Daftar isi
Kehidupan individu satu dengan individu lainnya tidak selalu sama, begitu juga dengan pendapatan. Orang kaya akan mendapatkan penghasilan yang lebih banyak dibandingkan dengan orang miskin. Hal tersebut dapat menyebabkan suatu hal yang dinamakan ketimpangan pendapatan diantara orang kaya dengan orang miskin.
Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai ketimpangan pendapatan yang dapat meliputi pengertian, konsep, faktor penyebab dan cara pengukuran ketimpangan pendapatan.
Pengertian Ketimpangan Pendapatan
Menurut Para Ahli
- Sukirno (2006)
Ketimpangan pendapatan merupakan suatu konsep yang membahas tentang penyebaran pendapatan setiap orang atau rumah tangga di dalam masyarakat. - Robert E Baldwin (1986)
Ketimpangan pendapatan ialah perbedaan kesejahteraan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin, hal tersebut terlihat dari perbedaan penghasilan. - Smith dan Todaro (2006)
Ketimpangan pendapatan yaitu adanya perbedaan penerimaan penghasilan masyarakat sehingga menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan nasional antar masyarakat. - Kuncoro (2006)
Ketimpangan pendapatan diartikan sebagai standar hidup yang terdapat pada semua masyarakat sebab ketimpangan antar daerah yakni perbedaan sumber daya dan faktor produksi.
Secara Umum
Ketimpangan pendapatan yaitu suatu konsep yang menjelaskan mengenai perbedaan kehidupan di dalam masyarakat sehingga menjadikan tidak meratanya distribusi antar wilayah.
Konsep Ketimpangan Pendapatan
Ada 2 konsep di dalam ketimpangan pendapatan yaitu ketimpangan relatif dan ketimpangan absolut. Berikut ini penjelasan dari kedua konsep ketimpangan pendapatan yaitu:
- Ketimpangan Relatif
Ketimpangan relatif yaitu konsep pengukuran dari ketimpangan distribusi penghasilan dengan melakukan perbandingan apa yang diperoleh individu atau kelompok masyarakat dengna total semua pendapatan yang didapatkan. - Ketimpangan Absolut
Ketimpangan absolut adalah konsep pengukuran kesenjangan menggunakan ukuran dari nilai mutlak.
Penyebab Ketimpangan Pendapatan
Ada beberapa penyebab ketimpangan pendapatan menurut beberapa ahli. Berikut ini penjelasan penyebab ketimpangan pendapatan menurut para ahli yaitu:
Menurut Todaro (2006), penyebab dari ketimpangan pendapatan yaitu semakin tidak ratanya pola distribusi pendapatan, semakin tinggi juga laju dari pertumbuhan ekonomi dikarenakan orang orang kaya memiliki tabungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang miskin.
Menurut Hajiji (2010), ketimpangan pendapatan dapat ditentukan oleh tingkat pembangunan suatu negara, adanya kediktaktoran, heterogenitas dan pemerintah yang gagal di dalam suatu negara. Ketimpangan pendapatan akan terjadi di awal pertumbuhan ekonomi.
Menurut Arsyad (2010), terdapat 8 faktor yang menyebabkan ketimpangan pendapatan di dalam suatu daerah sebagai berikut ini, yaitu:
- Tidak merata di dalam pembangunan antar daerah.
- Terjadi inflasi dimana pendapatan uang bertambah, namun tidak diikuti dengan pertambahan produksi dari barang barang.
- Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya pendapatan perkapita.
- Rendahnya mobilitas sosial.
- Investasi yang banyak di dalam proyek yang padat modal, sehingga presentase dari pendapatan modal dari kerja tambahan besar daripada presentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran menjadi semakin banyak.
- Memburuknya nilai tukar bagi negara yang sedang berkembang di dalam perdagangan dengan negara negara maju.
- Hancurnya industri kerajinan masyarakat seperti industri rumah tangga, pertukangan dan lainnya.
- Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga dari barang hasil industri yang digunakan untuk melindungi usaha golongan kapitalis.
Pengukuran Ketimpangan Pendapatan
Terdapat 4 metode yang digunakan di dalam pengukuran ketimpangan pendapatan yaitu distribusi ukuran, kurva lorenz, indeks gini dan bank dunia. Berikut penjelasan dari 4 metode yang digunakan di dalam pengukuran ketimpangan pendapatan:
Distribusi Ukuran
Distribusi ukuran pendapatan adalah ukuran yang sering digunakan oleh para ekonom di dalam menghitung ketimpangan pendapatan. Distribusi ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu.
Mengukur ketimpangan pertama yaitu dengan menghitung berapa persen pendapatan yang diterima oleh 40% penduduk miskin. Kemudian dapat diukur dengan melakukan perbandingan presentase pendapatan yang diterima oleh 40% orang miskin dengan presentase yang diterima 20% orang kaya.
Tingkat ketimpangan berat jika 40% penduduk paling miskin menerima kurang dari 12% pendapatan nasional. Tingkat ketimpangan ringan jika 40% penduduk miskin menerika diatas 17% pendapatan nasional.
Kurva Lorenz
Kurva lorenz ini digunakan untuk menganalisis distribusi pendapatan perorangan. Kurva lorenz pertama kali dikenalkan pada tahun 1905 oleh seorang ahli statistika yang berasal dari Amerika Serikat yaitu Conrad Lorens.
Kurva lorenz ini menggambarkan hubungan diantara kelompok penduduk dan pangsa pendapatan mereka. Kurva ini menggambarkan mengenai hubungan diantara presentase jumlah penduduk dengan presentase pendapatan yang diterima.
Indeks Gini
Indeks gini atau dikenal dengan nama gini rasio pertama kali diciptakan pada tahun 1912 oleh Corrado Gini. Indeks gini dihitung menggunakan kurva lorenz dengan cara yaitu membandingkan atau membagi bidang yang dibatasi oleh garis regional di dalam kurva lorenz dengan garis lengkung sebagai penyimpangan.
Angka yang didapatkan disebut dengan indeks atau rasio gini yang berkisar 0 dan 1. Gini 0 menunjukkan kemerataan yang sempurna yaitu semua orang memiliki pendapatan yang sama persis. Sedangkan gini indeks 1 memiliki arti ada ketidakmerataan yang sempurna.
Indeks gini ini dapat digunakan untuk mengukur tidak merataan distribusi pendapatan penduduk di dalam berbagai sektor dan negara. Indeks gini dapat menunjukkan perubahan distribusi pendapatan di dalam suatu negara selama periode waktu tertentu, sehingga dapat menunjukkan peningkatan atau penurunan dari suatu ketimpangan pendapatan.
Bank Dunia
Menurut bank dunia, ketimpangan pendapatan dapat diukur dengan menghitung presentase jumlah dari pendapatan masyarakat dari kelompok yang memiliki pendapatan rendah daripada dengan total pendapatan penduduk. Ada 3 kategori ketimpangan pendapatan menurut bank dunia yaitu:
- Ketimpangan Rendah
40% penduduk memiliki pendapatan rendah dan menerima lebih dari 17% dari jumlah pendapatan. - Ketimpangan Sedang
40% penduduk yang memiliki pendapatan rendah dan menerima 12 – 17 % dari jumlah pendapatan. - Ketimpangan Tinggi
40% penduduk yang memiliki pendapatan rendah dan menerima kurang dari 12% dari jumlah pendapatan.
Contoh Ketimpangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan ini dapat kita lihat pada kehidupan sehari hari kita. Ketika kita sedang menonton tv mengenai berita para artis yang diberitakan membangun rumah mewah, membeli beberapa barang barang dengan harga mahal, membeli mobil. sedangkan banyak diluaran sana orang orang yang tidak bisa mencari makan dikarenakan tidak memiliki pekerjaan, banyak orang yang tidur di pinggiran toko dikarenakan tidak memiliki tempat tinggal. Hal tersebut merupakan dua hal yang berbanding terbalik dan disebut sebagai ketimpangan pendapatan.
Cara Mengatasi Ketimpangan Pendapatan
- Peningkatan Kualitas Penduduk
Sangat penting untuk masyarakat di dalam meningkatkan kualitas hidupnya menggunakan sumber daya manusia yang ada. Upaya yang bisa dilakukan misalnya memperbaiki kualitas dari pendidikan, meningkatkan fasilitas kesehatan, melakukan pemberdayaan masyarakat dan cara cara lainnya agar dapar memperbaiki masalah pendapatan atau penghasilan dari masyarakat. - Mobilitas Geografi
Mobilitas geografi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di suatu negara atau wilayah, dikarenakan pemerataan pendududk juga harus diimbangin dengan adanya pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kepadatan penduduk yang nantinya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan dari masyarakat. - Menciptakan Peluang Kerja
Jumlah penduduk yang besar dan tidak diimbangi dengan adanya peluang pekerjaan maka akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan pendapatan. Orang yang berada atau kaya akan makin kaya, sedangkan orang miskin yang ingin mendapatkan pekerjaan untuk merubah hidupnya tidak bisa dikarenakan kurangnya peluang pekerjaan.