Bahasa Rinengga: Pengertian dan Jenisnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Bahasa Rinengga, berikut pembahasannya.

Apa itu Bahasa Rinengga?

Dalam kesusastraan Jawa dikenal istilah Basa Rinengga. Basa Rinengga berasal dari dua kata yaitu basa yang artinya bahasa dan “rinengga” yang artinya dihias. Secara ringkas basa rinengga berarti bahasa yang indah atau bahasa sastra yang diberi “hiasan” sehingga menjadi indah dan lebih mengena ke hati.

Jenis Bahasa Rinengga

Tembung Saroja

Tembung saroja adalah 2 tembung (kata) yang sama atau hampir sama artinya dan digunakan bersamaan serta biasanya bermakna menguatkan.

Tembung SarojaArtinya
adi luhungadi luhur
akal budiakal budi
ajur mumurhancur lebur
ayem tentremdamai tentram
abang mbranangsangat merah
bagas warassehat sentosa

Tembung Entar

Tembung entar  adalah kata yang maknanya tidak sebenarnya (kata kiasan)

Contoh :

Tembung EntarArtinya
dawa tanganepanjang tangan = suka mencuri
jembar dadanelebar dadanya = sangat sabar
gede endasebesar kepala = sombong
tipis lambenetipis bibirnya = cerewet, suka bergunjing
abang kupingemerah telinganya = marah
entheng tanganeringan tangannya = suka menolong
  

Wangsalan

  • Wangsalan kalimat yang hampir mirip dengan cangkriman, namun  jawaban dari teka teki tersebut sudah disebut dalam bentuk suku suku kata yang mirip.
  • Contoh :
WangsalanArtinya
Sarung jagung, abot entheng ayo ditanggung (klobot)  Sarung jagung, berat ringan ayo ditanggung (kulit jagung)  
Njenang gulo lho, aja lali. ( Jenang gula: glali)  Membuat jenang gula, jangan lupa (Jenang gula = gulali)
Balung klapa, ethok-etok ora ngerti. ( Balung klapa: bathok)  Tulang kelapa, pura-pura tidak tau (Tulang kelapa = batok kelapa)
Balung janur, sida lunga apa ora? (Balung janur: sada)  Tulang janur, jadi pergi apa tidak? (Tulang janur = lidi)

Paribasan

Paribasan adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, namun tidak terdapat ungkapan pengandaian.

Contoh :

ParibasanArtinya
Cebol Nggayuh lintangOrang pendek ingin meraih bintang
Becik ketitik ala ketaraKebajikan terlihat keburukan nampak
Anak polah bapak kepradahAnak berulah Bapak kerepotan
Sing sapa salah selehSiapa yang salah akan menyerah
Alon-alon waton kelakonPelan-pelan asal terlaksana
Sepi ing pamrih rame ing gaweSedikit berharap banyak bertindak

Bebasan

Bebasan adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian.

BebasanArtinya
Sedhakep ngawe-awe  Bersedekap melambai-lambai (Maksudnya yaitu selesai berbuat keburukan tapi ingin mengulangi lagi)
Ngubak-ngubak banyu bening  Mengobok-obok air bening (Artinya = membuat permasalahan di tempat yang sudah aman)
Esuk dhele sore tempe  Pagi kedelai sore tempe (artinya = Orang yang tidak tetap pendiriannya)
Abang-abang lambe  Merah-merah bibir (artinya = hanya basa basi)
Diwenehi ati ngrogoh rempelo  Diberi hati minta ampela (Artinya = Sudah diberi kebaikan tetapi masih saja kurang)

Saloka

Saloka adalah suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian. Adapun yang diandaikan adalah orang tersebut dengan diperumpamakan sebagai hewan ataupun barang.

Contoh:

SalokaArtinya
Gajah ngidak rapah  Gajah menginjak tanaman (Maksudnya = melanggar aturannya sendiri)
Sumur lumaku tinimba  Sumur berlaku menimba (artinya = Orang yang harus dimintai pertanyaan)
Lahang karoban manis   legen (nira) kelebihan (rasa) manis (Maksudnya = orang yang wajahnya cantik atau ganteng serta berbudi pekerti luhur)
Baladewa ilang gapite  Baladewa kehilangan senjatanya (Maksudnya orang yang kehilangan kekuatan atau kegagahannya)
Bathok isi madu  Tempurung berisi madu (Maksudnya orang yang tampaknya bodoh, rendah derajatnya, ternyata memiliki ilmu pengetahuan tinggi serta kearifan yang luar biasa.)
Bebek mungsuh mliwis  Bebek melawan Mliwis (Maksudnya orang pintar melawan orang pintar)

Purwakanthi

Purwakanthi adalah sastra yang mengulang huruf mati atau suku kata yang telah disebut di awal.

Contoh :

PurwakanthiArtinya
Adigang, adigung, adiguna.(Maksudnya mengandalkan kekuatan, kebesaran, dan kepintarannya)
Ana bungah, ana susah iku wis lumrahAda kebahagiaan, ada kesedihan itu sudah biasa
Ana dina ana upaAda hari ada butir nasi (Maksudnya asal mau berusaha pasti ada rejeki)
Kala kula kelas kalihSaat aku kelas dua  
Kudu jujur yen kepingin makmurHarus jujur jika ingin sejahtera
Ana awan, ana panganAda siang, ada makanan

Parikan

Parikan adalah alah satu jenis puisi Jawa modern yang serupa dengan pantun Melayu dalam hal wujud spasial dan pola rimanya.

Contoh :

ParikanArtinya
Pitik blorok, manak siji. Jare kapok, malah ndadi  Ayam berbintik-bintik, beranak satu. Katanya kapok, malah makin menjadi
Wajik klithik, gula Jawa. Luwih becik, sing  prasaja.  Wajik klithik (kue tradisional) gula Jawa. Lebih baik yang bersahaja
Nyangking ember, kiwa tengen. Lungguh jejer, tamba kangen.  Membawa ember kanan kiri. Duduk bersanding, obat rindu
Tuku kayu nang rawalo, koye ayu tapi jomblo  Beli kayu ke rawalo, kamu cantik tetapi jomblo
Manuk emprit mencok pager, Mulang murid, murih pinter  Burung pipit hinggap di pagar. Mengajar murid supaya pintar
Kembang salak tanpa ganda, Sing sumanak marang kanca  Bunga salak tanpa ganda, yang ramah kepada teman.

Pepindhan

 Pepindhan yaitu kata-kata yang mengandung makna pengandaian, perumpamaan dan biasanya menggunakan kata hubung pengandaian.

Contoh :

PepindhanArtinya
Ayune kaya dewi Ratih  Cantinya seperti Dewi Ratih
Cahyane bingar kaya lintang johar  Cahayanya terang seperti bintang kejora
Gagah prakosa kaya Raden Werkudhara  Gagah perkasa seperti Raden Werkudara
Olehe kabegjan, kaya nemu emas saloka.  Mendapat kebaikan seperti mendapat emas banyak
fbWhatsappTwitterLinkedIn