Sosiologi

11 Contoh Hubungan Sosiologi dengan Gejala Sosial

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hubungan sosiologi dengan gejala sosial berhubungan erat satu sama lain. Fokus utama dalam ilmu sosiologi adalah menelaah gejala-gejala sosial yang wajar dalam masyarakat.

Hubungan gejala sosiologi dengan gejala sosial yang ada di masyarakat adalah norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga pemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya.

Tidak semua gejala sosial berlangsung secara normal sebagaimana yang dikehendaki masyarakat. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau patologis.

Hal itu disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi dengan semestinya sehingga menimbulkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut kemudian disebut dengan masalah-masalah sosial.

Sifat manusia yang rumit menghasilkan berbagai macam bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Efek interaksi sosial yang buruk inilah yang menyebabkan masalah sosial muncul di masyarakat.

Walaupun sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, sosiologi juga mempelajari masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial tersebut tercermin pada contoh hubungan sosiologi dengan gejala sosial berikut.

1. Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya.

Tidak sanggup dalam hal ini meliputi ketidakmampuan individu dalam memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas.

Contohnya, pada masyarakat tradisional kemiskinan mungkin bukan masalah sosial. Hal tersebut karena mereka menganggap bahwa semua telah ditakdirkan.

Akibatnya tidak ada usaha yang mampu mengatasi kemiskinan tersebut. Secara sosiolgis, hal tersebut sebagai akibat dari faktor pendorong interaksi sosial di kehidupan masyarakat tradisional yang susunan organisasinya masih sederhana.

Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan itu sendiri. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Mereka merasa miskin karena harta yang dimilikinya dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan taraf hidup yang ada.

2. Kejahatan

Kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dengan variasi organisasi sosial.

Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat dengan lokasi kejahatan itu terjadi. Para sosiolog telah berusaha untuk menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat.

Analisis ini bersifat sosial psikologis. Perilaku jahat dipelajari dalam interaksi dengan orang lain. Hasilnya perilaku yang mereka lakukan berkecenderungan untuk melanggar norma hukum yang ada.

Faktor yang mempengaruhi masalah kejahatan yaitu faktor individual dan faktor sosial. Secara sosial, misalnya latar belakang sosial seorang yang berperilaku jahat sejak kecil tidak dididik oleh keluarganya untuk dapat mengendalikan keinginannya.

Semakin dewasa keinginan-keinginan tersebut semakin bertambah banyak. Semua keinginan itu harus dipenuhi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Individu yang memiliki perilaku demikian, kemampuan untuk menyesuaikan diri sangat kecil.

Secara individu, perilaku tidak mampu menyesuaikan diri dalam mengendalikan keinginan tersebut menyebabkan seseorang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya.

Mereka akan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk melakukan kejahatan. Contohnya, seseorang yang melakukan tindakan korupsi meskipun dirinya sudah hidup berkecukupan.

3. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggotanya gagal memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.

Contoh bentuk-bentuk disorganisasi keluarga diantaranya unit keluarga yang belum lengkap karena hubungan di luar perkawinan. Selain itu, adanya kekurangan anggota keluarga karena perceraian, komunikasi yang kurang antar anggota keluarga, dan krisis keluarga.

4. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

Masalah generasi muda pada umumnya ada dua masalah keinginan yang berlawanan. Pertama, keinginan untuk melawan, misalnya pemberontakan, delinkuensi, dan sebagainya.

Kedua yaitu sikap apatis, contohnya sikap penyesuaian membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Sikap melawan akan disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan yang menyimpang.

Sementara itu, sikap apatis akan disertai dengan perasaan kecewa terhadap masyarakat. Sikap-sikap yang muncul tersebut sebagai akibat dari bentuk sosialisasi yang tidak tercapai.

5. Peperangan

Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi. Akomodasi dapat menghasilkan suatu kerjasama antar pihak yang saling berkaitan.

Peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit dipecahkan dalam sepanjang sejarah manusia. Peperangan melibatkan seluruh komponen masyarakat dari berbagai aspek.

Contohnya, perang antar suku yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Kejadian tersebut merupakan contoh interaksi sosial disosiatif yang mengarah kepada perpecahan.

6. Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat

Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat dapat terjadi di berbagai bidang. Dorongan yang kuat dari individu untuk melakukan pelanggaran biasanya sulit dihindari.

Secara sosiologis, lingkungan sosial cenderung berkontribusi paling dominan dalam perilaku pelanggaran terhadap norma masyarakat. Misalnya delinkuensi anak-anak, pelacuran, alkoholisme, homoseksualitas, dan masalah pelanggaran norma lainnya.

7. Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan yang sering terjadi yaitu pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat. Tingginya angka kelahiran yang menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk juga harus dikurangi.

Jika tidak dikurangi, maka akan berdampak terhadap pengaturan proses pembangunan. Contohnya, urbanisasi dan transmigrasi, namun kemudian mereka yang melakukan hal tersebut tidak mendapat pekerjaan di tempat barunya.

8. Masalah Lingkungan Hidup

Masalah lingkungan hidup yang perlu diperhatikan adalah mengenai prinsip simbiosis mutualisme. Hubungan yang saling menguntungkan tersebut jika terganggu maka akan mengganggu proses kehidupan.

Contohnya, pencemaran lingkungan, penebangan hutan secara liar yang sering terjadi belakangan menjadi prioritas yang harus dibenahi.

9. Birokrasi

Birokrasi menunjukkan adanya masalah apabila dalam birokrasi tersebut  bersifat menyimpang dari norma. Apakah birokrasi mampu menghambat atau melancarkan berputarnya roda pemerintahan, semuanya harus dilaksanakan secara netral. Contohnya, pembentukan susunan anggota wakil rakyat di pemerintahan.

10. Masalah pada Institusi

Masalah pada institusi mengacu pada pembuatan kebijakan-kebijakan yang diharapkan mampu memberikan solusi untuk setiap masalah sosial yang ada.

Apabila dalam pembuatan kebijakan terdapat pelanggaran, maka masalah sosial yang timbul juga sulit terselesaikan. Contohnya, pembuatan undang-undang yang dibuat oleh institusi tertentu.

11. Konflik Rasial

Konflik rasial sering dikaitkan dengan faktor kebudayaan. Jika tidak diatasi maka akan menimbulkan peperangan. Contoh konflik rasial yang sering terjadi di Indonesia adalah mengenai konflik antar suku.

Masalah- masalah sosial tersebut berbeda dengan masalah-masalah lain yang terjadi di masyarakat. Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut-paut dengan hubungan antarmanusia.

Masalah sosial mengganggu kelanggengan dalam kehidupan yang mengarah pada interaksi sosial disosiatif di masyarakat. Pada masyarakat yang masih berkembang, banyak yang berpendapat bahwa masalah sosial muncul akibat permasalahan ekonomi.

Kenyataannya, banyak alasan yang muncul di berbagai bidang dari segi ekonomi yang mempengaruhi timbulnya masalah sosial.

Demikian hubungan sosiologi dengan gejala sosial beserta contohnya. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendapati masalah-masalah tersebut. Kita harus bijak dalam menyikapi masalah sosial yang muncul di sekitar kita.