Sejarah

Revolusi Rusia: Latar Belakang – Tokoh dan Dampaknya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Revolusi Rusia yang berlangsung pada tahun 1917 mampu mengakhiri sistem pemerintahan Rusia yang sebelumnya dipimpin oleh seorang Kaisar menjadi sistem Komunis. Selain itu, revolusi Rusia merupakan awal pembentukan Uni Soviet.

Revolusi Rusia terjadi dua kali, yaitu pada Februari 1917 dan Oktober 1917. Revolusi ini menimbulkan banyak kerusuhan di Rusia.

Berikut ini sejarah singkat revolusi Rusia yang perlu diketahui.

Latar Belakang Terjadinya Revolusi

Kekalahan dalam Perang Dunia I menyebabkan Rusia mengalami perekonomian yang buruk. Rusia memiliki jumlah korban Perang Dunia I terbanyak di seluruh dunia. Ini menyebabkan inflasi, kelangkaan bahan bakar dan makanan.

Kurang lebih 15 juta orang dikirim saat Perang Dunia I, menyebabkan tenaga kerja berkurang sehingga industri serta pertanian tidak berjalan dengan baik. Upaya untuk ikut Perang Dunia I sangat mahal, sehingga ekonomi negara menjadi terganggu.

Selain itu, pada awal tahun 1900-an, Rusia merupakan salah satu negara miskin di Eropa. Kondisi ekonomi yang sudah memburuk, ditambah kekalahan dalam Perang Dunia I menjadikan rakyat Rusia terancam kelaparan.

  • Peristiwa Minggu Berdarah 1905

Peristiwa minggu berdarah atau biasa disebut Bloody Sunday 1905 merupakan salah satu pemicu terjadinya revolusi Rusia tahun 1917. Rakyat melakukan protes karena merasa diperlakukan tidak adil oleh pemimpin mereka, Tsar Nicholas II.

Kurangnya bahan makanan menyebabkan rakyat melakukan pemogokan kerja di seluruh negeri. Pada peristiwa ini sekitar 1000 orang tewas akibat baku tembak antara rakyat dan aparat keamanan.

  • Pemerintahan yang Buruk

Pada tahun 1917, Tsar Nicholas II merupakan kaisar yang memimpin Rusia. Namun kepemimpinannya penuh korupsi, reaksioner, serta hanya menempatkan orang-orang pilihannya dalam pemerintahan.

Tidak hanya itu, Tsar Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya Tsarina Alexandra. Sementara Tsarina Alexandra sendiri juga dipengaruhi oleh seorang biarawan yang mengaku utusan Tuhan, bernama Grigori Rasputin.

Pengaruh Rasputin dan Alexandra menyebabkan korupsi semakin merajalela serta membubarkan Duma yaitu daerah perwakilan rakyat di Rusia serta terjadinya keterbelakangan ekonomi.

Sehingga pada 30 Desember 1916, kaum bangsawan di Rusia memutuskan untuk membunuh Rasputin. Dan sejak saat itu, rakyat sudah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan.

Tingginya kesenjangan sosial yang terjadi antara kaum bangsawan dan rakyat merupakan salah satu pemicu terjadinya revolusi Rusia.

Para bangsawan hidup mewah serta memiliki berbagai macam hak. Sedangkan rakyat hidup dalam kemiskinan dan hak-nya diabaikan oleh pemerintah.

Revolusi Februari 1917

Pada 24 Februari 1917, kerusuhan akibat langkanya bahan makanan terjadi di Ibukota, St. Petersbug (sekarang Petrogard). Rakyat melakukan mogok kerja.

Beberapa hari kemudian, Tsar Nicholas II menurunkan 180.000 tentara ke jalan untuk menuntaskan kerusuhan. Namun tentara yang ada kebanyakan kurang terlatih, dan sebagian ikut masuk ke dalam barisan demonstran.

Pada tanggal 26 Februari 1917, demonstran mulai melakukan pemberontakan. Petugas keamanan ditembak atau disembunyikan oleh para demonstran. Simbol-simbol kereziman Tsar Nicholas II dirobohkan.

Pada hari itu otoritas pemerintahan runtuh bersamaan dengan St. Petersbug. Pada 2 Maret 1917, Tsar Nicholas II dipaksa turun tahta. Grand Duke Michael, saudaranya menolak mengisi kekosongan takhta.

Sehingga pada hari itu juga, dinasti keluarga Romanov yang sudah memerintah Rusia selama kurang lebih 300 tahun pun berakhir.

Dibentuklah pemerintahan sementara yang berbentuk liberal dan dipimpin oleh Alexander Karensky. Ia membentuk program hak liberal seperti kebebasan berbicara, persamaan hak antar rakyat di mata hukum, serta adanya hak serikat untuk berorganisasi dan melakukan mogok kerja.

Alexander Karensky yang diangkat menjadi Menteri Perang, menjalankan program pemerintahan yang pertama yaitu melanjutkan upaya perang. Ini dilakukan untuk mengembalikan kehormatan Rusia di mata dunia akibat kekalahan telak saat Perang Dunia I.

Rusia di bawah pemerintahan yang baru mencoba melancarkan serangan terhadap Jerman namun gagal. Kegagalan ini semakin memperburuk masalah pasokan bahan makanan di Rusia.

Kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Karensky pun perlahan menghilang. Kerusuhan akibat pangan pun kembali timbul di kalangan petani.

Revolusi Oktober 1917

Revolusi Oktober 1917 ini juga sering disebut sebagai Revolusi Bolshevik. Protes dari kelompok sosial radikal menyebabkan terjadinya revolusi Oktober ini.

Lambatnya pemerintahan sementara yang dipimpin Alexander Karensky dalam mengatasi masalah besar yang melanda Rusia. Rusia terus mengalami kekacauan ekonomi, politik hingga militer.

Partai Bolshevik menjanjikan kedamaian serta pembagian tanah kepada rakyat disaat kepercayaan akan pemerintah semakin menurun. Partai Bolshevik pun berhasil mendapatkan hati dan kepercayaan rakyat.

Pada tanggal 24 sampai 25 oktober 1917, Partai Bolshevik melancarkan aksi kudeta terhadap kepemimpinan Karvensky. Mereka menduduki gedung pemerintahan, stasiun telegraf dan masih banyak tempat penting lainnya.

Kudeta ini merupakan kudeta tidak berdarah. Hampir tidak ada korban jiwa serta kerusuhan saat kudeta berlangsung.

Karvensky pun berhasil digulingkan pada hari itu. Dan Karvensky melarikan diri dari Rusia.

Partai Bolshevik segera membentuk pemerintahan baru dengan Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) sebagai pemimpin. Dia pun menjadi diktator komunis pertama di Dunia.

Perang Saudara

Perang Saudara atau Civil War terjadi setelah revolusi Oktober 1917. Perang ini dilakukan antar 2 kubu yaitu Tentara Merah yang mendukung pemerintahan Bolshevik dan Lenin serta Tentara Putih yaitu perwakilan dari pendukung sosialisme demokratis, kaum monarki dan kapitalis.

Perang ini berlangsung hingga tahun 1923 dengan kemenangan Tentara Merah pendukung Bolshevik dan Lenin. Lenin pun mendirikan Uni Soviet.

Pada saat terjadinya perang saudara, di tahun 1918, keluarga Romanov yang terdiri dari Tsar Nischolas berserta istri dan kelima anaknya dieksekusi oleh partai Bolshevik.

Tokoh Revolusi Rusia

  • Tsar Nicholas II

Tsar Nicholas II memerintah Rusia dari tahun 1894 menggantikan ayahnya Tsar Alexander II. Pemerintahannya berakhir dengan penurunan takhta saat revolusi Rusia pada tahun 1917.

Kurangnya pengalaman dalam memerintah menjadikan Tsar Nicholas II raja yang lemah secara politik serta mudah terpengaruh. Selain itu, buruknya penanganan yang dilakukan saat Rusia dalam perang melawan Jepang serta Perang Dunia I membuat rakyat tidak lagi percaya akan pemeritahannya.

Akibat ketidakpercayaan terhadap pemerintah, rakyat membentuk partai Menshevik (Partai Sosial Demokrat) dan Bolshevik (Partai Radikal Revolusioner). Kedua partai inilah yang menjadi faktor terjadinya revolusi di Rusia.

Tsar Nicholas II memiliki seorang permaisuri asal Jerman, Tsarina Alexandra dan dikarunia lima orang anak, empat putri yaitu Olga, Tatian, Maria dan Anastasia serta satu orang putra, Alexei.

Setelah revolusi Februari 1917, Tsar Nicholas II dan keluarganya menjadi tahanan rumah di Siberia dan pada bulan Mei 1918 dipindahkan ke Yekaterinburg kemudian dieksekusi oleh partai Bolshevik.

  • Alexander Kerensky

Revolusi Februari 1917 berhasil menurunkan Tsar Nicholas II dari pemerintahannya. Duma, sebuah daerah perwakilan rakyat di Rusia mengusulkan untuk membentuk pemerintahan sementara.

Kerensky merupakan seorang pengacara muda serta anggota dari Partai Menshevik. Dia merupakan pembicara handal di Duma yang sangat melawan monarki dan juga membela kaum revolusioner.

Kerensky menjadi tokoh yang sentral dalam pemerintahan sehingga diangkat menjadi pemimpin pemerintahan sementara. Mulanya Kerensky memimpin sebagai Menteri Perang, kemudian naik menjadi Perdana Menteri.

Selama memerintah Kerensky membebaskan ribuan tahanan politik, menjunjung kebebasan bicara setiap rakyat dan melanjutkan perang.

Namun pemerintahan Kerensky menimbulkan ketidakpuasan banyak pihak. Kondisi ekonomi yang semakin menurun serta kekurangan bahan makanan terjadi selama dirinya menjabat.

  • Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin)

Lenin merupakan pendiri partai Bolshevik dan menyukai politik radikal atau komunis. Saat pemerintahan sementara dibentuk dan mengangkat Karensky sebagai pemimpinnya, Lenin diam-diam menyusun rencana kudeta.

Lenin menganjurkan kepada rakyat akan pemerintahan langsung yang dijalankan oleh pekerja dan petani. Dan menganggap kebijakan pemerintahan sementara sebagai “kediktatoran kaum borjuis”.

Lenin mengumpulkan pekerja pabrik, tentara dan pelaut sebagai bagian dari Tentara Merah dan berhasil mengkudeta pemerintahan sementara pada Oktober 1917.

Saat Perang Saudara atau Civil War terjadi tahun 197 hingga 1923, Lenin mengeluarkan kebijakan ekonomi yang disebut “Perang Komunisme” yaitu tindakan menasionalisasi semua manufaktur dan industri di Rusia. Tidak hanya itu, Gereja pun dinasonalisasi oleh Lenin.

Lenin juga meminta sisa gandum dari petani untuk memberikan Tentara Merah yang sedang berperang.

Kebijakan ekonomi baru milik negara ini membuat hasil industri dan pertanian anjlok. Kurang lebih 5 juta rakyat Rusia meninggal karena kelaparan tahun 1921.

Sehingga Lenin melahirkan kebijakan baru yaitu pasar bebas dan kapitalisme berada di bawah kendali negara. Ini kemudian menjadi paham komunis.

Pada tahun 1922, kesehatan Lenin mulai memburuk, ia menderita stroke. Lenin meninggal dunia pada tahun 1924.

Dampak Revolusi Rusia Bagi Dunia

Revolusi Rusia memiliki banyak dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi dunia. Berikut ini beberapa dampak revolusi Rusia bagi dunia:

  • Lahirnya paham komunis

Dampak revolusi Rusia bagi dunia yang pertama adalah lahirnya paham komunis. Revolusi Rusia membuat komunisme sebagai salah satu sistem kepercayaan politik di dunia.

Paham komunis pun menyebar di berbagai dunia seperti Cina dan Vietnam. Lenin menjadi tokoh yang berpengaruh dan diperlakukan seperti pemuka agama di negara berpaham komunis. Meskipun negara komunis tidak memiliki agama.

Di Indonesia, komunisme hadir akibat orang Belanda yang lama tinggal di Rusia bernama Henk Sneevliet.

  • Terbentuknya Uni Soviet

Terbentuknya Uni Soviet merupakan dampak dari revolusi Rusia bagi dunia. Uni Soviet yang dipimpin oleh Lenin dengan cepat memiliki anggota di seluruh dunia.

Selain itu, Uni Soviet dan sekutunya mengadakan perang dingin dengan Amerika Serikat terkait ideologi dan politik.

Dampak revolusi Rusia selanjutnya adalah berkembangnya Rusia secara pesat. Dahulu Rusia merupakan salah satu negara termiskin di Eropa.

Namun setelah terjadinya revolusi, Rusia berhasil menyamia negara-negara industri di Eropa dan Amerika dalam waktu kurang dari 40 puluh tahun saja.

  • Dihapusnya sistem monarki di Rusia

Sistem pemerintahan Rusia berganti dari rezim monarki Tsar Nicholas II menjadi dipimpin oleh satu partai saja dan berbentuk komunis. Selain itu munculnya dewan-dewan rakyat untuk mendengarkan suara-suara rakyat.