Teori-teori Investasi Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari peranan investasi, hal ini karena investasi adalah sebuah kegiatan atau aktivitas menanam modal yang bertujuan dapat menghasilkan nilai lebih pada masa mendatang.

Dalam arti sempit investasi atau penanaman modal dibutuhkan untuk mendukung produktivitas sebuah usaha, misalnya saja untuk menambah kualitas produksi suatu barang maupun kuantitas barang. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Investasi berarti uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Sedangkan definisi investasi menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), adalah penanaman modal dalam jangka waktu panjang yang gunanya untuk pembelian saham dan surat berharga atau untuk pengadaan aktiva lengkap, dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Singkatnya, investasi adalah kegiatan menanam modal agar nanti di masa depan akan mendapatkan keuntungan. Penting untuk diketahui jika investasi tak melulu dalam bentuk uang. Aset investasi pun ada bermacam-macam, semua tergantung dengan tujuannya, tenaga kerja, emas, waktu, saham, reksadana dan lain-lain.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh investor antara lain untuk mendapatkan keuntungan, sebagai alat untuk mengembangkan bisnis atau usahanya, sebagai jaminan dalam berbisnis, menghindari resiko keuangan dari inflasi dan sebagai dana darurat untuk di masa depan.

Investasi tak selalu berhubungan dengan modal untuk bisnis, bisa juga sebagai perencanaan finansial jangka panjang seperti membeli rumah, sebagai dana pensiun atau untuk biaya pernikahan. Tak menutup kemungkinan juga bahwa investasi juga bisa untuk jangka pendek, misalnya untuk liburan ke luar negeri, membeli alat elektronik idaman atau renovasi rumah.

Perjalanan ilmu ekonomi yang disertai proses kegiatan perekonomian yang terus berkembang turut melahirkan teori-teori investasi yang diusung oleh beberapa ahli. Teori-teori investasi berikut lahir dari observasi para ahli, dan menjadi teori-teori yang turut membantu memperbaiki perekonomian.

1. Teori Keynes

John Maynard Keynes mencetuskan teori tentang investasi yang banyak dipakai sebagai acuan, bahkan teori Keynes adalah pioneer dari teori investasi. Teori Keynes ini berpendapat jika jumlah investasi tidak bergantung pada pengembalian saja, namun juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.

Teori Keynes juga mengungkapkan bahwa ekonomi makro juga dapat berpengaruh terhadap perilaku individu ekonomi makro. Teori ini menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan rumus untuk berinvestasi yaitu dengan membandingkan keuntungan yang diharapkan dengan bunga riil.

Jika keuntungan yang diharapkan memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan tingkat bunga riil, maka investasi aman untuk dilakukan. Teori yang dicetuskan oleh Keynes ini juga menganggap bahwa investasi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan perilaku masyarakat.

2. Teori Investasi Portofolio Markowitz

Teori investasi yang ke dua adalah teori investasi portofolio Markowitz, teori ini dimunculkan oleh Harry Markowitz di tahun 1952. Teori Markowitz ini adalah penyempurnaan teori Keynes.

Teori portofolio Markowitz mengatakan bahwa resiko adalah hal yang paling dihindari oleh investor. Teori ini efektif dijadikan startegi untuk Menyusun portofolio investasi, portofolio merupakan kumpulan investasi dalam hal keuangan contohnya uang tunai, saham, obligasi, reksadana, emas, properti bahkan benda seni bernilai tinggi.

Portofolio tersebut akan berjalan optimal jika dikelola secara optimal, yaitu dengan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum melakukan langkah transaksi. Teori Markowitz mengarahkan investor untuk berani mengorbankan satu aspek demi aspek lain yang memiliki harapan lebih tinggi untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Teori ini juga mengenalkan analisa portofolio untuk mengukur resiko, yaitu dengan mengukur rata-rata ekspektasi keuntungan dan varian.

Analisa ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai pertimbangan, yaitu periode yang singkat, preferensi investor, tidak memiliki pinjaman, tidak memiliki biaya transaksi dan simpanan bebas resiko.

Dari asumsi-asumsi tersebut maka preferensi investor akan lebih memilih untuk Menyusun portofolio. Teori Markowitz juga menyarankan untuk memecah dana investasi agar resiko yang mungkin timbul tidak besar, cukup di satu investasi saja.

3. Teori Investasi Internasional

Teori selanjutnya tentang investasi adalah investasi internasional, teori investasi ini pada dasarnya sama yaitu kegiatan penanaman modal terhadap kegiatan produksi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Teori ini menganggap suku bunga adalah risiko yang banyak dihindari oleh investor, namun hal inilah yang menjadikan alasan mengapa modal internasional bergerak ke negara lain. Teori investasi internasional ini lebih mengarah pada modal bisnis nyata yang juga menyangkut kepemilikan dan kontrol, seperti pabrik atau aset riil lainnya.

Bisa dikatakan teori ini lebih mengutarakan tentang investasi asing langsung terhadap produksi, termasuk pendirian sebuah produksi dan fasilitas di luar negeri.

Hal ini adalah strategi untuk para pemodal asing untuk mendapatkan market baru yang menjanjikan, melebarkan bisnis, mendapatkan produksi yang lebih efisien, mendapatkan askes lebih mudah ke bahan baku atau sebagai respon persaingan serta bisa juga melibatkan keamanan secara politik.

Ada beberapa teori yang diaplikasikan pada investasi internasional, antara lain:

  • Teori Ownership Advantages
  • Teori Internalisasi
  • Teori Dunning Eclectic negeri
  • Teori Keunggulan Monopolistik
  • Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi
  • Investasi Silang
  • Teori Follow The Leader (Knickboxer)
  • Teori International Product Life Cycle.

4. Teori Portofolio dan Analisis Investasi

Teori ini mirip dengan teori yang dikemukakan oleh Markowitz yang mengemukakan tentang portofolio investasi. Teori portofolio dan analisis ini dipakai untuk memahami nilai investasi yang sedang berjalan.

Teori ini dipakai untuk menganalisa nilai resiko dan pengembalian yang didapatkan, dengan melakukan diferensiasi investasi. Investor juga dapat menyesuaikan modal yang dimiliki jika ingin melakukan diferensiasi portofolio.

fbWhatsappTwitterLinkedIn