8 Pengertian Perubahan Sosial Budaya Menurut Para Ahli

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sosial budaya membahas tentang segala aspek kehidupan manusia yang berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma, adat istiadat, tradisi, dan praktik-praktik sosial yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Sosial budaya mencakup cara hidup, sistem nilai, bahasa, kesenian, agama, adat istiadat, kebiasaan, serta tata cara berinteraksi dan berkomunikasi antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Sosial budaya sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat mempengaruhi perilaku, pola pikir, dan cara pandang seseorang terhadap dunia sekitar.

Seperti revolusi politik atau perubahan sistem ekonomi, serta perubahan yang lebih kecil dan berkelanjutan dalam praktik sehari-hari. Perubahan sosial budaya menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Ferdinand Tönnies

Tönnies membedakan antara Gemeinschaft (masyarakat tradisional yang didasarkan pada hubungan sosial yang kuat dan nilai-nilai bersama) dan Gesellschaft (masyarakat modern yang didasarkan pada hubungan sosial yang lebih individualistik dan rasional).

Selain itu, Tönnies berpendapat bahwa perubahan sosial dan budaya terjadi ketika masyarakat mengalami peralihan dari Gemeinschaft ke Gesellschaft. Proses tersebut sering disebut sebagai pembubaran Gemeinschaft dan pemunculan Gesellschaft. Perubahan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti urbanisasi, industrialisasi, mobilitas sosial, dan rasionalisasi.

2. Émile Durkheim

Durkheim menyebutkan bahwa perubahan sosial dan budaya dapat memengaruhi tingkat solidaritas sosial dalam masyarakat. Solidaritas mekanik, yang berkaitan dengan masyarakat tradisional yang lebih homogen, dapat digantikan oleh solidaritas organik, yang muncul dalam masyarakat yang lebih diferensiasi dan kompleks.

Solidaritas organik lebih didasarkan pada interdependensi fungsional antara individu-individu dan spesialisasi dalam peran dan pekerjaan.

Pemikiran Durkheim tentang perubahan sosial dan budaya menekankan pentingnya integrasi sosial, diferensiasi sosial, dan solidaritas sosial dalam memahami dinamika masyarakat. Kontribusinya terhadap sosiologi telah mempengaruhi pemikiran dan penelitian di bidang ini hingga saat ini.

3. Max Weber

Weber menganggap bahwa perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti rasionalisasi, agama, dan tindakan individu dalam konteks masyarakat. Weber juga mengakui adanya interaksi kompleks antara faktor-faktor ini dalam perubahan sosial dan budaya.

Ia menekankan pentingnya memahami konteks historis, budaya, dan institusional dalam menganalisis perubahan sosial. Pemikiran Weber tentang perubahan sosial dan budaya memberikan pemahaman yang komprehensif.

Pemahaman tersebut tentang bagaimana faktor-faktor seperti rasionalisasi, agama, dan tindakan individu saling terkait dalam membentuk perubahan dalam masyarakat. Kontribusinya terhadap sosiologi dan pemikiran sosial telah menjadi dasar penting dalam memahami dinamika sosial dan perubahan budaya.

4. Karl Marx

Marx juga menyoroti peran produksi dalam membentuk perubahan sosial dan budaya. Menurutnya, produksi ekonomi, termasuk teknologi dan struktur ekonomi, merupakan kekuatan utama dalam menggerakkan perubahan sosial.

Perubahan dalam teknologi produksi dan struktur ekonomi dapat memengaruhi hubungan sosial, tata kekuasaan, dan pembagian kekayaan dalam masyarakat. Marx berpendapat bahwa perubahan sosial dan budaya yang mendasar hanya dapat terjadi melalui perubahan struktur sosial dan ekonomi yang mendasar, yaitu melalui revolusi proletar.

Marx memperjuangkan masyarakat sosialis di mana kepemilikan alat produksi menjadi milik bersama dan kelas sosial tidak lagi ada. Marx percaya bahwa dengan mengatasi konflik kelas dan eksploitasi ekonomi, masyarakat baru ini akan muncul yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan sosial dan persamaan.

5. Herbert Spencer

Spencer berpendapat bahwa perubahan sosial dan budaya terjadi melalui proses evolusi sosial yang mirip dengan evolusi biologis. Spencer mengadopsi konsep seleksi alam Darwin dan mengaplikasikannya pada masyarakat manusia. Menurut Spencer, masyarakat manusia mengalami perkembangan dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih kompleks.

Spencer menganggap bahwa perubahan sosial dan budaya terjadi melalui persaingan dan seleksi alam. Masyarakat yang dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan memiliki keunggulan dalam berkompetisi akan bertahan dan berkembang, sedangkan yang tidak mampu akan mengalami kemunduran atau bahkan kepunahan.

6. George Herbert Mead

Mead berpendapat bahwa identitas individu dan pemahaman mereka tentang dunia dibentuk melalui proses interaksi sosial. Individu belajar memahami simbol-simbol dan makna yang terkait dengan simbol-simbol tersebut melalui interaksi dengan orang lain.

Hal ini melibatkan proses “self” yang terdiri dari “self yang saya” (I) dan “self yang saya refleksif” (Me). Perubahan sosial dan budaya terjadi ketika individu-individu dalam masyarakat berinteraksi satu sama lain dan membentuk pemahaman bersama tentang simbol-simbol dan norma-norma sosial.

Melalui interaksi, individu mengembangkan pemahaman kolektif yang membentuk budaya masyarakat. Proses ini melibatkan komunikasi simbolik, di mana simbol-simbol dan tanda-tanda digunakan untuk mengomunikasikan makna dan memahami dunia sosial.

7. Margaret Mead

Menurut Mead, perubahan sosial dan budaya terjadi ketika masyarakat menghadapi tantangan atau perubahan dalam lingkungan mereka. Tantangan ini dapat berupa perubahan alam, perubahan politik, perubahan teknologi, atau interaksi dengan masyarakat lain.

Masyarakat kemudian beradaptasi dan mengubah norma-norma, nilai-nilai, dan praktik-praktik mereka untuk menghadapi tantangan tersebut. Mead juga menyoroti peran generasi muda dalam perubahan sosial dan budaya.

Ia mengamati bahwa seringkali ide-ide inovatif dan perubahan nilai-nilai baru muncul dari generasi muda yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan lebih siap untuk mengubah tradisi yang ada. Generasi muda dapat membawa perubahan dalam norma-norma sosial, peran gender, dan praktik-praktik budaya lainnya.

8. Everett Rogers

Menurut Rogers, perubahan sosial dan budaya terjadi ketika inovasi diterima dan diterapkan oleh anggota masyarakat. Inovasi adalah ide, gagasan, atau praktik baru yang dianggap memiliki nilai atau manfaat yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.

Rogers mengidentifikasi lima tahap dalam proses difusi inovasi yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Rogers menekankan peran individu dalam memperkenalkan dan mengadopsi inovasi.

Dalam masyarakat, terdapat kelompok-kelompok yang berbeda dalam mengadopsi inovasi. Ia mengklasifikasikan individu ke dalam lima kategori berdasarkan tingkat keberanian dan kecepatan mereka dalam mengadopsi inovasi, yaitu inovator, pendahulu, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan rezisten.

Perubahan sosial budaya yang terjadi di Indonesia dapat terus berubah seiring waktu. Oleh karena itu, perubahan sosial budaya merupakan sebuah proses yang dinamis. Hal tersebut sangat penting untuk terus memperhatikan dan memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia agar dapat mengantisipasi dampaknya dan mengarahkan perubahan menuju arah yang lebih positif dan berkelanjutan.

Perubahan sosial budaya merupakan proses di mana nilai-nilai, norma, kepercayaan, tradisi, dan pola perilaku masyarakat mengalami transformasi seiring dengan perubahan zaman dan interaksi sosial. Selain itu, perubahan tersebut memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan dan kualitas kehidupan masyarakat, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.

Perubahan sosial budaya mengacu pada perubahan yang terjadi dalam nilai-nilai, norma, perilaku, institusi, dan pola-pola kehidupan dalam suatu masyarakat atau kelompok manusia. Perubahan sosial budaya dapat melibatkan transformasi besar yang terjadi dalam jangka panjang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn