Daftar isi
Asia Tenggara adalah wilayah di benua Asia. Kawasannya meliputi Semenanjung Indochina, Semenanjung Malaka dan Kepulauan Melayu. Wilayah ini terdapat 11 negara dengan 10 di antaranya tergabung dalam organisasi ASEAN.
Negara yang ada di Asia Tenggara antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Vietnam dan Timor Leste yang merupakan negara satu-satunya yang bukan anggota ASEAN.
Ke 11 Negara di Asia Tenggara tersebut memiliki kekuatan ekonominya masing-masing. Berikut ini adalah daftar urutan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh negara-negara di Asia Tenggara.
Myanmar merupakan negara Asia Tenggara yang berdekatan dengan Bangladesh, Cina, Laos, dan Thailand. Pada tahun 2022 negara ini menempati urutan terakhir atau ke 11 sebagai negara dengan ekonomi terlemah di Asia Tenggara.
Dalam satu tahun Myanmar hanya memiliki PDB sebesar US$ 1.407 atau sekitar Rp 20,18 juta. Melemahnya ekonomi Myanmar dimulai sejak peristiwa kudeta tahun 1962. Saat itu pemerintah yang berkuasa mengubah skema ekonomi yang disebut dengan nama Burmese Way to Socialism.
Padahal sebelum menjadi negara yang merdeka dan masih berada di bawah kekuasaan Inggris, Burma merupakan negara terkaya di Asia Tenggara dan menjadi pengekspor beras terbesar di dunia.
Myanmar menggantungkan ekonomi negaranya pada sektor perkebunan, pertanian, perdagangan dan perkebunan. Menurut UNDP pada tahun 2022 sebanyak 25 juta dsdi 55 juta penduduk Myanmar berada dalam garis kemiskinan nasional.
Timor Leste menempati posisi kedua sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terendah di Asia Tenggara. Negara ini memiliki PDB sebesar 1.560 USD atau sekitar Rp 22,36 juta. Tak hanya di dunia Timor Leste juga dilaporkan sebagai negara termiskin di dunia.
Negara dengan julukan Bumi Lorosae ini menempati posisi ke 133 dalam indeks pembangunan manusia. Sebagaimana negara dengan ekonomi lemah, Timor Leste juga memiliki masalah sosial yakni pengangguran sebanyak 20 persen dan 52,9 persen penduduk hidup dalam kemiskinan.
Negara ini bergantung pada hasil pertanian kopi, tambang emas, mangaan, marmer, dan juga minyak bumi. Bahkan negara sebanyak 27 persen penduduknya buta huruf.
Kamboja adalah negara yang meneruskan kekuasaan Kekaisaran Khmer yang dahulu berkuasa di seluruh Semenanjung Indocina dan Semenanjung Malaka pada abad 11–14.
Negeri dengan julukan Tanah Kedamaian ini menjadi salah satu negara dengan ekonomi terlemah di wilayah Asia Tenggara. Dalam satu tahun pendapat perkapita nya hanya 1.643 dollar AS atau senilai Rp 23,55 juta.
Salah satu alasan yang membuat negara ini tidak berkembang adalah banyaknya tindak korupsi dan rendahnya mutu pendidikan. Meski demikian pada kurun waktu 2000–2010 Kamboja sempat mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan.
Pada saat itu pertumbuhan ekonomi nya mencapai 8 persen berkat sektor sektor pariwisata, garmen, konstruksi, real estate dan pertanian.
Laos masuk berada di urutan ke 4 sebagai negara termiskin di wilayah Asia Tenggara dengan pendapatan 2.534 dollar AS atau senilai Rp 36,33 juta per tahun.
Salah satu faktor yang menyebabkan negara terkunci daratan ini memiliki ekonomi lemah adalah karena kebebasan politik dan ekonomi yang terbatas. Bahkan Laos menjadi negara ke 131 dari 182 sebagai negara dalam hal kebebasan bisnis menurut Heritage Foundation.
Laos saat ini berada di bawah kekuasaan pemerintahan komunis. Sejak tahun 1975 Laos dipimpin oleh Partai Revolusioner Rakyat Laos dan mengisolasi diri dari negara lain. Laos baru membuka diri setelah jatuhnya Uni Soviet. Sejak saat itu pertumbuhan ekonomi mulai membaik terutama tahun 2017.
Meski masih menjadi negara termiskin namun Laos merupakan negara ke 13 sebagai negara dengan perkembangan yang pesat. Jika hal ini terus terjadi bukal hal yang tidak mungkin Laos berubah menjadi negara yang kaya.
Vietnam berada di posisi ke 5 sebagai negara dengan ekonomi terlemah di Asia Tenggara. Pendapat perkapita nya yakni 2.715 USD atau setara dengan Rp 38,93 juta.
Pada tahun 1990 Vietnam bahkan masuk sebagai negara termiskin di dunia namun kini telah menjadi negara dengan ekonomi menengah ke bawah berdasarkan catatan bank dunia.
Salah satu penyebab lemahnya ekonomi Vietnam adalah karena kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana terutama dalam sektor pertanian. Rakyat Vietnam yang rata-rata tinggal di pedesaan sulit mengembangkan lahan pertanian mereka.
Filipina adalah negara berkembang yang menempati posisi ke 6 sebagai negara dengan ekonomi terkuat di Asia Tenggara. Pendapatannya yakni 3.485 USD atau senilai Rp 49,93 juta.
Negara dengan ibukota Manila ini mengandal sektor pertanian dengan komoditas utamanya antara lain padi, tebu, kelapa, tembakau, dan abaca serta buah-buahan seperti nanas, mangga dan pisang.
Selain pertanian, Filipina juga mengandalkan sektor perhutanan dan perikanan. Sayangnya pada tahun 2020 lalu, Filipina mengalami kemerosotan terburuknya sejak tahun 1946. Produk domestik bruto atau PDB turun 9,5 persen.
Indonesia masuk ke dalam jajaran 5 negara Asia Tenggara dengan ekonomi terkuat. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki pendapat perkapita sebanyak 4.135 USD atau setara dengan Rp 59,29 juta. Berdasarkan PDB nominal Indonesia berada di urutan ke 17 sebagai negara terbesar di dunia.
Saat ini Indonesia bertumpu pada 12 sektor ekonomi diantaranya adalah perdagangan, industri kimia, industri pupuk dan pestisida, bangunan, industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik, industri makanan lainnya, angkutan darat, listrik, gas dan air bersih, karet, peternakan, dan kertas. Selain itu Indonesia juga mendapatkan pemasukan ekonomi dari sektor pertambangan dan konstruksi.
Satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah ini memiliki ekonomi yang terkuat ke 4. Pendapatan perkapita Thailand mencapai 7.806 dollar AS atau sekitar Rp 111,93 juta.
Pada tahun 2018 lalu, Thailand bahkan sempat menjadi negara terkaya ke 8 di Asia. Sebelum memiliki ekonomi yang kuat seperti saat ini, Thailand pada awalnya adalah negara yang lemah.
Dalam waktu 4 dekade terakhir negara ini menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam kurun waktu 1960–1996 rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai 7,5 persen. Sayangnya sejak tahun 2015 lalu angka kemiskinan di sana mulai mengalami stagnasi.
Berada di zona tropis dan tanah yang subur, Thailand memanfaatkan lahan pertanian sebagai sektor ekonomi andalannya. Komoditas unggulan pertanian Thailand adalah beras bahkan mendapat julukan sebagai Lumbung Padi Asia.
Malaysia memiliki ekonomi yang lebih kuat. Negeri Jiran ini menjadi negara terkaya ke 3 di kawasan Asia tenggara dengan PDB sebesar 11.414 dollar AS atau senilai Rp 163,66 juta. Malaysian mengandalkan ekonominya pada kegiatan ekspor bahan mentah seperti sawit, minyak bumi, karet, dan kayu.
Faktor yang mendukung perkembangan Malaysia salah satunya adalah keterbukaan ekonomi. Sejak tahun 2010 rata-rata PDP Malaysia mencapai 130 persen serta merupakan salah satu negara dengan ekonomi paling terbuka di dunia. Sejak tahun ini juga Malaysia berhasil keluar dari masa krisis ekonomi.
Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya Brunei Darussalam adalah negara yang baru saja merdeka yakni pada 1 Januari 1984.
Namun Brunei saat ini menjadi negara terkaya kedua di Asia Tenggara dengan PDB sebesar 31.086 dollar Amerika Serikat atau senilai Rp 445,72 juta. Sumber kekayaan Brunei Darussalam adalah dari hasil minyak bumi dan gas nya yang berlimpah.
Menurut IMF, negara kesultanan ini mendapatkan 70 persen pendapatannya dari kegiatan ekspor hidrokarbon. Tak hanya di Asia Tenggara, Brunei juga masuk sebagai 5 negara terkaya di dunia.
Singapura adalah negara terkecil di Asia Tenggara sekaligus di dunia. Namun demikian negara kota ini menjadi negara terkaya dengan PDB 65.233 dollar AS atau Rp 935,37 juta.
Singapura juga menjadi negara dengan ekonomi paling stabil di dunia tanpa ada utang luar negeri, pendapat pemerintahan yang baik, serta surplus yang konsisten.
Sumber kekayaan ekonomi Singapura didapatkan dari ekspor manufaktur dan juga mesin elektronik. Selain itu sektor pariwisata dan dan jasa keuangan juga menjadi pemasukan utama mereka.