilai ekspornya.
Bagi beberapa negara, terutama negara-negara berkembang, kondisi ini tentunya tidak menguntungkan karena biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan impor jauh lebih tinggi daripada pendapatan yang diperoleh dari transaksi ekspornya.
- Neraca Perdagangan Seimbang
Neraca perdagangan seimbang merupakan suatu kondisi dimana nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam keadaan seimbang. Hal itu berarti negara tersebut tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Namun, kondisi neraca perdagangan seimbang ini sangat sulit untuk dipertahankan.
Contoh Neraca Perdagangan
Sepanjang tahun 2021, negara A mencatatkan total nilai ekspor mereka sebesar $180 miliar sementara total nilai impornya adalah sebesar $170 miliar. Dari data tersebut, diketahui bahwa neraca perdagangan negara A mengalami surplus sebesar $10 miliar yang diperoleh dengan cara mengurangkan nilai ekspor dengan nilai impornya.
Sementara itu, negara B mencatatkan nilai ekspornya sebesar $250 miliar sementara nilai impornya adalah sebesar $285 miliar. Dari data tersebut, maka perdagangan negara B mengalami defisit sebesar $35 miliar.
Rumus Neraca Perdagangan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara selama periode tertentu. Untuk menentukan nilai neraca perdagangan tersebut maka digunakan rumus berikut:
Neraca perdagangan = Ekspor – Impor
Nilai ekspor merupakan total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara kemudian dijual keluar negeri. Sedangkan nilai impor merupakan total barang dan jasa yang didatangkan dari luar negeri.
Perlu diketahui bahwasanya ada kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam pencatatan nilai ekspor dan nilai impor. Salah satu diantara penyebabnya adalah karena adanya perdagangan gelap, sehingga perhitungan neraca perdagangan menjadi tidak tepat.
Kelebihan dan Kekurangan Neraca Perdagangan
Adanya neraca perdagangan memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan bagi sebuah negara. Beberapa kelebihan dari neraca perdagangan adalah sebagai berikut:
- Neraca perdagangan berguna untuk menjadi tolak ukur dalam penentuan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait.
- Menjadi salah satu indikator untuk mengetahui jumlah pengeluaran dan pendapatan negara, terutama dari sektor perdangangan ekspor-impor.
- Neraca perdagangan bisa digunakan sebagai informasi untuk kegiatan ekonomi internasional.
Disisi lain, kelemahan dari neraca perdagangan ini adalah bisa memicu proteksionisme berlebihan dari suatu negara terhadap produk atau industri dalam negeri. Hal ini disebabkan setiap negara tentunya ingin mempertahankan surplus dalam neraca perdagangan mereka, sehingga sebuah negara akan berusaha membatasi impor mereka.
Contoh Soal Neraca Perdagangan dan Pembahasannya
- Diketahui total ekspor negara M adalah 2000 triliun, sementara total impornya adalah 1200 Triliun. Bagaimanakah posisi neraca perdagangan negara M?
Jawab:
Nilai ekspor negara M lebih besar daripada nilai impornya, sehingga neraca perdagangan negara M mengalami Surplus sebesar: 2000-1200 = 800 triliun
- Jika neraca perdagangan sebuah negara diketahui mengalami defisit sebesar 650 trilliun dan nilai impor negara tersebut adalah 2500 triliun. Maka tentukan berapa jumlah ekspornya?
Jawab:
Neraca perdagangan = ekspor – impor
Ekspor = Neraca perdagangan + impor = (-650) + 2500 = 1850 triliun
Kesimpulan Pembahasan
Perdagangan internasional yang dilakukan sebuah negara akan dicatat dalam sebuah neraca yang disebut dengan neraca perdagangan. Secara umum, neraca perdagangan diartikan sebagai neraca yang menunjukkan selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor yang dilakukan oleh sebuah negara dalam satu periode tertentu.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi nilai neraca perdagangan sebuah negara, diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dan pendapatan, nilai tukar mata uang, daya saing produk, dan juga proteksi perdagangan yang diterapkan. Berdasarkan nilainya, neraca perdagangan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu neraca perdagangan surplus, neraca perdagangan defisit, dan neraca perdagangan seimbang.
Penggunaan neraca perdagangan oleh sebuah negara memiliki sejumlah kelebihan. Neraca perdagangan bisa menjadi indikator pengeluaran dan pendapatan negara dari sektor perdagangan sehingga bisa menjadi tolak ukur dalam penetapan kebijakan terkait. Akan tetapi, untuk mempertahankan surplus pada neraca perdagangan adakalanya sebuah negara harus menerapkan kebijakan proteksionisme untuk mencegah membengkaknya angka impor.