Daftar isi
Dalam banyak kasus, proposal suatu kegiatan dikomunikasikan dalam bentuk laporan. Terlebih bagi sebuah organisasi atau perusahaan yang mengharuskan karyawan nya mampu membuat sebuah laporan bisnis. Seperti namanya, laporan bisnis mampu memberikan insight terhadap perkembangan suatu perusahaan atau organisasi.
Dalam bukunya “Effective Business Communication”, Herta A. Murphy dan Herbert W. Hildebrandt mendefinisikan laporan bisnis sebagai suatu laporan yang bersifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan jelas, serta berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih, untuk tujuan bisnis tertentu.
Sementara itu, Himstreet dan Baty dalam bukunya “Business Communications” memberikan definisi laporan bisnis sebagai kumpulan pesan yang objektif dan tersusun teratur, digunakan sebagai alat penyampai informasi dari suatu bagian operasional atau institusi atau lembaga ke lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan masalah.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu laporan bisnis memiliki berbagai karakteristik, diantaranya netral atau tidak memihak, objektif, berisi informasi yang disampaikan baik intern maupun ekstern, pembuatannya berdasarkan permintaan dari pihak yang memiliki wewenang, memiliki tujuan dalam penyusunannya, di antaranya memecahkan masalah serta pengambilan keputusan.
Salah satu tujuan penyusunan sebuah laporan bisnis adalah sebagai alat manajerial guna memberikan informasi atau kontribusi pada pembuatan keputusan dan proses pemecahan masalah. Namun, sebagian laporan dibuat untuk satu dari enam tujuan berikut, di antaranya:
Business reporting dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, diantaranya penggolongan berdasarkan fungsi, subjek, formalitas, keaslian, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan pertemuan, dan pelaksanaan proyek. Berikut penjelasan dari masing-masing kategori.
Jenis laporan bisnis berdasarkan subjek dapat dibedakan menurut departemen atau divisi di mana laporan tersebut dibuat. Sebagai contoh, laporan periklanan, laporan pembelanjaan, laporan asuransi, laporan akuntansi, laporan ekonomi, laporan pemasaran, laporan personalia, laporan produksi, berbagai laporan teknik, laporan statistik, dan lain-lain.
Jika dilihat berdasarkan formalitasnya,laporan bisnis dapat dibedakan menjadi laporan yang sifatnya informal maupun formal. Laporan formal sering disebut dengan laporan panjang, dan laporan informal disebut dengan laporan singkat.
Laporan bisnis berdasarkan pelaksanaan proyek dapat dibedakan menjadi empat jenis laporan, di antaranya:
Terdapat tiga jenis laporan dalam kategori ini, diantaranya:
Persiapan merupakan salah satu upaya terpenting dalam segala hal, baik penyelenggaraan kegiatan maupun pembuatan suatu laporan. Berikut ini enam tahap persiapan tersebut.
Berbagai analisis tersebut bisa mencakup apa saja, seperti tujuan apa yang diinginkan, berapa banyak, mengapa dan kapan. Berbagai pertanyaan tersebut akan mampu membantu kita menetapkan judul laporan, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, bahkan keterbatasan yang akan dihadapi ke depannya.
Memperhatikan siapa saja yang akan menerima laporan tersebut. Hal ini bisa didasarkan pada latar belakang pendidikannya, pengalaman yang dimilikinya, serta kemampuan emosional yang dimiliki. Tujuannya agar laporan bisnis bisa tersampaikan dan tepat mengenai sasaran.
Pertama kita tulis semua ide yang terlintas di benak. Selanjutnya, membuat laporan berdasarkan rencana kerja secara terperinci. Untuk beberapa laporan tertentu, diperlukan rumusan hipotesis yang menjadi dasar penentuan sebuah informasi.
Fakta dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya. Seperti melakukan penelitian primer (sumber data dari catatan file organisasi, catatan harian, berbagai surat dan laporan, daftar pertanyaan, dan wawancara) dan penelitian sekunder (sumber data dari majalah, surat kabar, dokumen pemerintah, dan ensiklopedia).
Kegiatan analisis dan penafsiran data harus dilakukan seobektif mungkin. Dengan mengutamakan kejujuran dan menghindari tindakan manipulasi terhadap berbagai fakta yang relevan.
Aktivitas analisis dan penafsiran terhadap berbagai data hendaknya dilakukan secara hati-hati. Kemudian berbagai hasil temuan tersebut kita organisasikan, serta membuat sebuah outline akhir. Namun, sebelum itu, usahakan untuk membuat tubuh laporan dan melakukan pertimbangan terhadap berbagai metode pengorganisasian dan outline.
Setelah paham dan mampu menyelasaikan enam tahap persiapan pembuatan laporan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan bisnis itu sendiri. Business reporting terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, teks (body), dan penutup.
Terdapat sebelas hal yang perlu dipertimbangkan dalam bagian pendahuluan dari suatu business reporting, di antaranya:
Dalam bagian ini, akan dipaparkan dan dikembangkan berbagai poin penting secara terperinci. Body (teks) juga akan membantu mengetahui tujuan dari penyusunan business reporting tersebut. Sehingga, penulisan suatu business reporting yang baik harus berdasarkan fakta yang relevan dan penting saja.
Bagian penutup berfungsi merangkum isi dari laporan secara menyeluruh, dengan mengambil kesimpulan atau memberikan sebuah rekomendasi. Dalam informational report, bagian penutup disebut dengan rangkuman, sedangkan dalam analytical report bagian penutup disebut dengan kesimpulan, rekomendasi, atau bisa juga gabungan dari kesimpulan dan rekomendasi. Berikut akan dijelaskan mengenai bagian-bagian dari penutup.
Terdapat dua metode dalam penyusunan suatu laporan, diantaranya cara deduktif (langsung) dan induktif (tidak langsung).
Jenis laporan dengan metode ini digambarkan dengan laporan yang dibuat dari belakang ke depan, dengan menjelaskan ide pokok atau rekomendasi terlebih dahulu. Biasanya pembaca lebih menyukai laporan dengan metode deduktif karena mampu memberikan gambaran cepat dan terinci.
Dalam metode induktif, berbagai fakta yang ada dijelaskan terlebih dahulu sebelum ide-ide pokok dan kesimpulan atau rekomendasi dipaparkan. Laporan dengan metode induktif dengan urutan sebagai berikut: Pendahuluan > Teks > Bagian Penutup.