Integrasi sosial terjadi apabila berbagai unsur dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat saling berhubungan secara terus-menerus di berbagai bidang kehidupan. Unsur-unsur tersebut saling bekerja sama sehingga dapat tercipta keutuhan dan persatuan dalam masyarakat.
Wujud integrasi sosial dapat dilihat dari kehidupan masyarakat yang tentram, harmonis, dan dapat saling menghargai perbedaan. Selain itu, adanya peluang yang setara dalam bidang ekonomi dan sikap terbuka dari kelompok penguasa merupakan bentuk terwujudnya integrasi sosial dalam masyarakat.
Proses terwujudnya integrasi sosial dalam masyarakat harus memenuhi beberapa unsur, antara lain;
Contoh integrasi sosial yang ada di lingkungan masyarakat adalah proses belajar mengajar di sekolah. Lembaga pendidikan seperti sekolah memiliki tujuan mendidik siswa tidak hanya untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk mempunyai sikap dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, sehingga keteraturan dan keserasian dalam masyarakat bisa tercapai.
Agar integrasi sosial dapat terjuwud dengan cepat, maka diperlukan berbagai faktor pendukung. Berikut adalah penjelasan mengenai empat faktor tersebut yang juga dilengkapi dengan contoh.
Homogenitas dalam sosiologi dapat diartikan sebagai persamaan identitas yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Misalnya, sifat, kebiasaan, budaya, adat istiadat, tujuan, kepercayaan, atau kepentingan.
Integrasi sosial akan mudah diraih apabila dalam masyarakat memiliki heterogenitas (keberagaman) rendah. Namun, jika dalam suatu masyarakat yang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi maka proses integrasi sosial membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Contohnya, di sekolah terdapat ekstrakurikuer bola basket, setiap anggota mempunyai hobi yang sama yaitu bermain bola basket dan ingin mengikuti kompetisi tingkat nasional. Oleh karena itu, integrasi sosial dalam kelompok tersebut mudah dicapai karena ada kegemaran dan tujuan sama.
Faktor lain yang dapat mempercepat atau memperlambat integrasi sosial adalah besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
Pada dasarnya, dalam kelompok yang memiliki jumlah anggota kecil atau sedikit dan tingkat heterogenitas rendah, proses integrasi sosial menjadi lebih cepat terwujud. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang terjadi secara intensif dan anggota kelompok yang lebih mudah diatur.
Sebaliknya, semakin banyak jumlah anggota dalam suatu kelompok, maka integrasi sosial semakin sulit diraih. Sebab, terdapat berbagai latar belakang, sifat, atau tujuan setiap anggota yang menyebabkan proses penyesuaian lambat dilakukan.
Contohnya, ekstrakurikuler teater memiliki jumlah anggota lebih sedikit daripada ekstrakulikuler musik sehingga lebih mudah diatur dan diawasi.
Komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua individu atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi terjadi apabila individu memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang terjuwud dalam pembicaraan, gerakan dan perasaan yang akan disampaikan.
Salah satu indikator atau ciri efektivitas komunikasi yaitu cara penyampaian pesan yang mudah dimengerti. Semakin lancar atau efektif komunikasi suatu kelompok, maka semakin cepat pula intergarsi sosial dapat terjadi. Namun, jika suatu kelompok tidak mempunyai komunikasi yang efektif, maka intergrasi sosial sukar terwujud.
Contohnya, Ali lebih mudah melakukan komunikasi dengan individu atau kelompok yang berbicara dengan bahasa yang sama.
Mobilitas geografis pada umumnya diartikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Misalnya, pindah sekolah, tempat kerja, atau tempat tinggal.
Anggota masyarakat yang sering melakukan mobilitas geografis cenderung akan mempersulit proses integrasi sosial dalam suatu kelompok. Hal tersebut dikarenakan individu tersebut harus melakukan penyesuaian diri (adaptasi) kembali di lingkungan baru.
Sementara itu, apabila anggota masyarakat yang jarang atau bahkan tidak pernah melakukan mobilitas geografis akan mempermudah proses integrasi sosial dalam kelompok. Sebab, ikatan sosial yang telah dibangun sudah sangat erat sehingga integrasi sosial semakin cepat terjadi.
Contohnya, Andi dalam satu tahun berpindah tempat kerja sebanyak tiga kali dikarenakan berbagai alasan. Oleh karena itu, Andi merasa kesulitan sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dan berbaur dengan lingkungan kerja yang baru.