Teori Administrasi Umum Menurut Para Ahli

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Teori administrasi umum merupakan pembelajaran kepada manajer untuk membentuk suatu manajemen dengan baik. Teori administrasi umum lebih menitiberatan apa yang dikerjakan seorang manajer dan praktik-praktik manajemen yang baik.

Berikut teori administrasi umum menurut para ahli

Teori administrasi umum menurut Henry Fayol

Henry Fayol merupakan orang pertama kali yang mencetuskan lima fungsi yang harus dijalani seorang manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penugasan, koordinasi, dan pengendalian. Fayol mencetuskan gagasan-gagasan dalam periode waktu yang sama dengan Taylor.

Bila taylor lebih berfokus pada manajer lini pertama dan metode-metode ilmiah, perhatian Fayol terarah pada aktivitas semua manajer. Ia menuliskan ide-idenya berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai direktur eksekutif sebuah perusahaan penambangan batu bara Prancis.

Fayol menguraikan bahwa praktik manajemen merupakan hal yang berbeda dengan akuntansi, keuangan, produksi, distribusi dan fungsi-fungsi bisnis umum lainnya. Ia percaya bahwa manajemen merupakan aktivitas yang secara garis besar sama di dalam semua organisasi, baik bisnis, pemerintahan, dan bahkan rumah tangga.

Hal tersebut mendorongnya mengembangkan prinsip manajemen dengan aturan-aturan dasar manajemen yang dapat diterapkan pada segala bentuk organisasi dan dapat di ajarkan di sekolah-sekolah.

Birokrasi weber merupakan upaya utuk merumuskan sebuah prototipe ideal organisasi. Meskipun banyak di antara ciri-ciri birokrasi Weber masih terlihat jelas hingga kini di dalam organisasi-organisasi besar. Model ini sudah kurang populer sekarang ketimbang pada abad ke-20 yang lampau.

Banyak manajer yang berpendapat bahwa struktur birokratis semacam ini menghambat kreativitas individual para karyawan dan membatasi kemampuan organisasi untuk bereaksi secara cepat dalam mengikuti berbagai dinamika dunai bisnis masa kini.

Teori adminstrasi umum menurut Max Weber

Max Weber adalah seorang sosiologi berkebangsaan Jerman yang mendalami bidang organisasi. Ia menulis gagasan-gagasan pada awal periode 1900-an dan mengembangkan sebuah teori mengenai struktur otoritas dan hubungan-hubungan berdasarkan sebuah model organisasi ideal yang dinamakan dengan birokrasi.

Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang dicirikan adanya pembagian kerja yang jelas, hirarki kepemimpinan yang tegas, arahan-arahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antarindividu yang tidak bersifat pribadi.

  1. Pembagian kerja. Specialisasi bidang kerja akan meningkatkan aotuput karena memampukan para karyawan bekerja lebih efisien.
  2. Kewenangan. Para manajer harus mampu memberikan perintah dan kewenangan merupakan dasar yang memampukan mereka melakukannya.
  3. Disiplin. Para karyawan harus memenuhi dan menghormati aturan-aturan yang berlaku di dalam organisasi.
  4. Kesatua perintah. Setiap pekerja harus menerima perintah dari hanya satu orang atasan saja.
  5. Kesatua arahan. Organisasi harus memiliki sebuah rencana kerja yang berlaku seragam dan yang dapat dijadikan panduan bagi para manajer dan semua pekerja.
  6. Penundukan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum. Kepentingan-kepentingan seorang karyawan atau sekelompok karyawan semata tidak boleh mendahului, atau diletakkan di atas, kepentingan-kepentingan organisasi secara keseluruhan.
  7. Remunerasi (imbalan jasa). Para pekerja harus memperoleh upah yang adil untuk jasa (kerja) yang telah mereka berikan.
  8. Pemusatan (sentralisasi). Istilah ini merujuk pada seberapa jauh para bawahan dapat terlibat di dalam pengambilan keputusan.
  9. Rantai skalar. Garis kewenangan dari manajemen puncak hingga para pekerja di jenjang terbawah organisasi merupakan sebuah rantai skalar (rantai komando).
  10. Keteraturan. Orang-orang dan barang-barang harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula.
  11. Keselayakan (ekuaitas). Para manajer harus bersikap secara pantas dan adil kepada para bawahannya.
  12. Kestabilan posisi dan jabatan karyawan. Manajemen harus merancang penempatan karyawan yang tertib dan teratur, serta meemastikan tersedianya para pengganti yang layak bial timbul kekosongan posisi atau jabatan.
  13. Inisiatif. Para karyawan yang diizinkan untuk membuat dan melaksanakan rencana kerja harus mencurahkan segala daya upayanya untuk memastikan keberhasilan rencana-rencana tersebut.
  14. Semangat kekeluargaan. Menumbuh-kembangkan semangat kebersamaan akan membangun keselarasan dan persatuan dalam organisasi.

Weber mengakui bahwa birokrasi ideal ini tidak ada di dalam dunia nyata. Namun, ia memaksudkannya hanya sebagai sebuah landasan berpijak (model) baginya untuk berteori mengenai bagaimana berbagai pekerjaan dilakukan di dalam kumpulan-kumpulan besar manusia. Teorinya menjadi rancangan struktural bagi banyak organisasi besar saat ini.

Birokrasi sesuai penjabaran Weber, sangat mirip dengan manajemen ilmiah dalam ideologinya. Kedua model ini menekankan rasionalisme, prediktibilitas (keterukuran dan kepastian hingga taraf tertentu), impersonalitas (hubungan berdasarkan azas profesionalisme alih-alih kedekatan pribadi), kecakapan teknis, dan otoriterianisme (kewenangan mutlak).

Meskipun ide-ide Weber kurang begitu praktis dibandingkan dengan apa yang digagas ole Taylor, kenyataannya bahwa bentuk idela yang dirumuskan Weber masih dijadikan acuan oleh banyak organisasi masa kini menjadi bukti betapa pentingnya ide-ide tersebut di dalam ranah manajemen.

fbWhatsappTwitterLinkedIn