Daftar isi
Dalam bahasa apapun, termasuk bahasa arab, pola kalimat adalah salah satu hal yang penting dibahas.
Dalam bahasa arab, kalimat disebut ” الجملة ” (Al – Jumlah). Jumlah minimal tersusun dari subjek (musnad ilaih) dan predikat (musnad/ khobar).
Prinsip penyusunan pola kalimat dalam bahasa arab pada prinsipnya mirip dengan bahasa Indonesia, yaitu diterangkan-menerangkan.
Sebelum mengenal pola kalimat dalam Bahasa Arab, kenali lebih dalam masing-masing elemen penyusun kalimat dalam pembahasan di bawah ini.
Setidaknya ada dua elemen penyusun kalimat: musnad dan musnad ilaih. Dua elemen ini memiliki fungsi masing-masing. Berikut pembahasannya.
1. Musnad ilaih (subjek)
Subjek atau kata yang diterangkan adalah fokus utama pembahasan kalimat, karena kita akan membahas apa yang terjadi pada hal yang menjadi subjek.
Masing-masing kalimat memiliki tugasnya untuk membahas hal tersebut. Ada kalimat yang berfungsi mendefinisikan, mendeskripsikan bentuk, fitur, dan perilaku.
Pada tingkat yang lebih tinggi, kalimat dapat dipakai untuk mempertanyakan, memerintah, dan melarang.
Posisi dan fungsi subjek biasanya berubah mengikuti fungsi kalimat tersebut.
Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Fungsi Subjek dalam Kalimat | Bahasa Arab | Cara Baca | Bahasa Indonesia | Keterangan |
Mubtada’ (subjek umum) | الكتاب نافذة العلم | Al kitaabu naafidzatul ‘ilm | Buku adalah jendela ilmu. | Subjek menjadi kata benda yang dijelaskan predikat dalam kalimat deskriptif. |
Fi’il (kata kerja) | يَفْتَحُ مُحَمَّدٌ البَابَ | Yaftahu Muhamadun albaaba | Muhammad membuka pintu. | Predikat (yaftahu/ membuka) menjelaskan perilaku subjek. |
Naibul fail (kalimat singkat yang berisi subjek dan predikat) | كُتِبَ الصيام | kutiba asshiyaamu | Puasa telah diwajibkan. | Subjek berfungsi sebagai fa’il (pelaku) yang dijelaskan oleh fi’il. |
2. Musnad (predikat)
Predikat berfungsi sebagai penjelas deskripsi/ perilaku subjek. Pada contoh di tabel atas, kata yang tidak di garis bawahi termasuk musnad.
Bentuk kalimat bahasa arab ada yang tunggal (mufrad) dan majemuk (jamak dalam bahasa arab).
Berdasarkan ada-tidaknya subjek pun, kalimat dalam bahasa Arab dibagi jadi kalimat aktif dan pasif.
Masing-masing memiliki ciri khas dan pola. Berikut penjelasannya.
Kalimat tunggal dan majemuk memiliki jenis masing-masing. Kalimat tunggal dapat dibedakan atas kata apa yang terletak di awal kalimat: isim atau fi’il. Sedangkan kalimat majemuk ada yang setara dan bertingkat.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang tersusun atas satu klausa (satu subjek/ musnad ilaih dan satu predikat/ musnad).
Klausa ini bisa di tambah objek atau keterangan. Berdasarkan kata yang memulai kalimat, kalimat tunggal dibedakan menjadi Jumlah Ismiyah dan Fi’liyah.
1. Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyah adalah kalimat yang dimulai dengan isim atau kata benda (الاسم). Adapun pola kalimat ini adalah:
Mubtada‘ (Isim sebagai kata pendahulu kalimat) + Khobar (sejenis predikat/ berita dari mubtada’)
Subjek pada jumlah ismiyah berfungsi sebagai mubtada’ dan dapat diisi dengan berbagai isim seperti Isim Alam, Isim Zaman dan Makan, Isim Alat, dan lain-lain.
Dalam posisi khobar, biasanya ada tiga tipe kata yang dapat mengisinya, yaitu:
Contoh jumlah ismiyah adalah sebagai berikut. Agar tidak bingung, gabungan dari predikat, objek, dan keterangan digabung menjadi satu khobar.
Jumlah Ismiyah Sesuai Kata Penyusun Khobar | Bahasa Arab | Cara Baca | Subjek, Mubtada | Predikat | Objek | Keterangan | Arti |
Isim sebagai khobar | محمد طالب ماهر فى مدرسته | Muhammad thaalibun maahirun fii madrasah. | محمد | طالب ماهر | – | فى مدرسته | Muhammad adalah siswa yang pandai di sekolahnya. |
Fi’il sebagai khobar | الثَّوْرُ يَحْرُثُ الأَرْضَ | At-tsauuru yahrutsu al-ardh. | الثَّوْرُ | يَحْرُثُ | الأَرْضَ | – | Sapi membajak tanah. |
Kata tunjuk sebagai khobar | القَمَرُ فِي السَّمَاءِ | Al qamaru fii assamaa’i | القَمَرُ | فِي | السَّمَاءِ | – | Bulan ada di langit. |
2. Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah adalah kata yang diawali dengan fi’il (kata kerja). Sifat jumlah ini adalah kalimat verbal. Jumlah fi’liyah memiliki pola sebagai berikut.
Fiil (kata kerja yang berfungsi sebagai subjek) + fail (pelaku kata kerja)
Contoh kalimat ini adalah sebagai berikut.
Bahasa Arab | Cara Baca | Fi’il (predikat) | Fa’il (Subjek) | Objek | Keterangan | Bahasa Indonesia |
يُحِبُّ الوَلَدُ البُرْتُقَالَ | Yuhibbu alwaladu burtuqaala | يُحِبُّ | الوَلَدُ | البُرْتُقَالَ | Anak menyukai jeruk. | |
اِفْتَرَسَ الذِّئْبُ كَبْشًا | Iftarasa adzzi’bu kabsyan | اِفْتَرَسَ | الذِّئْبُ | كَبْشًا | Srigala menerkam seekor kambing. | |
يَشْتَرِي التَّاجِرُ القُطْنَ | Yasytarii Attaajiru Alquthn | يَشْتَرِي | التَّاجِرُ | القُطْنَ | Pedagang membeli kapas. | |
يَذْهَبُ الأَغْنِيَاءُ إِلَى أُوْرُبَّا | Yadzhabu al-aghniyaa’a ila uuruban | يَذْهَبُ | الأَغْنِيَاءُ | – | لَى أُوْرُبَّا | Orang-orang kaya pergi ke Eropa. |
يَدْخُلُ الهَوَاءَ فِي الحُجْرَةِ | Yadzhabu alhawaa’a fii alhujurah. | يَدْخُلُ | الهَوَاءَ | – | فِي الحُجْرَةِ | Udara memasuki kamar. |
Berdasarkan lima contoh di atas, secara garis besar terdapat dua jenis jumlah fi’liyah, yaitu yang memiliki objek dan yang tidak memiliki objek.
Kalimat dengan objek menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan objek agar makna kalimat tidak menggantung) atau dalam bahasa Arab disebut Fi’il lazim ( الفعل المتعدي ). Biasanya kata kerja transitif ini dilengkapi dengan imbuhan.
Sedangkan kalimat tanpa objek menggunakan kata kerja intransitif (kata kerja yang tidak membutuhkan objek) yang disandingkan dengan keterangan. Titik berat kalimat ini terletak pada keterangannya.
Kalimat majemuk/ Jumlah al-markabah adalah kalimat yang memiliki dua klausa.
Hubungan antar dua klausa ini dibentuk oleh konjungsi (kata sambung). Adapun jenis-jenis kalimat majemuk dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Al-Markabah Setara
Klausa pada majemuk setara menunjukkan derajat yang sama, biasanya disambung dengan kata sejenis “dan”.
Pola kalimatnya adalah sebagai berikut.
الجملة المركبة = الجملة الأولى + حرف العطف + الجملة الثانية Kalimat majemuk= Kalimat awal + huruf al'athf (konjungsi)+ kalimat kedua
Adapun konjungsi yang berlaku untuk kalimat majemuk ini adalah sebagai berikut.
Konjungsi و berfungsi sebagai ‘dan’ dalam kalimat majemuk yang menyatakan penambahan jumlah.
Konjungsi ثم berfungsi sebagai ‘kemudian’ dalam menyatakan tahapan/ runutan kegiatan.
Biasanya tsumma dipakai untuk menyatakan dua kegiatan yang berurutan namun terpisah dalam waktu relatif agak lama.
Jika rentang waktunya singkat, tsumma dapat diganti الفاء (Alfaa‘) yang juga berarti kemudian.
Konjungsi “أو”dan “ام” digunakan dalam perbandingan atau pemilihan antara dua kalimat.
Beda “أو”dan “ام” hanyalah “ام” biasa dipakai dalam kalimat tanya.
Konjungsi ini dipakai untuk mengoreksi pernyataan kalimat pertama atau menyatakan hubungan perlawanan antar satu kalimat/ klausa dan kalimat/klausa setelahnya.
Pola kalimat majemuk ini adalah:
Kalimat 1 (Bersifat negatif, diawali "Bukan/ tidak") + Kalimat 2 (bersifat positif dan mengoreksi).
Contoh kalimat majemuk setara dengan berbagai konjungsi adalah sebagai berikut.
Konjungsi dalam Bahasa Indonesia | Bahasa Arab | Cara Baca | Kalimat 1 | Konjungsi | Kata/ Kalimat 2 | Bahasa Indonesia |
Dan | هذه درجة كبيرة و تلك دراجة صغيرة | Haadzihi daraajatun kabiiratun wa tilka daraajatun shaghiiratun | هذه درذجة كبيرة | و | تلك دراجة صغيرة | Ini adalah sepeda yang besar dan itu adalah sepeda yang kecil. |
Kemudian | استيقظ ياسر من النوم مبكرا ثم توضاءو صلى الصبح | Istayqazhu Yaasir minan naumi mubakiran tsumma tawaddhaa’u shallu assabh | استيقظ ياسر من النوم مبكرا | ثم | وضاءو صلى الصبح | Yasir bangun awal dari tidurnya lal berwudhu untuk shalat subuh. |
Atau | تزوج ْ فاطمة أو اختها ! | Tazwaju Faathimah aw Ukhtihaa! | تزوج ْ فاطمة | أو | اختها | |
Atau (kalimat tanya) | أ علي في الدار ام خالد | A ‘Aliyy fii daari am Khaalid? | أ علي في الدار | ام | خالد | Apakah yang di rumah Ali atau Khalid? |
Melainkan | لا يذهبْ سعيدٌ بل خادمُه | Laa yadzhabu Sa’iidun, bal khaadimuhu. | لا يذهبْ سعيدٌ | بل | خادمُه | Jangan Said yang pergi, melainkan pembantunya saja. |
Melainkan | ما قال الرئيسُ لكن وزيرُه | Maa qaala arraysu, lakun waziiruhu. | ما قال الرئيسُ | لكن | وزيرُه | Bukan presiden yang berbicara, namun menterinya. |
2. Jumlah Al-Markabah Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa utama dan satu klausa anak sebagai penjelas.
Misalnya “Ali harus pergi ke sekolah karena ada rapat OSIS”. Kalimat “Ali harus pergi ke sekolah” adalah kalimat utama yang diperjelas oleh alasan ‘Ada rapat OSIS’.
Struktur kalimat ini adalah sebagai berikut.
Subjek (Musnad Ilaih) + Predikat (musnad) + Anak kalimat (berupa S+P lagi yang berfungsi sebagai objek/ keterangan).
Terkadang subjek juga bisa saja merupakan anak kalimat.
Subjek (berupa anak kalimat berisi subjek dan predikat) + predikat+ objek dan /keterangan (opsional).
Agar maksud kalimat semakin jelas, terkadang predikat bisa saja berupa anak kalimat.
Subjek + predikat (berupa anak kalimat berisi subjek dan predikat) + objek dan /keterangan (opsional).
Ada 10 hubungan yang membedakan tiap jenis kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa arab.
Lihat tabel berikut untuk melihat pembagian, pola, dan konjungsi yang digunakan kalimat majemuk ini.
Jenis Hubungan Antarkalimat | Konjungsi yang Digunakan Hubungan Tersebut | Contoh Kalimat Bahasa Arab | Cara baca | Pola Kalimat Majemuk Bertingkat yang Dipakai | Kalimat Utama | Konjungsi dalam kalimat Contoh | Anak Kalimat | Bahasa Indonesia |
Hubungan waktu (anak kalimat berfungsi sebagai keterangan waktu kalimat utama) | حتى، حين، قبل، بعد (Hatta/sehingga, hiin/ketika, qabla/ sebelum, dan ba’da/sesudah) | تذهب زينب الى المدرسة بعد أن تساعد أمها | Tadzhabu Zaynab ila almadrasati ba’da an tasaa’ada ummihaa | S +P+ O+K (Anak kalimat sebagai keterangan) | تذهب زينب الى المدرسة | بعد | أن تساعد أمها | Zainab pergi ke sekolah setelah Ia membantu ibunya |
Hubungan syarat (Anak kalimat berperan sebagai syarat berlakunya peristiwa pada kalimat utama) | لولا، لو، إذا، مَن، ما، إِن (Lawla/jikalau, Law/jika, Idza/jika, man/barangsiapa, maa/apapun, dan an/bahwa) | ولوشاء ربك، لجعل الناس أمة واحدة | Wa law syaa a Rabbuka laja’ala nnaasa ummatan waahidah | S (anak kalimat sebagai subjek) + p +ok | (ربك)a لجعل الناس أمة واحدة | ولو | شاء ربك | Dan jika Tuhanmu menghendaki, dia jadikan manusia umat yang satu. |
Hubungan pengandaian (Anak kalimat berfungsi sebagai kalimat penjelas kondisi yang diandaikan) | لعل، عسى، هل، لو، ليت (li’alla/ seandainya, ‘asaa/ mungkin saja, hal/ bagaimana, law/ jikalau, laytsa/ seandainya tidak) | لعل ابى يكون غنيا، أستمر تعلمى الى الجامعة | Li’alla Abii yakuunu ghaniyyaa, istamar ta’lamii ilaa aljaami’ah. | K (Konjungsi+S+P+K)+ P+ S+ K | أستمر تعلمى الى الجامعة | لعل | ابى يكون غنيا | Seandainya Ayahku adalah orang kaya, aku akan melanjutkan studi ke tingkat universitas. |
Hubungan konsesif (Anak kalimat menjelaskan sifat yang tak diinginkan pendengar mengenai kondisi di kalimat utama). | ولو (Walaw/ walau) | قل الحق ولو كان مراً | Qulil haqqa walaw kaana murron | P +S+ konjungsi+ K (anak kalimat) | قل الحق | ولو | كان مراً | Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit. |
Hubungan tujuan (Anak kalimat menunjukkan tujuan perilaku kalimat utama) | كى، لام كى، لام التعليل (Kii/agar, lam kii/ agar, lam ta’liil/ agar) | اتعلم فى هذه الجامعة، لاعرف مايتعلق بعلوم الدين | It’alam fii hadzihi aljaami’ah, li ‘arafa maa yata’alaq bi’aluumi ddiin. | SP + K + Konjungsi+ Anak kalimat (P+ S+K) | اتعلم فى هذه الجامعة | لا | عرف مايتعلق بعلوم الدين | Saya belajar di universitas ini supaya paham ilmu-ilmu agama. |
Hubungan kemiripan/ pemisalan (Anak kalimat menjelaskan sesuatu yang mirip/ semisal dengan induk kalimat) | مثل، كأن، الكاف (Matsala/ pemisalan, Kaana/ Seakan-akan, Alkaaf/ seperti) | إعمل لأخرتك، كأنك تموت غدا | i’malu liaakhiratika kaa naka tamuuta ghodan | PS+ K+ konjungsi+ K (anak kalimat pemisalan) | إعمل لأخرتك | كأنك | تموت غدا | Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari. |
Hubungan akibat (Anak kalimat menjelaskan akibat dari kalimat utama) | الفاء (Fa/ maka) | تعلموا العلوم، فتصيروا علماء | Ta’lamu al’aluumi fatashiiruu ‘ilmaa’a | P+S+konjungsi +K | تعلموا العلوم | ف | تصيروا علماء | Pelajarilah ilmu-ilmu itu, maka kalian akan menjadi ulama. |
Hubungan penjelasan (Anak kalimat menjelaskan kalimat utama) | أن (An/ bahwa) | قال أحمد لأبيه أن زوجته قدحملت | Qaala Ahmadu liabiihi an zaujahu qad hamalat. | P +S+ K +konjungsi+ K (S+P) | قال أحمد لأبيه | أن | زوجته قدحملت | Ahmad berkata pada Ayahnya bahwa istrinya telah hamil. |
Hubungan penyebaban (Anak kalimat adalah sebab yang mengakibatkan peristiwa pada kalimat utama) | لأن (Li anna/ karena) | يجب عليكم الصيام لأنكم مسلمون | Yujib ‘alaykum asshiyaamu liannakum muslimuun | P+keterangan +S+O+Konjungsi +keterangan (Anak kalimat) | يجب عليكم الصيام | لأنكم | مسلمو | Diwajibkan atas kamu berpuasa karena kamu adalah orang Muslim. |
Hubungan cara (Anak kalimat menyebabkan cara melakukan kalimat utama) | ب (bi/ dengan) | إعملوا بما جاء به النبى | I’malu bima jaa a bihi annabiyyu | PS+ Konjungsi+ keterangan | إعملوا | ب | ما جاء به النبى | Beramallah kamu dengan apa yang diperintahkan Nabi. |
Berdasarkan keberadaan subjek, kalimat dalam bahasa Arab dibagi menjadi kalimat bahasa arab aktif (ma’luum) dan bentuk pasif (majhuul). Berikut penjelasannya.
Kalimat aktif adalah kalimat yang memiliki subjek. Pola kalimat ini adalah:
Subjek + predikat+ objek dan/keterangan.
Predikat bisa terletak di awal kalimat pada jumlah fi’liyah.
Kalimat pasif adalah kalimat tanpa subjek, dan biasanya menggunakan fi’il majhuul/ kata kerja pasif. Kata kerja pasif membuat objek berfungsi sebagai subjek.
Pola kalimat ini adalah:
Predikat (kata kerja pasif) + objek (yang menjadi 'subjek')+keterangan.
Berikut ini beberapa contoh kalimat untuk dua jenis kalimat tersebut.
Bahasa Arab Kalimat Aktif | Cara Baca | Bahasa Indonesia | Perubahan Fi’il ma’lum ke Fi’il Majhul | Bahasa Arab Kalimat Pasif | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
يَكتب المعلمُ الدرسَ على السبورة | Yaktubul Mu’allimu Addaris ‘ala assabuurah | Guru menulis pelajaran di papan tulis | يُكتَبُ–> يَكتب | يُكتَبُ الدروسُ على السبورة | Yukattabu addaruusu ‘alaa assabuurah | Pelajaran dituliskan di papan tulis |
يكرم اهلُ البيت ضيوفَهم | Yukarrimu ahlu albayta dhuyuufahum. | Penghuni rumah memuliakan tamunya. | يكرم –> يُكرَمُ | يُكرَمُ ضيوفُ اهلِ البيتِ | Yukarramu dhuyuufu ahlil baytin | Tamu dimuliakan penghuni rumah. |
رَوَي البخاريُ الحديث عن ابن عباس | Rawaa Albukhariyu alhadiitsu ‘an aibnu ‘abbaas | Bukhari meriwayatkan hadits ibnu abbas. | رَوَي –> رُوِيَ | رُوِيَ الحديثُ عن ابن عباس | Ru’ya Al hadiitsu ‘an ibnu ‘abbaas. | Hadits Ibnu Abbas ini diriwayatkan. |
Ada empat kalimat dalam Bahasa Arab secara makna, yaitu ada kalimat berita, perintah, seru, dan tanya. Berikut penjelasannya.
Kalimat berita berfungsi untuk mengabarkan sesuatu dengan cara netral. Polanya adalah:
S+P, S+P+O, S+P+K atau S+P+O+K dan variasinya.
Kalimat tanya berfungsi untuk mendapatkan informasi. Polanya adalah:
Kata tanya+pola dasar kalimat netral
Kalimat ini bertujuan untuk mengungkapkan kekaguman atau perintah. Polanya sama dengan netral, hanya saja menggunakan predikat berupa fi’il amr.
Kalimat yang sifatnya memberikan pandangan negasi dari kalimat lainnya. Ciri-cirinya menggunakan kata “Bukan/ jangan”. Polanya adalah:
La (bukan/jangan) + pola kalimat netral
Hanya saja fi’il yang digunakan adalah fi’il nahyi.
Berikut ini adalah contoh kalimat untuk keempat jenis kalimat tersebut.
Jenis Kalimat | Bahasa Arab | Struktur Kalimat | Cara Baca | Bahasa Indonesia |
Kalimat berita | قد افلح المؤمنون الذين هم فى صلاتهم خاشعون | Kata penegas + P + S + konjungsi (Alladzi) + Anak kalimat (S + P) | Qad aflahal mu’minuunal ladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uun. | Sungguh beruntung orang-orang mukmin, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. |
Kalimat tanya | مَن خلق السموات والارض ؟ | Kata tanya (tanya terhadap subjek) + P + O+ ? | Man khalaqa Assamaawaati wal ardh? | Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? |
Kalimat seru (perintah) | أطلبواالعلم ولو بالصين ! | SP (fi’il ‘amr/ kata kerja perintah) + O+ konjungsi +Anak kalimat | Uthlubul ‘ilma walau bi ash-Shiin | Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina! |
Kalimat negatif | لا ينبغى لنا ان نكره غيرنا | P (lam nahyi + fi’il nahyi/ peniadaan) + S + K | Laa yanbaghi lanaa an nakrahu ghayranaa. | Tidak patut bagi kita untuk memaksa orang lain. |