Daftar isi
- Apa itu Straight Through Processing?
- Fondasi dari Straight Through Processing
- Apa perbedaan STP dan pembayaran biasa?
- Jenis pekerjaan apa saja yang dapat digantikan dengan kehadiran STP?
- Bagaimana cara kerja STP?
- Apa saja manfaat dari STP?
- Contoh penggunaan STP dalam pembayaran
- Siapa saja pihak yang menggunakan STP?
Apa itu Straight Through Processing?
Straight Through Processing (STP) merupakan suatu teknologi yang umumnya digunakan dalam dunia banking dan industri keuangan yang memungkinkan otomatisasi seluruh proses transaksi keuangan dari awal hingga akhir via perangkat elektronik (digitalisasi) tanpa intervensi manusia.
Tujuan dari STP adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat penyelesaian transaksi, dan meminimalkan risiko kesalahan. Contoh dari STP adalah prosedur pembayaran otomatis dalam transaksi keuangan internasional, proses autentikasi pembayaran pada eCommerce, dan transaksi bursa saham.
Dalam konteks bisnis, teknologi seperti otomatisasi proses bisnis (BPM), sistem manajemen alur kerja (workflow management systems), dan integrasi sistem dapat digunakan untuk mencapai STP. Dengan menggunakan teknologi dan sistem komputer, informasi yang ada dapat diproses secara otomatis tanpa input dari manusia secara manual.
Manfaat dari proses tersebut adalah efisiensi waktu untuk menyelesaikan transaksi. Dahulu, transaksi pembayaran antar bank membutuhkan waktu berhari-hari. Sekarang ini, transaksi dapat diproses dalam hitungan menit saja.
Proses tersebut bisa menjadi sangat cepat karena tak lagi membutuhkan input dan pengawasan yang berlapis dari karyawan bank secara langsung. Selain itu, proses ini juga dapat meminimalisir human error. STP dalam sejarahnya merupakan inovasi yang dikembangkan pada era 70an bersamaan dengan berkembangnya komputer dan programming.
Pada era tersebut, Automated Clearing Houses (ACH) dan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) secara signifikan melakukan peningkatan mekanisme transfer pembayaran dari sistem sebelumnya yaitu telegrafik dengan cara melibatkan seorang operator yang menulis kode Morse untuk menulis permintaan transfer.
Selain dalam dunia perbankan dan keuangan, STP juga dapat digunakan dalam logistik, manufaktur, dan layanan pelanggan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya konsep STP menggunakan teknologi untuk menyederhanakan dan mengotomatisasikan alur kerja sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
Fondasi dari Straight Through Processing
Secara keseluruhan, efektivitas dari STP diukur dengan menggunakan beberapa metrik. Ketika mengevaluasi pengimplementasian STP, beberapa dimensi yang diukur adalah konektivitas, akurasi, skalabilitas, kehandalan, kecepatan, dan keamanan. Namun, pengukuran tersebut tetap didasari oleh 4 fondasi di bawah ini :
1. Proses transaksi secara elektronik
Proses yang dilakukan STP memerlukan pertukaran informasi secara otomatis antara para trader untuk mengonfirmasi detail transaksi, menghilangkan proses transaksi secara fisik yang menggunakan cek dan sekuritas fisik.
2. Kelancaran komunikasi antara pihak yang bertransaksi
Infrastruktur dari STP terdiri dari protokol komunikasi otomatis yang memungkinkan partisipan dalam siklus perdagangan untuk terhubung dengan lancar satu dengan lainnya. Pihak-pihak dalam pasar yang menggunakan STP mencakup lembaga kliring, kustodian, dan perusahaan (sebagai pembeli atau penjual).
3. Pertukaran informasi secara serentak
STP memfasilitasi pertukaran informasi secara bersamaan selama perdagangan dalam lingkungan real-time otomatis.
4. Pemrosesan real-time
Dengan sistem STP, para trader akan mendapatkan manfaat langsung dari pemrosesan informasi secara real-time. Proses STP juga mengharuskan proses entri data secara otomatis.
Apa perbedaan STP dan pembayaran biasa?
Pada pembayaran biasa, waktu yang dibutuhkan bisa berhari-hari dan melibatkan banyak departemen baik sebagai pihak yang menerima atau menginisiasi proses transfer, tergantung juga pada sebanyak apa detail informasi pembayaran. Pembayaran dimulai melewati jaringan telepon atau perangkat lunak.
Detail dari penyelesaian pembayaran kemudian dikonfirmasi dari kedua belah pihak lewat telepon, fax, atau email. Setelah itu, informasi tersebut diinput secara manual pada sebuah sistem pembayaran dan diperiksa oleh seorang supervisor untuk memastikan akurasinya. Terakhir, baru pembayaran dilakukan.
Jenis pekerjaan apa saja yang dapat digantikan dengan kehadiran STP?
Dengan otomatisasinya, STP dapat menggantikan fungsi beberapa pekerjaan di bawah ini :
- Verifikasi telpon
- Pengiriman rincian transfer antar departemen
- Verifikasi oleh supervisor
- Pemrosesan fax dan transfer dokumen
Bagaimana cara kerja STP?
Cara kerja STP melibatkan otomatisasi penuh dari awal hingga akhir proses transaksi keuangan atau bisnis, dengan penjabarannya sebagai berikut :
1. Pengumpulan informasi awal
Transaksi dimulai dengan proses pengumpulan informasi. Misalnya, dalam konteks perbankan, informasi dapat berbentuk formulir transfer dana atau instruksi perdagangan.
2. Pengenalan data
Informasi yang telah dikumpulkan kemudian diidentifikasi dan diekstraksi oleh sistem secara otomatis. Teknologi pengenalan karakter optik (OCR) atau teknologi lainnya dapat dilibatkan dalam proses ini untuk mengonversi data dari bentuk fisik menjadi format digital.
3. Validasi otomatis
Validasi secara otomatis dilakukan setelah identifikasi dan ekstraksi. Proses ini mencakup pemeriksaan kecocokan format, pemeriksaan kebenaran data, dan pemastian bahwa transaksi sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku.
4. Pengolahan transaksi
Proses selanjutnya adalah memproses pembayaran, eksekusi perdagangan, atau tindakan lainnya yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.
5. Pemenuhan persyaratan regulasi
STP sering kali tidak melewatkan langkah untuk memeriksa bahwa semua transaksi memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku. Sistem akan secara otomatis memeriksa dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.
6. Pelacakan dan pelaporan, dan penyelesaian transaksi
Setelah itu, sistem akan menghasilkan laporan otomatis dan menyimpan data transaksi untuk tujuan pelacakan, audit, dan pelaporan. Setelah langkah ini, transaksi dianggap telah selesai dengan cepat dan akurat.
Apa saja manfaat dari STP?
1. Efisiensi Operasional
Efisiensi dalam proses bisnis didapatkan dari otomatisasi. Hal ini dapat mengurangi biaya karena transaksi dapat diproses secara cepat tanpa perlu intervensi manual oleh tangan manusia yang berlebihan.
2. Pengurangan Risiko Kesalahan
Dengan kurangnya keterlibatan manusia dalam prosesnya, STP akan membantu untuk menghindari kesalahan data, kehilangan informasi, atau tindakan lainnya yang tidak diinginkan.
3. Penyederhanaan proses bisnis
Penggunaan STP membantu menyederhanakan alur kerja dan proses bisnis dengan membantu perusahaan untuk memantau dan mengelola proses bisnis keseluruhan secara langsung.
4. Peningkatan kecepatan transaksi
Otomatisasi dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi. Tentunya hal tersebut memberikan keuntungan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang sangat cepat berubah.
5. Ketepatan dan konsistensi
STP dirancang untuk memastikan bahwa setiap transaksi diproses sesuai dengan aturan dan kebijakan yang ditentukan tanpa adanya variasi yang diinginkan.
6. Peningkatan keamanan dan kepatuhan
STP membantu meningkatkan keamanan dan kepatuhan dengan otomatis memastikan setiap transaksi sesuai dengan regulasi dan kebijakan yang berlaku. Hal ini dapat mengurangi risiko pelanggaran aturan hukum.
7. Meningkatkan pengalaman pelanggan
Pelanggan akan mendapatkan kepuasan layanan dengan transaksi yang cepat dan akurat. Untuk bisnis, STP menawarkan proses pembayaran yang lebih cepat, memungkinkan layanan pelanggan dan pemenuhan pesanan secara cepat.
Sementara itu, dari sisi pelanggan akan merasakan transaksi yang lancar dan proses konfirmasi pembayaran yang lebih cepat, yang berujung pada kepuasan dan loyalitas pelanggan.
8. Analisis data yang lebih baik
Dengan otomatisasi, maka data terkait transaksi lebih mudah diakses dan dianalisis. Hal ini dapat memberikan perusahaan informasi yang cukup dan akurat untuk mengambil keputusan secara real time.
9. Mengurangi risiko penipuan
Proses validasi otomatis dalam sistem STP dapat mencakup sistem pendeteksi penipuan dan pemeriksaan kepatuhan, di mana sistem ini membandingkan detail transaksi dengan aturan yang telah ditetapkan, melakukan penyaringan anti-money laundering (AML), dan melakukan referensi silang dengan akun yang ada dalam daftar pantauan.
Contoh penggunaan STP dalam pembayaran
Berikut ini adalah contoh paling umum dari STP dalam proses pembayaran
1. Otorisasi pembayaran
Dalam STP, otorisasi pembayaran (payment authorization) mengacu pada proses verifikasi dan penyetujuan transaksi pembayaran. Hal ini termasuk validasi jumlah transaksi informasi pemegang kartu dan menjalankan pemeriksaan keamanan terhadap aturan yang telah ditetapkan atau sistem manajemen risiko.
Otorisasi pembayaran yang telah di otomatisasi dapat memastikan pemrosesan yang cepat dan aman tanpa dibutuhkannya intervensi manual. Dengan demikian, risiko penipuan atau transaksi yang tidak sah dapat dikurangi.
2. Perutean pembayaran otomatis
Melalui STP, pembayaran secara otomatis langsung dapat dirutekan atau diarahkan ke saluran atau lembaga keuangan yang sesuai untuk pemrosesan lebih lanjut.
Hal ini mencakup proses mengarahkan pembayaran ke akun pedagang yang tepat, gerbang pembayaran, atau bank pengakuisisi berdasarkan aturan yang sudah berlaku.
3. Penyelesaian pembayaran
Penyelesaian pembayaran menggunakan STP merupakan sebuah proses otomatis dalam melakukan penyelesaian transfer dana, transaksi keuangan, dan memperbaharui saldo akun.
Proses tersebut melibatkan transfer dana dari rekening pembayar menuju penerima pembayaran yang umumnya difasilitasi oleh Automated Clearing House (ACH) atau penyedia layanan pembayaran. Sistem STP memastikan bahwa penyelesaian pembayaran berlangsung tepat waktu dan akurat tanpa intervensi manual.
4. Pemrosesan pembayaran internasional
Transaksi dalam pemrosesan pembayaran internasional melibatkan transfer lintas batas dan konversi mata uang. Dalam hal ini, STP memainkan peranan penting yaitu berfungsi sebagai penyederhana proses-proses kompleks dalam pembayaran internasional.
Proses-proses tersebut antara lain adalah pemeriksaan kepatuhan, persyaratan peraturan, penyaringan anti pencucian uang (anti money laundering/AML), dan nilai tukar mata uang.
5. Know Your Customer (KYC)
KYC adalah saat ketika bisnis melakukan verifikasi identitas pelanggan untuk mengantisipasi aktivitas ilegal seperti pencucian uang, penipuan, dan lainnya.
Sistem STP melakukan otomatisasi pada KYC dengan cara mengintegrasi sistem dengan beberapa proses, yaitu basis data verifikasi identitas, daftar pantauan peraturan, menawarkan verifikasi identitas nasabah yang cepat dan akurat, otentikasi dokumen, dan penilaian risiko.
Siapa saja pihak yang menggunakan STP?
STP digunakan oleh berbagai organisasi dan berbagai industri. Beberapa sektor yang biasanya menggunakan STP meliputi :
1. Perbankan dan keuangan
STP sering digunakan oleh bank dan berbagai lembaga keuangan untuk otomatisasi proses seperti transfer dana, penyelesaian perdagangan, dan pemrosesan pembayaran.
2. Pasar modal
Dalam pasar modal, penggunaan STP adalah untuk pemrosesan saham dan instrumen keuangan lainnya. Kegunaannya untuk memastikan eksekusi yang cepat dan akurat dari perdagangan.
3. Asuransi
STP dalam perusahaan asuransi digunakan untuk otomatisasi klaim, pembayaran premi, dan proses administratif lainnya.
4. Logistik dan transportasi
STP diterapkan untuk otomatisasi proses pelacakan inventaris, pengiriman, dan pemrosesan pesanan.
5. Perdagangan elektronik (e-commerce)
Otomatisasi di bidang e-commerce digunakan dalam melakukan pesanan, pengiriman, dan proses pembayaran. STP dapat membantu e-commerce untuk menjual produk, melakukan proses otentikasi pelanggan, memulai pembayaran, dan mengatur pengiriman produk hanya melalui beberapa klik saja.
Biasanya platform e-commerce akan bermitra dengan penyedia jasa pembayaran terkemuka seperti Mastercard, Discover, American Express, dan Visa. Selain itu, mungkin juga platform e-commerce bermitra dengan Paypal yang merupakan perusahaan fintech.
Dengan metode seperti ini, maka penjualan yang dilakukan penjual di dalam platform e-commerce akan dipermudah karena sistem tersebut memiliki potensi untuk menawarkan jasa dan produk kepada pelanggan secara otomatis melalui satu titik penjualan dengan berbagai macam pilihan cara pembayaran yang semuanya dilakukan secara online.
Dalam industri manufaktur, rantai pasokan, manajemen inventaris, dan proses pemesanan dilakukan dengan otomatisasi.