Daftar isi
Bagi pemilik bisnis, membuat laporan keuangan perusahaan di akhir periode merupakan salah satu tanggung jawab kepada stakeholder yang harus dipenuhi. Laporan keuangan mengandung banyak informasi penting mengenai kinerja perusahaan dalam suatu periode, khususnya keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Oleh karena itu, pemilik bisnis dan jajaran manajemen perusahaan lainnya perlu mengelola laporan keuangan sedemikian rupa agar bisa menampilkan keuntungan yang dimaksud. Di sinilah manajemen laba memainkan peranan penting dalam strategi pengembangan bisnis. Dan apa sebenarnya pengertian dari Manajemen Laba? berikut ulasannya.
Pengertian Manajemen Laba
Manajemen Laba adalah sebuah proses ini dalam sebuah bisnis memiliki pengertian sebagai cara yang dilakukan para manajer keuangan untuk menentukan apakah laba yang didapatkan dari menjalankan suatu bisnis, benar-benar dapat menguntungkan perusahaan.
Proses ini dibuat dalam laporan keuangan, yang nantinya akan diperlihatkan kepada para stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan atau organisasi tersebut.
Menurut Asih dan Gudono (2000) mendefenisikan bahwa manajemen laba ini merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, sesuai dengan prinsip akuntansi untuk mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan. Bisa dikatakan juga, bahwa proses ini adalah untuk memanipulasi keuntungan pada laporan keuangan agar mendapatkan keuntungan.
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
- Manajemen Akrual
Manajemen Akrual atau bisa juga disebut dengan accruals management merupakan faktor yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang dapat berpengaruh terhadap aliran kas dan keuntungan perusahaan. Manajemen akrual merupakan wewenang para manajer. - Penerapan dari Suatu Peraturan Akuntansi yang Wajib
Faktor penerapan dari suatu peraturan akuntansi yang wajib, berkaitan dengan keputusan manajer untuk melaksanakan kebijaksanaan akuntansi tertentu yang harus diterapkan. Manajer harus memilih antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang telah ditetapkan atau menunda terlebih dahulu sampai saat berlakunya suatu kebijaksanaan tersebut. - Perubahan dari Aktiva Secara Sukarela
Faktor perubahan aktiva secara sukarela berkaitan dengan upaya yang dilakukan manajer untuk mengubah atau mengganti suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyaknya metode yang dapat dipilih, tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada. - Bonus Plan Hypothesis
Beberapa manager akan memilih untuk menggunakan metode akuntansi yang mampu memaksimalkan utilitasnya yaitu dengan bonus yang tinggi. Besarnya bonus yang diberikan tergantung dengan laba yang diperoleh sehingga beberapa manajer akan menaikkan laba yang dilaporkan. - Debt Covenant Hypothesis
Pada beberapa perusahaan, terdapat manajer yang melanggar perjanjian kredit sehingga dia akan menggunakan metode akuntansi yang cenderung memiliki dampak untuk menaikkan laba. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga reputasi mereka di mata pihak eksternal - Political Cost Hypothesis
Dalam menjalankan bisnis, terdapat beberapa peraturan yang diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Salah satunya adalah mengenai pajak pendapatan perusahaan. Oleh sebab itu semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan untuk perusahaan tersebut menggunakan metode akuntansi yang bertujuan menurunkan laba. Jika laba yang dilaporkan lebih sedikit maka pajak pendapat perusahaan pun sedikit.
Tujuan Manajemen Laba
Tindakan manajemen laba yang dilakukan para manajer keuangan di suatu perusahaan, tentunya memiliki tujuan tertentu. Berikut ulasanya:
- Tujuan bonus, bonus di dapatkan dan diukur dari seberapa banyaknya laba
- Tujuan motivasi politik, Sebaliknya laba akan dikurangi dalam lapkeu karena aturan pemerintah yang ketat
- Tujuan Penawaran Saham Perdana, perusahaan akan menawarkan saham ke public untuk meningkatkan laba
- Tujuan informasi pada Investor dan memberikan informasi ke investor, agar perusahaan dinilai berkinerja baik.
Fungsi Manajemen Laba
- Meningkatkan Kepercayaan Pemegang Saham
Salah satu manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan adalah kepercayaan dari pemegang saham meningkat. Tingkat perolehan laba merupakan suatu hal yang berhubungan dengan prestasi atau pencapaian yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Oleh sebab itu, jika keuntungan atau laba sering dikaitkan dengan bonus yang akan diberikan kepada manajer. Semakin besar laba perusahaan maka semakin besar pula bonus yang diperoleh. - Memperbaiki Hubungan dengan Kreditor
Perusahaan yang terancam bangkrut tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar hutang sesuai dengan tempo yang ditetapkan. Oleh sebab itu beberapa manager akan menaikkan laba supaya mendapatkan posisi aman dan bisa melakukan penjadwalan ulang pembayaran hutang.
Rumus Manajemen Laba
- Melakukan Pengaturan Estimasi Akuntansi
Manajemen bisa memanfaatkan kesempatan guna membuat pengaturan estimasi akuntansi. Di sini manajemen bisa memperkirakan estimasi akuntansi pada beberapa komponen, seperti amortisasi aktiva tidak berwujud maupun estimasi terkait piutang tidak tertagih, periode depresiasi aktiva, dan biaya garansi. - Melakukan Pengubahan Metode Akuntansi
Pengubahan metode akuntansi bisa diterapkan pada pencatatan suatu transaksi. Sebagai contoh, manajemen dapat mengubah metode depresiasi aktiva tetap. Jika sebelumnya menggunakan metode depresiasi angka tahun, maka sekarang menerapkan metode depresiasi garis lurus. Perhitungan berbeda tentu menghasilkan laba berbeda pula. - Melakukan Penggeseran Periode Pendapatan atau Biaya
Cara ini juga dipandang cukup efektif dalam menerapkan pengelolaan laba. Manajemen bisa menggeser periode pendapatan atau biaya tertentu dalam laporan keuangan. Misalnya, menunda atau mempercepat pengeluaran untuk divisi riset dan pengembangan, maupun menunda pengeluaran promosi hingga periode akuntansi berikutnya.
Sasaran Manajemen Laba
- Kebijakan akuntansi-Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib deterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
- Pendapatan-Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
- Biaya-Menganggap sebagai beban biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya.
Strategi Manajemen Laba
Untuk bisa melakukan manajemen laba, ada beberapa hal yang harus diikuti:
- Mengatur dan membuat estimasi akuntansi
- Membantu mengatur dan membuat estimasi akuntansi. Selain itu, juga dapat mengubah metode akuntansi dan menggeser periode , agar biaya atau pendaftaran tidak terhambat.
Motivasi Manajemen Laba
- Motivasi Bonus. Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan menyebabkan pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka.
- Motivasi Kontraktual Lainnya. Semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggan utang, manajemen akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan, yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami technical default (kegagalan dalam pelunasan utang).
- Motivasi Politik. Perusahaan besar dan industri yang strategis akan menjadi perusahaan monopoli. Dalam hal demikian, perusahaan ini akan menggunakan manajemen laba untuk meningkatkan visibilitasnya dengan cara menggunakan prosedur akuntansi untuk menurunkan laba yang diperoleh.
- Motivasi Pajak. Manajer termotivasi untuk melakukan manajemen laba karena pajak penghasilan. Praktik manajemen laba dilakukan untuk menurunkan pajak penghasilan.
- Perpindahan CEO. Hipotesis rencana bonus menyatakan bahwa manajemen yang akan diganti akan melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan bonus yang akan diperolehnya.
- Motivasi Pasar Modal. Motivasi pasar modal muncul karena informasi akuntansi digunakan secara luas oleh para investor dan analis untuk menilai saham. Dalam hal demikian, kondisi ini dapat kesempatan bagi manajer untuk memanipulasi earnings dengan cara mempengaruhi harga saham jangka pendek
Contoh Manajemen Laba
Contoh kasus manajemen laba pada PT. Toshiba, bahwa dalam laporan 300 halaman yang diterbitkan panel independen tersebut mengatakan tiga direksi telah berperan aktif dalam menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar ¥151,8 miliar (setara dengan Rp 15,85 triliun) sejak tahun 2008. Panel yang dipimpin oleh mantan jaksa top di Jepang itu, mengatakan bahwa eksekutif perusahaan telah menekan unit bisnis perusahaan, mulai dari unit personal computer sampai ke unit semi konduktor dan reaktor nuklir untuk mencapai target laba yang tidak realistis.