Teori Proses Pembentukan Bumi: Pengertian, Proses, dan Contoh Teori

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bumi merupakan planet ketiga yang paling dekat dengan matahari dalam sistem tata surya. Para ilmuwan percaya bahwa bumi tidak terbentuk begitu saja melainkan ada proses yang membuat bumi ini terbentuk. Proses pembentukan bumi ini diungkapkan oleh para ilmuwan melalui berbagai teori.

Teori proses pembentukan bumi adalah teori yang menjelaskan tentang asal-usul dan proses terbentuknya bumi. Berikut adalah beberapa teori proses pembentukan bumi :

1. Teori Big Bang

Teori Big Bang atau juga dikenal sebagai teori ledakan besar merupakan teori yang paling banyak dikenal oleh masyarakat. Menurut Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.

Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari gumpalan kabut raksasa terlempar keluar dari bagian besar hingga bagian besar ini berkumpul di pusat membentuk cakram raksasa. Kemudian bagian besar dari gumpalan kabut raksasa yang berkumpul di pusat itu akhirnya meledak dan membentuk galaksi serta nebula-nebula.

Galaksi yang terbentuk ini disebut sebagai Galaksi Bima Sakti. Sedangkan bagian ringan yang terlempar keluar akan mengalami kondensasi sampai membentuk planet-planet seperti planet bumi. 

2. Teori Kabut Nebula

Teori kabut nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere De Laplace. Menurut teori kabut nebula, proses terbentuknya bumi berawal dari gas bebas di luar angkasa yang berkumpul menjadi kabut nebula.

Kemudian terdapat gaya Tarik menarik antar gas yang membentuk kumpulan kabut sangat besar dan berputar semakin cepat. Pada proses perputaran tersebut ada materi kabut yang terlempar dan terpisah ini mengalami pendinginan serta penggumpalan hingga akhirnya menjadi sebuah planet yang salah satunya adalah planet bumi

3. Teori Planetesimal

Teori Planetesimal merupakan teori yang dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlain. Menurut teori planetesimal, proses terbentuknya bumi berawal dari adanya material-material kecil yang disebut planetesimal.

Planetesimal ini mengelilingi matahari dan kemudian material-material kecil ini bergabung hingga membentuk planet-planet yang salah satunya adalah planet bumi.

4. Teori Pasang Surut Gas (Teori Tidal)

Teori Pasang surut gas atau teori tidal merupakan teori yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut pasang surut gas, proses terbentuknya bumi berawal dari adanya bintang yang melintas dekat matahari hingga mengakibatkan terjadinya pasang surut gas di permukaan matahari.

Pasang surut gas di permukaan matahari ini menyebabkan beberapa material terlempar keluar dari matahari yang kemudian membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

5. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar merupakan teori yang dikemukakan oleh Raymond Arthur Lyttleton. Menurut teori bintang kembar, proses terbentuknya bumi berawal dari meledaknya bintang kembar sampai menjadi serpihan-serpihan kecil dan debu-debu.

Kemudian serpihan dan debu tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi hingga membentuk planet yang salah satunya adalah planet bumi.

6. Teori Awan Debu

Teori awan debu merupakan teori yang dikemukakan oleh Carl Friedrich Von Weizsaccker. Menurut teori awan debu, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan awan dan debu yang berada diluar angkasa mengalami pemampatan (pemadatan).

Kemudian proses pemampatan (pemadatan) ini menarik partikel-partikel debu hingga membentuk gumpalan bola. Gumpalan bola tersebut akan memimpih membentuk cakram.

Cakram memiliki bentuk yang tebal di bagian tengah dan pipih dibagian tepinya. Selanjutnya bagian tengah yang tebal saling menekan sehingga menimbulkan panas dan cahaya hingga menjadi matahari.

Sedangkan bagian tepinya  berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini kemudian membeku menjadi planet serta satelit. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

7. Teori Whipple

Teori kabut nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Fred L. Whipple. Menurut teori whipple, proses terbentuknya bumi berawal dari gas dan kabut debu yang mengandung nitrogen dan berotasi seperti membentuk piringan.

Kemudian debu dan gas berotasi hingga menggumpal menjadi padat. Gumpalan padat inilah yang akhirnya saling bertabrakan dan akhirnya membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.  

8. Teori Laplace

Teori laplace merupakan teori yang dikemukakan oleh Pierre Simon Marquis. Menurut teori laplace, proses terbentuknya bumi berawal dari gumpalan gas panas yang berputar pada sumbunya kemudian terbentuklah cincin-cincin gas.

Kemudian Sebagian cincin gas tersebut terlempar keluar dan tetap berputar hingga mengalami pendinginan yang akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan bola yang diisebut sebagai planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

9. Teori Georges

Teori georges merupakan teori yang dikemukakan oleh Georges-Louis Leclecrc Menurut teori georges, proses terbentuknya bumi berawal dari terjadinya tabrakan atau tumbukan antara matahari dengan sebuah komet.

Hal ini mengakibatkan Sebagian massa bumi terlempar keluar hingga membentuk planet-planet. Salah satu planet yang terbentuk adalah planet bumi.

Susunan Interior Bumi

Bumi memiliki susunan bagian dalam atau dikenal dengan susunan interior bumi. Namun, secara umum susunan interior bumi dibagi menjadi tiga bagian. Berikut adalah tiga bagian dari susunan interior bumi :

1. Kerak Bumi

Kerak bumi adalah lapisan paling luar dari bumi. Kerak bumi terbagi menjadi dua jenis yakni kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera adalah kerak yang terletak di bawah samudera.

Sedangkan kerak benua adalah kerak yang terletak di bawah tanah. Kerak bumi ini tersusun dari zat padat yakni batuan, pasir, tanah, abu gunung berapi, kerikil, tanah liat dan sebagainya.

2. Mantel Bumi

Mantel bumi adalah lapisan bumi yang terletak di antara kerak bumi dan inti bumi. Mantel bumi ini terdiri dari batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Mantel bumi ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Ketebalan mantel bumi ini kurang lebih sebesar 2.900 km.

3. Inti Bumi

Inti bumi adalah bagian bumi paling dalam yang memiliki suhu sangat panas. Inti bumi terbagi menjadi dua yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar ini memiliki tebal sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang mempunyai suhu mencapai 2.200 oC.

Sedangkan inti dalam ini memiliki diameter sebesar 2.700 km dan terdiri atas nikel dan besi cair yang mempunyai suhu mencapai 4.500 oC.

Proses Pembentukan Muka Bumi

Secara umum bentuk permukaan bumi itu tidak rata bahkan cenderung memiliki bentuk permukaan yang tinggi (terjal) dan rendah (landai).

Proses pembentukan muka bumi ini secara alami dipengaruhi oleh tenaga endogen dan tenaga eksogen. Berikut dibawah ini adalah penjelasannya dari kedua proses tersebut :

a. Tenaga Endogen

Istilah Endogen berasal dari kata endos yang berarti dalam dan genos yang berarti asal. Sehingga tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya perubahan pada bentuk muka bumi. Tenaga endogen dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau letak lempeng bumi.

Berdasarkan pada luas dan gerak terjadinya, tektonisme dapat dibagi menjadi dua yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik. Hasil pembentukan muka bumi dari tektonisme dapat berupa bentuk patahan dan lipatan.

2. Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas gunung api seperti magma yang keluar ke permukaan bumi. Magma merupakan batuan cair panas yang berada di dalam perut bumi.

Berdasarkan pada tempat terjadinya, vulkanisme dapat dibagi menjadi tiga jenis yakni vulkanisme zona divergen, vulkanisme zona konvergen, dan vulkanisme zona tengah. Hasil pembentukan muka bumi dari vulkanisme dapat berupa kawah dan kaldera.

3. Seisme (Gempa Bumi)

Seisme atau gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi ini dapat merambat sampai ke permukaan bumi. Berdasarkan faktor penyebabnya gempa bumi dapat dibagi menjadi tiga yaitu gempa bumi runtuhan, gempa bumi vulkanik dan gempa bumi tektonik.

b. Tenaga Eksogen

Istilah Endogen berasal dari kata eksos yang berarti luar dan genos yang berarti asal. Sehingga tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan adanya perubahan pada bentuk muka bumi. Terdapat empat jenis tenaga eksogen yaitu :

1. Pelapukan

Pelapukan adalah proses penghancuran batuan menjadi tanah yang terjadi secara alami. Proses pelapukan ini terbagi menjadi tiga jenis yakni pelapukan kimia, pelapukan fisika, dan pelapukan biologi. Pelapukan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaaan struktur batuan, keadaan topografi, cuaca, iklim dan keadaan vegetasi.

2. Pengikisan (Erosi)

Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan partikel batuan yang terjadi secara alami dari satu tempat ke tempat lain dengan melalui perantara seperti angin, air, atau es.

Erosi dapat terbagi menjadi empat kelompok yaitu ablasi, korasi (deflasi), abrasi dan eksarasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dan memicu terjadinya erosi yakni iklim, tanah, topografi, manusia dan vegetasi penutup tanah.

3. Pengendapan (Sendimentasi)

Sendimentasi adalah proses pengendapan material batuan yang terbawa oleh air, angin atau gletser. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama-kelamaan akan berubah menjadi batuan sedimen.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan antara lain yakni temperatur (suhu), pH larutan, konsentrasi pengendapan, waktu dan kecepatan.

4. Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting)

Pergerakan batu atau tanah (Masswasting) adalah proses perpindahan batuan dan tanah dalam jumlah besar karena terpengaruh gravitasi.

Pergerakan batu atau tanah (Masswasting) ini biasanya terjadi di daerah lereng pegunungan. Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya pergerakan batu atau tanah antara lain yakni geologi, jenis tanah, gaya gravitasi dan kemiringan lereng.

Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan

Gejala geografi adalah peristiwa yang menjadi tanda terjadinya sesuatu di permukaan bumi. Berikut adalah beberapa jenis gejala geografis dalam kehidupan :

  • Gejala geografis yang terjadi pada litosfer antara lain, yaitu patahan, gempa bumi, lipatan, pergerakan lempeng tektonik dan gunung berapi.
  • Gejala geografis yang terjadi pada hidrosfer antara lain, yaitu mencairnya es di kutub, hujan asam, banjir, pasang surut air di pantai dan tsunami.
  • Gejala geografis yang terjadi pada atmosfer antara lain, yaitu angin, petir, hujan, cuaca, iklim, perubahan musim dan awan.
  • Gejala geografis yang terjadi pada biosfer antara lain, yaitu keragaman flora dan fauna dan migrasi penduduk.
  • Gejala geografis yang terjadi pada pedosfer antara lain, yaitu erosi, pembentukan tanah, longsor dan sendimentasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn