Taksonomi Bloom: Pengertian – Sejarah dan Ranah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sudah pernah mendengar tentang istilah Taksonomi Bloom? Jika belum, berikut ini akan kami jelaskan tentang istilah tersebut.

Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom disini merujuk kepada taksonomi pada dunia pendidikan. Secara etimologi, taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.

Tassein artinya mengklasifikasi dan nomos artinya aturan. Taksonomi secara etimologi berarti klasifikasi atas suatu prinsip dasar maupun aturan.

Sementara itu bloom diambil dari nama seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel Bloom. Ia meneliti pengembangan kemampuan berpikir dalam sebuah proses belajar.

Taksonomi bloom itu sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi.

Sejarah Taksonomi Bloom

Taksonomi ini pertama kali ditemukan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1950-an. Dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.

Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakantingkat terendah dalam kemampuan berpikir(thinking behaviors).

Masih banyak levellain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten dibidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.

Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu.

Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.

Tujuan Taksonomi Bloom

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

  • Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  • Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  • Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah dalam Taksonomi Bloom

Domain Kognitif

Domain Kognitif

Pada domain ini Bloom membagi lagi ke dalam 6 tingkatan, yaitu :

  • Pengetahuan (Knowledge)
    Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.
  • Pemahaman (Comprehension)
    Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama
    • Terjemahan
    • Pemaknaan
    • Ekstrapolasi
      Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk terhadap kesehatan.
  • Aplikasi (Aplication)
    Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
  • Analisis (Analysis)
    Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
  • Sintesis (Syntesis)
    Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
  • Evaluasi (Evaluation)
    Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb. Dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.

Domain Afektif

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.

  • Penerimaan (Receiving/Attending)
    Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
  • Tanggapan (Responding)
    Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
  • Penghargaan (Valuing)
    Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
  • Pengorganisasian (Organization)
    Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
  • Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
    Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.

Domain Psikomotor

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh Dave pada tahun 1970 berdasarkan domain yang dibuat Bloom.

  • Persepsi (Perception)
    Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
  • Kesiapan (Set)
    Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
  • Respon Terpimpin (Guided Response)
    Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
  • Mekanisme (Mechanism)
    Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
  • Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
    Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
  • Penyesuaian (Adaptation)
    Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
  • Penciptaan (Origination)
    Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.
fbWhatsappTwitterLinkedIn