Daftar isi
Polusi tanah merupakan suatu keadaan lingkungan baik di permukaan maupun di bawah tanah yang berubah menjadi tercemar akibat polutan dan kontaminan seperti bahan atau zat kimia buatan. Bahan-bahan kimia yang beracun akan mengontaminasi tanah dengan konsentrasi yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan ruang yang berbahaya bagi seluruh makhluk hidup.
Polusi tanah menyebabkan dampak negatif bagi kehidupan. Polusi tanah menimbulkan gangguan pada habitat flora dan fauna, merusak ekosistem secara luas, membunuh makhluk hidup yang tinggal dan mengganggu kesehatan manusia. Maka dari itu, polusi tanah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang penting untuk diperhatikan.
Selain itu, polusi tanah dapat terjadi pada permukaan tanah dan di bawah tanah. Polusi tanah yang ada di permukaan tanah disebabkan oleh adanya tumpukan sampah yang tidak terkendali. Sedangkan polusi tanah yang ada di bawah tanah disebabkan oleh adanya pengendapan akibat bahan limbah padat maupun cair.
Tanah yang telah terkontaminasi oleh zat-zat polutan yang beracun dan berbahaya akan mengalami penguapan. Kemudian ketika hujan turun akan mengalir membawa zat-zat polutan tersebut masuk atau meresap ke dalam tanah.
Selanjutnya tanah yang telah tercampur dengan zat-zat polutan kemudian mengalami pengendapan berevolusi menjadi zat kimia yang beracun dan berbahaya bagi tanah serta seluruh makhluk hidup. Terutama pada manusia jika menyentuh secara langsung zat beracun dalam tanah yang tercemar akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Menurut Dokuchaev tahun 1870, tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah melalui serangkaian proses panjang dari perubahan alami yang dipengaruhi oleh air, udara, dan berbagai macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati kemudian mengalami perubahan yang dapat diidentifikasi melalui warna hasil pelapukan, komposisi, dan struktur.
Sedangkan menurut Das tahun 1995, tanah merupakan material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari pelapukan bahan-bahan organik yang berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.
Berikut ciri-ciri polusi tanah yang perlu diketahui.
1. Hilangnya Unsur Hara Tanah
Unsur hara merupakan elemen penting bagi tanah untuk membantu proses perkembangan dan menyuburkan tanaman. Tanpa unsur hara dalam tanah maka tanaman akan mengalami pertumbuhan yang kurang baik. Selain itu dengan adanya unsur hara dalam tanah maka akan membantu perkembangan mikroorganisme.
Unsur-unsur hara dalam tanah antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau pembaga (Cu), zinc atau seng (Zn), boron (B), molibdenum (Mo), hydrogen (H), karbon (C), dan oksigen (O).
2. Tingkat Keasaman (pH) Tanah Sangat Tinggi
Polusi tanah memiliki pH di bawah 6 (asam) atau pH di atas 8 (basa) yang artinya tingkat pH tanah sudah tidak seimbang. Hal tersebut mengakibatkan tanah tidak dapat digunakan untuk menanam tanaman. Dengan pH yang tinggi seperti ini maka akan merusak tanaman.
3. Minim Kandungan Mineral
Polusi tanah merupakan tanah yang tercemar oleh zat-zat polutan. Kandungan mineral dalam tanah yang subur baik untuk ditanami tanaman. Bukan hanya tanaman namun juga makhluk hidup lain seperti manusia dan hewan akan merasa aman untuk tinggal dan hidup.
Kandungan-kandungan mineral dalam tanah antara lain C-organik, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, nitrogen, dan oksigen. Namun jika tanah sudah terkontaminasi oleh polutan maka yang akan terjadi adalah jumlah kandungan mineral-mineral tersebut menjadi sangat sedikit lalu tergantikan oleh zat polutan yang memiliki kadar sangat tinggi.
4. Hilangnya Pertumbuhan Jamur dan Mikroorganisme
Jamur dan mikroorganisme dapat tumbuh di tanah yang baik. Permukaan tanah yang tidak dijumpai tanaman jamur dan mikroorganisme maka dapat dipastikan bahwa tanah tersebut telah terkontaminasi oleh zat-zat polutan.
5. Sampah Sulit Terurai
Tanah yang sudah terkontaminasi telah mengandung banyak sampah yang sulit terurai, seperti bahan-bahan plastik. Bahan tersebut memiliki rantai karbon yang panjang sehingga menyebabkan tanah sulit mengurai plastik. Tanah yang terkontaminasi oleh plastik lama kelamaan akan berdampak pada penurunan pH tanah dan memperburuk kondisi tanah.
Selain ciri-ciri polusi tanah tersebut, berikut indikator-indikator yang perlu diketahui untuk menentukan polusi tanah.
1. Limbah Industri
Limbah industri merupakan salah satu dari sekian banyaknya penyebab polusi tanah. Baik industri kecil maupun industri besar, seperti industri makanan, industri pakaian, industri wisata dan industri lainnya akan mengakibatkan polusi tanah jika tidak dikelola dengan baik. Limbah industri dihasilkan oleh setiap proses aktivitas industri.
2. Limbah Pertanian
Polusi tanah dapat terjadi akibat limbah pertanian, hal ini disebabkan oleh karena adanya penggunaan pupuk berbahan dasar kimia dan juga cairan pestisida secara berlebihan. Jika hal tersebut terus berlanjut maka akan menyebabkan dampak lain seperti hilangnya unsur hara dalam tanah bahkan hingga gagal panen.
3. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga juga dapat menjadi salah satu penyebab polusi tanah. Tanah akan terkontaminasi dengan limbah rumah tangga yang dibuang di atas tanah seperti air bekas cucian pakaian. Jika terus berlangsung seperti ini maka akan mematikan organisme pengurai dalam tanah.
4. Limbah Cair
Polusi tanah dapat terjadi akibat pihak yang melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab seperti membuang limbah cair ke permukaan tanah tanpa dikelola terlebih dahulu. Biasanya limbah cair diproduksi oleh industri dan rumah tangga yang akan mengontaminasi melalui penyerapan tanah dari permukaan hingga lapisan bawah tanah.
5. Limbah Padat
Selain limbah cair ada juga limbah berbentuk padat yang menjadi salah satu dari sekian banyaknya penyebab terjadinya polusi tanah. Biasanya limbah padat dihasilkan oleh sisa aktivitas kegiatan industri seperti pabrik gula, kertas, rayon, ikan, plywood, dan lain-lain.
6. Limbah Organik
Selanjutnya adalah limbah organik. Limbah organik dapat menjadi penyebab polusi tanah. Biasanya limbah organik dapat berasal dari limbah rumah tangga, peternakan, maupun perkebunan.
Contoh limbah organik antara lain, kotoran hewan, kotoran manusia, sisa buah- buahan, sisa makanan, sisa sayuran, dan lain sebagainya.
7. Limbah Anorganik
Selain limbah organik terdapat pula limbah anorganik yang dapat menyebabkan polusi tanah. Limbah anorganik membutuhkan proses penguraian dengan jangka waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan tanah menjadi terkontaminasi. Contoh limbah anorganik antara lain, botol bekas, plastik, besi, kaleng, aluminium, seng dan lainnya.
8. Limbah Nuklir
Pada limbah nuklir mengandung bahan radioaktif yang juga mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya dan beracun. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan makhluk hidup terutama manusia, dan merusak ekosistem secara luas.
9. Bencana Alam
Bencana alam juga dapat menyebabkan polusi tanah. Meskipun tidak secara langsung namun memiliki dampak yang cukup besar bagi kehidupan.
Dampak bencana alam pada tanah yaitu tanah menjadi terkontaminasi akibat bencana seperti gunung meletus yang membawa tumpukan abu vulkanik dan material lain yang dapat menghilangkan unsur hara dalam tanah.
Penggundulan hutan mengakibatkan tanah menjadi kering, dan tidak dapat ditanami tanaman. Penggundulan hutan dilakukan oleh pihak tertentu yang memiliki kepentingan dengan alasan untuk pembangunan. Hal tersebut menyebabkan tanah di sekitarnya menjadi tidak subur akibat tidak ada tanaman, tanah akan tandus dan rusak akibat terkikis..
Jenis polutan dibedakan menjadi dua jenis yakni degradable dan non-degradable.
1. Degradable
Degradable merupakan polutan yang dapat dihilangkan, diuraikan, dikonsumsi, dan diturunkan sifat-sifat racun sehingga dapat diproses sendiri maupun dengan alat teknologi. Jenis ini dibedakan menjadi dua klasifikasi antara lain rapidly degradable pollutants dan slowly degradable pollutants.
Pada rapidly degradable pollutants merupakan polutan yang proses degradasinya relatif cepat contohnya seperti kotoran hewan dan manusia. Sedangkan slowly degradable pollutants merupakan polutan yang proses degradasinya perlu waktu lebih lama. Contohnya seperti insektisida, bahan radioaktif, phenol, dan lain sebagainya.
2. Non-degradable
Non-degradable merupakan polutan yang tidak mudah untuk diuraikan dengan sendirinya atau oleh kemampuan proses alam. Jenis polutan ini sebisa mungkin harus dapat dicegah agar tidak larut dalam air, tanah, maupun udara sebelum membahayakan lingkungan dan ekosistem sekitar.
Contoh polutan non-degradable antara lain merkuri, timah hitam (Pb), sedimen, logam berat, plastik, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa contoh kontaminan dalam tanah.
Terdapat dua cara mengatasi polusi tanah, antara lain:
1. Remediasi
Remediasi merupakan cara mengatasi pencemaran tanah dengan melakukan pembersihan pada permukaan tanah yang telah terkontaminasi oleh zat-zat polutan. Remediasi tanah terdiri dari dua jenis yakni in situ dan ex situ.
In situ merupakan pembersihan langsung pada lokasi tanah dengan cara bioremediasi dan injeksi. Sedangkan ex situ merupakan aktivitas pembersihan tanah yang dilakukan dengan cara digali titik-titik lokasi tanah yang sudah terkontaminasi.
2. Bioremediasi
Selain remediasi ada pula bioremediasi yang juga merupakan cara untuk mengatasi polusi tanah. Bioremediasi bekerja dengan cara membersihkan tanah melalui bantuan mikroorganisme, yang mana mikroorganisme tersebut dapat mendegradasi dan menurunkan kandungan zat-zat polutan.
1. Reboisasi
Melakukan reboisasi untuk mengembalikan tingkat pH dan kesuburan tanah sehingga tanah dapat bermanfaat bagi makhluk hidup dan ekosistem.
Setiap satu pohon yang ditanam akan semakin membantu mengurangi polusi tanah. Meskipun membutuhkan waktu yang lama namun di jika dilakukan dari sekarang maka akan menyelamatkan masa depan.
2. Konsumsi Produk Ramah Lingkungan
Mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan dapat membantu mencegah pencemaran tanah. Masih banyak saat ini penggunaan plastik yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Alangkah lebih baik jika mengganti benda-benda plastik tersebut dengan bahan-bahan yang mudah terurai namun tetap dapat dijadikan dan memiliki nilai fungsi yang sama.
3. Reduce, Reuse, dan Recycle
Menerapkan reduce, reuse, dan recycle adalah hal yang tidak sulit untuk dilakukan. Justru dengan menerapkan ketiga hal tersebut maka akan menguntungkan banyak pihak.
Pengelola sampah tidak perlu memilah sampah, para pengrajin mendapatkan bahan untuk dibuat kerajinan dari sampah yang dapat didaur ulang, dan dapat memiliki keuntungan dengan menabung sampah.
4. Pestisida Secukupnya
Menggunakan pestisida dengan cukup menjadi salah satu pencegahan yang dapat dilakukan pada aktivitas dalam perkebunan maupun pertanian. Pestisida memiliki kandungan zat kimia yang tinggi, jika pemupukan dengan ini diberikan pada tanaman secara berlebihan maka akan merusak tanaman itu sendiri dan juga tanahnya.