Sebagai sebuah badan usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, adakalanya sebuah perusahaan mengalami kemunduran dalam usahanya yang bisa jadi berujung pada kebangkrutan.
Secara umum bangkrut bisa dikatakan sebagai kondisi perusahaan yang tidak sehat dan mengalami penurunan keuntungan atau bahkan kerugian sehingga tidak lagi memungkinkan untuk melanjutkan operasional perusahaan lebih lanjut.
Menurut Martin dalam Fakhrurozie (2007:15), kebangkrutan bisa didefinisikan sebagai kegagalan ekonomi (Economic Distressed) dan juga kegagalan keuangan (Financial Distressed). Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bangkrut diartikan mengalami kerugian besar hingga jatuh atau gulung tikar. Lantas, apakah yang menyebabkan sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan?
Penyebab Perusahaan Bangkrut
Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 104), sebuah perusahaan yang mengalami kebangkrutan bisa disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor penyebab kebangkrutan yang berasal dari dalam diri perusahaan itu sendiri, biasanya dari sisi manajemen dan operasional perusahaan. Beberapa faktor internal yang bisa mendorong perusahaan ke dalam kebangkrutan adalah:
- Sistem manajemen perusahaan yang tidak efisien, baik karena kurangnya keahlian dan keterampilan maupun kurangnya kehati-hatian dalam pengelolaan perusahaan.
- Jumlah hutang piutang perusahaan yang tidak seimbang dengan modal, sehingga bisa menyebabkan posisi keuangan perusahaan menjadi tidak sehat. Piutang yang terlalu banyak menyebabkan aktiva menganggur dan tidak bisa diputar untuk menghasilkan pendapatan, sementara nilai utang yang terlalu besar juga menyebabkan tingginya beban bunga yang akan menyebabkan tingkat laba menurun bahkan merugi
- Adanya korupsi oleh manajemen perusahaan yang menyebabkan keuangan perusahaan merugi dan berakhir pada kebangkrutan.
Faktor Eksternal
Faktor eskternal adalah faktor penyebab kebangkrutan perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Faktor eskternal sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
- Faktor eksternal yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Misalnya : konsumen, supplier, kreditor, debitor, pemerintah, dan juga pesaing.
- Faktor eksternal yang tidak memiliki hubungan langsung dengan perusahaan tetapi bisa mempengaruhi kondisi perusahaan. Misalnya saja persaingan global dan kondisi perekonomian.
Beberapa faktor eksternal yang bisa memicu kebangkrutan sebuah perusahaan, antara lain:
- Adanya perubahan selera pasar (konsumen) yang tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan menyebabkan konsumen beralih ke produk lain yang akan berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan. Bila hal ini tidak segera ditangani tentunya akan menyebabkan perusahaan terus mengalami kemunduran dan bukan tidak mungkin menuju pada kebangkrutan.
- Adanya kekurangan atau terhambatnya pasokan bahan baku dari supplier yang menyebabkan operasional perusahaan terganggu.
- Piutang yang macet karena debitor tidak membayarkan kewajibannya dalam tenggat waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan debitor dalam membayar utang tentu akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
- Hubungan yang tidak baik dengan kreditor dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya (utangnya) bisa beresiko dipailitkannya perusahaan oleh kreditor.
- Adanya persaing bisnis yang mumpuni dan lebih menguasai pasar akan memicu penurunan omzet perusahaan.
- Kondisi sistem perekonomian global yang lesu tentu juga bisa memengaruhi kondisi perusahaan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi dengan baik akan mendorong perusahaan mengalami kemunduran dalam usahanya.
Solusi Mengatasi Kebangkrutan
Beberapa hal yang perlu diantisipasi untuk mencegah kebangkrutan sebuah perusahaan adalah:
- Selalu lakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan
- Jangan ragu untuk meminta saran dan masukan dari profesional atau ahli
- Selalu memperbaiki kinerja dan efisiensi manajemen perusahaan
- Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
- Melakukan inovasi pada produk atau jasa dengan memperhatikan selera pasar
- Selektif dalam memilih karyawan berdasar prestasi dan keterampilannya
- Bangun relasi yang baik dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan
- Mempersiapan alternatif untuk keadaan terburuk
Namun, apabila perusahaan telah berada diambang kebangkrutan maka berikut adalah beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
- Tetap fokus dan tidak putus asa
- Evaluasi keuangan perusahaan dan hapus pengeluaran-pengeluaran yang tidak mendesak.
- Jual aset perusahaan yang kurang dibutuhkan untuk menambah modal dan mengurangi beban operasional perusahaan.
- Dahulukan membayar hutang dengan bunga tinggi. Lakukan negosiasi dengan kreditor untuk memperpanjang waktu jatuh tempo utang.