7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gejala sosial merupakan fenomena atau kejadian yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor, seperti heterogenitas sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan zaman. Aspek yang mendorong terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok.

Gejala sosial tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan bagaimana wujudnya. Gejala sosial dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat, tergantung pada situasi yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

Berikut adalah penjelasan mengenai enam contoh gejala sosial yang disebabkan oleh perkembangan zaman.

1. Perkembangan Pendidikan

Perkembangan sistem pendidikan dapat dilihat dari berbagai macam aspek, seperti kurikulum yang diterapkan, metode pengajaran guru, dan metode belajar siswa.

Saat ini, sekolah-sekolah di Indonesia sedang menerapkan kurikulum 2013 yang menekankan siswa agar lebih kritis, selalu bertanya, mampu menganalisis, dan senang berdiskusi.

Metode atau cara mengajar guru di kelas juga mengalami perubahan. Pada awalnya, metode yang diaplikasikan selama mengajar yaitu dengan metode konvensional seperti ceramah. Namun, cara tersebut dirasa tidak efektif untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar.

Oleh karena itu, saat ini guru diharapkan dapat mempraktikkan metode mengajar modern dengan bantuan teknologi, misalnya metode diskusi dan problem solving (pemecahan masalah).

Tidak hanya dilihat dari aspek metode mengajar saja, perkembangan pendidikan juga dapat dilihat dari berbagai jenis lembaga pendidikan yang saat ini berdiri.

Contohnya, boarding school, sekolah nasional plus, sekolah nasional, sekolah internasional, sekolah alam, madrasah, dan homeschooling.

2. Industrialisasi

Industrialisasi dapat diartikan sebagai perubahan sistem pencarian masyarakat yang sebelumnya di bidang agraris menjadi masyarakat industri. Salah satu karakteristik industrialisasi adalah berdirinya berbagai pabrik untuk memproduksi barang-barang yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

Selain terdapat pabrik-pabrik sebagai tempat produksi, ciri industrialisasi lainnya yaitu adanya teknologi yang berkembang pesat. Teknologi sangat berperan penting terhadap jalannya proses industri khususnya pada tahap produksi. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan industri, tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan, sebab telah tergantikan oleh tenaga mesin.

Industri merupakan suatu kegiatan untuk memproses atau mengolah berbagai jenis barang dengan menggunakan alat bantuan mesin. Oleh karena itu, dalam waktu yang singkat, pabrik dapat menghasilkan barang dengan jumlah besar dan beranekaragam.

Kehadiran industrialisasi membawa manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, misalnya membuka lapangan pekerjaan dan terciptanya berbagai inovasi.

Namun di sisi lain, industrialisasi juga membawa dampak negatif, seperti anggota masyarakat menjadi semakin konsumtif (boros), rusaknya lingkungan dan ekosistem alam, serta terjadinya pergeseran sosialisasi dalam keluarga.

3. Perkembangan Teknologi dan Penemuan Baru

Di era modern seperti saat ini, banyak sekali penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang selalu dinantikan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan adanya penemuan baru di bidang teknologi dapat membantu dan meringankan pekerjaan masyarakat.

Hadirnya teknologi di bidang telekomunikasi juga memberi dampak yang positif, seperti semakin efektif dan efesien dalam menukar informasi.

Perkembangan teknologi dapat dikategorikan menajdi dua jenis, yaitu pertama di bidang nonfisik, seperti software (perangkat lunak/program) pada komputer dan media sosial. dan fisik. Kedua, di bidang fisik/benda, misalnya otomotif, elektornik, dan gadget (telepon seluler, tablet, laptop, dan komputer).

4. Penanaman Nilai Kearifan Lokal

Salah satu dampak akibat adanya perkembangan zaman adalah tergerusnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah dijunjung tinggi oleh anggota masyarakat sejak generasi terdahulu.

S. Swarsi mendefinisikan kearifan lokal sebagai kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional.

Kearifan lokal merupakan nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat setempat. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama hingga menjadi suatu kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan oleh seluruh anggota masyarakat.

Kearifan lokal memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mampu bertahan terhadap gempuran budaya asing.
  • Memiliki kemampuan untuk mengontrol anggota masyarakat.
  • Mampu memberikan petunjuk terhadap perkembangan budaya.
  • Memiliki keahlian untuk mengakomodasi segal unsur yang dibawa oleh budaya asing.
  • Mampu menyatukan unsur budaya luar dalam budaya asli masyarakat.

Agar budaya dan kearifan lokal tidak memudar dan kemudian hilang, diperlukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Berbagai upaya tersebut adalah dengan cara menanamkan, memahami, dan mempraktikkan nilai kearifan lokal agar tetap mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin modern.

5. Kemiskinan

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak mampu memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok. Selain itu, kemiskianan juga diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Salah satu indikator yang termasuk dalam kemiskinan yaitu ketidaksanggupan seseorang mencukupi kebutuhan dasar (primer), seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemiskinan merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang sampai saat ini masih dapat dijumpai dan belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2022 menyentuh angka 9.57 persen. Angka kemiskinan yang semakin meningkat tersebut turut menjadi faktor semakin tingginya angka kriminalitas, seperti   pencurian, perampokan, penculikan, dan begal motor.

5. Pengangguran

Pengangguran merupakan istilah yang dipakai untuk orang yang tidak memiliki pekerjaaan atau sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Agustus 2022 sebesar 143,74 juta orang. Dengan hasil tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-58 dunia dengan angka pengangguran mencapai 5.5 persen pada tahun 2022.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, salah satunya yaitu jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan pencari kerja. Selain itu, rendahnya keterampilan yang dimiliki masyarakat dalam menggunakan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya pengangguran.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran, misalnya dengan cara melaksanakan bimbingan dan sosialisasi menganai keterampilan kerja, mendirikan Badan Latihan Kerja (BLK), membuka lapangan kerja, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan memperbaiki kualitas sistem pendidikan.

7. Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial atau juga lebih dikenal dengan istilah kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya ketidaksetaraan/ketidakadilan dalam masyarakat. Salah satu bentuk ketimpangan sosial yaitu ketimpangan di bidang pendidikan desa kota.

Di desa, perkembangan pendidikan berlangsung lambat karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mangajar dinilai masih belum cukup layak. Selain itu, minimnya guru dengan kemampuan yang profesional dan mumpuni juga menjadi faktor rendahnya kualitas pendidikan di desa.

Sementara itu, kondisi pendidikan di kota besar sangat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak jenis dan jumlah sekolah dengan kualitas yang memadai, mulai dari sekolah negeri, swasta, keagamaan, hingga internasional.

Adanya ketimpangan sosial dalam masyarakat menimbulkan berbagai dampak atau akibat. Dampak tersebut dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan.

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dirasakan akibat adanya ketimpangan sosial yaitu;

  • Muncul ketidakadilan dalam masyarakat yang sangat merugikan golongan terterntu.
  • Menimbulkan kecemburuan sosial.
  • Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas.
  • Hubungan sosial antaranggota masyarakat menjadi terbatas dikarenakan adanya perbedaan status sosial dalam masyarakat.

Dalam mengatasi ketimpangan sosial diperlukan peran seluruh pihak, seperti pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan sosial, yaitu:

  • Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah tiga T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
  • Memperbaiki kualitas layanan kesehatan, agar setiap golongan masyarakat dapat
  • Melaksanakan pemberdayaan kelompok secara merata.
  • Menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Mengoptimalkan peran ZIS (Zakat, Infaq, dan Sadaqah).
  • Melaksanakan perpindahan pendudukan (mobilitas georafis) seperti transmigrasi, migrasi, dan urbanisasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn