Daftar isi
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar yang dimiliki oleh Indonesia. Sumatera dihuni oleh berbagai macam suku bangsa yang. Salah satunya adalah suku Mentawai. Berikut ini adalah pembahasan mengenai sejarah hingga kebudayaan suku mentawai.
Siapa itu Suku Mentawai?
Suku Mentawai adalah kelompok etnis yang mendiami Sumatera Barat terutama di wilayah pulau Mentawai, SIberut, Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan. Mereka termasuk salah satu suku asli yang pertama kali datang ke Nusantara.
Sejarah Suku Mentawai
Suku Mentawai berasal dari kelompok ras Proto-Melayu yang sudah menghuni pulau Mentawai sejak 2000 tahun sebelum Masehi lalu. Pada saat itu terjadi migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru bumi termasuk Indonesia. Kelompok Proto-Melayu tersebut datang dari salah satu provinsi di China kemudian mereka melebur dengan orang-orang Vietnam. Kelompok ini kemudian mengarungi Samudera Pasifik dan Selandia Baru hingga akhirnya sampai di Sumatera Barat.
Namun berdasarkan cerita yang diyakini oleh masyarakat Mentawai sendiri mereka berasal dari seorang pemuda yang membuka lahan di sebuah pulau yang saat ini diyakini sebagai pulau Nias.
Pemuda tersebut akhirnya memutuskan untuk membawa serta anak dan istrinya untuk hidup di pulau tersebut. Anak dari pemuda tersebut bernama “tawe”. Nama ini lah yang menjadi cikal bakal tersematnya nama “Mentawai”.
Suku Mentawai merupakan suku yang yang pandai dan berani. Mereka pandai meramu dan tak segan untuk mengusir penjajah pada saat itu. Keberanian suku Mentawai menjadikan mereka sebagai suku yang tak tersentuh oleh bangsa lain dan terus hidup dengan adat mereka sendiri. Tak heran jika hingga saat ini orang-orang suku Mentawai masih memegang teguh tradisi mereka.
Ciri Khas Suku Mentawai
Secara fisik orang-orang Mentawai memiliki warna kulit kuning kecoklatan dengan rambut lurus dan tipis. Mereka umumnya memiliki mata lebar dan hidung besar.
Keunikan Suku Mentawai
Jika kamu berkunjung ke pulau Mentawai maka jangan heran jika seluruh masyarakatnya memiliki tato di sekujur tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki. Seni tato tersebut dikenal dengan nama seni titi. Seni tato titi suku Mentawai sudah dijalankan sejak dahulu kala bahkan menjadi seni rajah tertua di dunia. Motif tato yang digambarkan tidaklah sembarangan karena akan menjadi ciri khas antara klan satu dengan klan yang lainnya.
Cara membuat tato titi masih sangat tradisional yang dengan mencampurkan arang dan air perasan tebu. Bahan tersebut kemudian dicelupkan dengan duri atau jarum untuk kemudian ditusukkan ke bagian tubuh yang hendak dilukis. Menurut mereka tato merupakan simbol dari keseimbangan hidup sekaligus memancarkan cahaya dan roh.
Selain menggambar seluruh bagian tubuh mereka dengan tato, oran-orang Mentawai memiliki keunikan lainnya yaitu setiap remaja wanita akan mengikir gigi mereka hingga runcing. Menurut mereka gigi rapi dan runcing merupakan simbol kecantikan. Tak hanya melambangkan kecantikan gigi runcing juga dianggap sebagai penyelaras antara jiwa dan roh dan penangkal malapetaka.
Bahasa Suku Mentawai
Manusia tidak bisa lepas dari bahasa sebagai sarana komunikasi dan ungkapan ekspresi kita. Setiap suku bangsa umumnya memiliki bahasanya sendiri yang berbeda dengan suku lainnya. Suku mentawai menggunakan bahasa mentawai sebagai bahasa ibu mereka.
Bahasa mentawai merupakan bahasa yang masuk ke dalam kelompok atau rumpun Austronesia. Bahasa Mentawai terbagi menjadi tiga dialek yaitu dialek Siberut Selatan, Siberut Utara dan Sipora Pagai.
Rumah Adat Suku Mentawai
Sebagaimana manusia membutuhkan tempat untuk berteduh, suku Mentawai memiliki rumah adat yang disebut dengan rumah uma. Rumah uma biasanya dibangun dengan memiliki ukuran yang besar sebab rumah ini akan dihuni oleh tiga hingga lima keluarga. Selain sebagai tempat tinggal, rumah uma juga difungsikan untuk menyimpan senjata, hasil buruan, dan harta warisan lainnya.
Rumah uma dibangun di atas pondasi yang ditanamkan di tanah sedalam dua meter. Rumah uma juga tidak menggunakan paku melainkan pasak kayu. Oleh sebab itu kayu yang digunakan haruslah kokoh dan awet.
Rumah uma memiliki bagian dan fungsinya masing-masing. Bagian tersebut antara lain bagian utama yang disebut dengan lalep. Lalep dihuni oleh suami istri yang pernikahannya disahkan oleh adat. Bagian kedua adalah bagian rusuk yang digunakan untuk anak muda dan janda yang melanggar norma adat. Bagian ketiga adalah bagian serambi dan sebuah ruangan terbuka yang berada di depan sebagai tempat untuk menerima tamu dan berkumpul dengan anggota keluarga lainnya.
Pakaian Adat Suku Mentawai
Pakaian adat suku Mentawai memiliki beberapa perbedaan di setiap daerahnya. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan hanya terletak pada aksesoris yang digunakan. Pakaian adat mentawai yang paling lengkap adalah pakaian adat pangurei. Pakaian pangurei terbuat dari bahan-bahan alam yang dapat ditemukan di Mentawai seperti tumbuh-tumbuhan.
Ciri khas dari pakaian pangurei adalah memakai bulu ayam di atas kepala sebagai aksesoris. Bulu ayam tersebut disebut dengan bulun gouk gouk. Sementara untuk kamu laki-laki terdapat aksesoris khusus yaitu aileppet dan mumunen dimana keduanya memiliki arti yang berbeda. Aileppet artinya orang tersebut sudah disumpah sehingga memiliki jiwa yang damai sedangkan mumunen artinya orang tersebut dianggap mulia dan dibanggakan. Pakaian ini biasanya digunakan dalam acara-acara tertentu dan tidak boleh sembarangan.
Mata Pencaharian Suku Mentawai
Masyarakat suku Mentawai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dua cara yaitu berburu dan berladang. Umumnya mereka berladang dengan cara yang masih sangat sederhana dan belum mengenal irigasi. Tanaman yang biasanya ditanam adalah padi, pisang, pepaya, sayuran, bumbu-bumbuan dan tumbuhan ramuan.
Sedangkan untuk perburuan dilakukan di hutan bersama-sama dengan kelompoknya. Binatang yang ditangkap adalah ikan, rusa, dan binatang lainnya. Sama seperti sektor pertanian, sektor perburuan juga masih menggunakan alat yang sederhana.
Agama dan Kepercayaan Suku Mentawai
Suku Mentawai mempercayai bahwa segala sesuatu di muka Bumi mempunyai roh atau kekuatan. Kepercayaan tersebut dikenal sebagai “arat sabulungan” yang berasal dari kata bulungan yaitu “bulu” dan “ “daun”. Bulu dan daun tersebut diyakini bisa menyembuhkan penyakit seseorang dan sejak saat itulah mereka yakin setiap benda memiliki kekuatan.
Meski begitu sebagian dari mereka juga ada yang sudah memeluk agama. Sebagian besar memeluk agama. Katolik, Protestan dan Islam.
Sistem Kekerabatan Suku Mentawai
Dalam kehidupan masyarakat suku Mentawai menerapkan sistem kekerabatan virilokal yaitu keluarga yang terdiri dari inti senior dan keluarga inti dari keluarga laki-laki. Anggota keluarga tersebut akan tinggal di wilayah yang berdekatan. Meski begitu bukan berarti mereka membentuk kelompok sendiri sebab suku Mentawai akan mengenali siapa saja keluarga mereka hingga tujuh turunan.
Jika sepasang suami istri bercerai maka sang istri akan memberitahu orang tua mereka dan pihak laki-laki akan dikenakan denda. Pasangan tersebut juga tidak boleh kembali atau rujukan. Sementara sang anak apabila laki-laki akan dirawat oleh pihak suami sedangkan anak perempuan akan dibawa oleh pihak istri.
Kebudayaan Suku Mentawai
Suku Mentawai merupakan suku yang masih menjunjung tinggi adat istiadat budayanya. Sehingga masih bisa kita temui budaya leluhur mereka dimana salah satunya adalah tari langgai. Tari langgai merupakan satu dari sekian banyaknya tarian khas suku Mentawai. Tarian langgai merupakan jenis tarian yang setiap gerakannya terinspirasi dari alam sekitar terutama binatang.
Tarian ini menceritakan tentang kehidupan binatang seperti sepasang burung yang terbang bebas dan kisah kelinci yang berusaha melepaskan diri dari perangkap pemburu. Selain bercerita tentang kehidupan binatang tarian yang dalam bahasa lokal disebut dengan turung linggai ini mengandung nilai yang mendalam. Nilai tersebut berupa perdamaian, persatuan, kasih sayang antar suku. Tari langgai juga merupakan rangkaian dari ritual pengobatan tradisional yang dipimpin oleh seorang sikerei.
Kesimpulan
Suku Mentawai merupakan suku yang menempati jajaran kepulauan mentawai, Sumatera Barat. Suku ini diperkirakan telah datang ke Indonesia sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Sehingga suku ini menjadi salah satu suku yang pertama kali datang ke Nusantara. Diketahui suku ini merupakan bagian dari rumpun Proto Melayu yang sudah membaur dengan suku di Vietnam. Mereka kemudian berlayar melalui samudera Pasifik dan tiba di Nias.
Ciri fisik yang dimiliki oleh orang-orang suku mentawai yaitu berkulit kuning sedikit coklat dengan mata lebar dan hidung besar. Selain ciri tersebut masyarakat suku mentawai memiliki kebudayaan unik yaitu melukis seluruh tubuhnya dengan tato dan juga meruncingkan gigi mereka ketika dewasa.
Suku Mentawai berbicara dengan menggunakan bahasa mentawai yang masih masuk kedalam kelompok bahasa Austronesia. Bahasa Mereka terbagi menjadi tiga dialek yang berbeda. Sedangkan untuk tempat tinggal mereka yaitu sebuah bangunan rumah besar yang disebut dengan uma. Dalam acara tertentu mereka akan mengenakan pakaian adat yang disebut dengan pakaian pangurei.
Suku Mentawai sebagian besar merupakan seorang petani dan juga pemburu. Mereka memiliki kepercayaan seperti suku-suku di Indonesia lainnya pada zaman dahulu yaitu animisme dan dinamisme. Kepercayaan mereka disebut dengan istilah arat sabulungan. Suku Mentawai menerapkan sistem kekerabatan virilokal yaitu keluarga terdiri dari anggota keluarga senior dan keluarga dari pihak laki-laki.
Salah satu kebudayaan suku mentawai yaitu tari langgai atau dalam bahasa mentawai dikenal dengan nama turuk langgai. Tarian ini merupakan bagian dari ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh dukun tradisional atau sikerei.