8 Contoh Paragraf Induktif Tentang Akuntansi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dengan paragraf deduktif, yakni gagasan utama dalam paragraf induktif terletak pada akhir kalimat dalam paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan diawali dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung gagasan utama.

Ada banyak hal yang dapat dituangkan dalam kalimat induktif. Salah satunya mengenai akuntansi. Berikut ini adalah beberapa contoh paragraf induktif tentang akuntansi.

Contoh 1

Berdasarkan data keuangan tahun 2019 laba yang didapatkan oleh PT. XYZ adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah atau sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemen pun dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.

Contoh 2

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap bisa meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, missal informasi keuangan segemen industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Contoh 3

Untuk memenuhi standar umum pertama sebagai seorang akuntan, seseorang harus lulus Fakultas Ekonomi atau Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi, dan telah menempuh ujian Sertifikasi Akuntan Publik. Salah satu jenis Akuntan Publik ialah seorang Auditor. Kegiatan Auditor ialah untuk mengaudit atau memeriksa wajar tidaknya laporan keuangan sebuah perusahaan.

Contoh 4

Dalam bidang akuntansi, seorang auditor yang ahli pajak memeiliki perbedaan dalam masing-masing kegiatannya. Antara lain ialah dalam perhitungan. Keduanya memiliki cara perhitungan akuntansi yang berbeda. Untuk pajak, memiliki tarif pajak yang sudah ditarifkan, sedangkan audit tergantung Imanamana subjek yaitu laporan keuangan perusahaan tersebut. Namun demikian, keduanya tetap memiliki kesamaan yaitu masih dalam bidang akuntansi dan perhitungannya juga diatur dalam sistem akuntansi keuangan.

Contoh 5

Siklus akuntansi adalah kegiatan bertahap-tahap yang harus dilalui dalam proses akuntansi yang berjalan terus menerus dan berulang yang dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : analisis transaksi, jurnal, posting, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca jalur, jurnal penutup, laporan keuangan, neraca saldo setelah penutup dan jurnal pembalik. Tahap-tahap tersebut haruslah dibuat dengan benar dan teliti, oleh karenanya apabila terjadi kesalahan pada salah satu siklus tersebut maka akan mengakibatkan keslahan yang menyeluruh.

Contoh 6

Saya adalah mahasiswa Gunadarma yang mengambil kuliah jurusan akuntansi. Saya bercita-cita menjadi seorang akuntan. Adapun persyaratan menjadi seorang akuntan yaitu saya harus telah lulus sekolah tinggi dengan mengambil jurusan akuntansi dan sudah mendapat sertifikat akuntan publik.

Contoh 7

Sebagai seorang akuntan harus memiliki sifat teliti, sabar, dan tidak panikan, kerena menghitung laporan keuangan memang benar-benar harus fokus dan teliti, jika tidak kemungkinan besar mendapatkan hasil yang tidak balance. Sama halnya dalam membuat cake dengan resep baru, apabila tidak pas dalam memilih bahan pasti kue tersebut akan gagal jadi tidak enak dilihat apalagi dimakan. Jadi fokuslah dalam mengerjakan sesuatu hal yang sedang kamu kerjakan jika ingin mendapatkan hasil yang kamu inginkan.

Contoh 8

Saya melanjutkan kuliah di Gunadarma memilih jurusan akuntansi, karena saya dulu SMK mengambil jurusan akuntansi jadi saya hanya menambah dan memperdalam wawasan mengenai segala macam yang berhubungan dengan akuntansi.

Kebanyakan mahasiswa yang salah dalam memilik jurusan dalam kuliahnya karena ikut-ikutan teman atau asal memilih jurusan. Akibatnya membuat dia tidak mengerti dan harus belajar dari awal lagi dalam perkuliahan di jurusan tersebut.  

fbWhatsappTwitterLinkedIn