Tanda baca atau bisa disebut juga sebagai simbol dalam bahasa Indonesia merupakan lambang yang tidak memiliki keterkaitan dengan fenom atau suara, kata, dan frasa dari sebuah bahasa, namun mempunyai peran dalam menunjukan struktur organisasi tulisan, intonasi, dan jeda yang bisa diketahui saat membaca.
Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13 mengatakan bahwa tanda baca merupakan tanda-tanda atau gambar-gambar yang menggambarkan unsur-unsur suprasemental dalam tutur agar memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya.
Setiap tanda baca mempunyai aturan tersendiri dan gaya khusus tergantung dari penulisan. Oleh karena itu, setiap tanda baca memiliki fungsi dan jenis tersendiri yang dapat memperlengkap suatu kalimat.
Fungsi dari tanda baca antara lain:
Pada Akhir Kalimat
Tanda titik digunakan untuk akhir kalimat pernyataan. Contohnya: Kami sedang mengerjakan tugas bersama.
Pada Belakang Angka atau Huruf
Tanda titik digunakan pada belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, daftar atau ikhtisar. Contohnya:
A. Bagian Tumbuhan
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah
B. Fotosintesis
1. Pengertian Fotosistesis
2. Proses Fotosistesis
3. Klorofil
4. Reaksi Kimia
1. Pembahasan
1.1 Pengemasan
1.2 Pemasaran
1.3 Sistem Pemasaran
1.4 Proses Pemesanan
1.5 Distribusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tanda titik (.):
Pada Waktu
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka pada jam, menit, dan detik yang menujukan waktu atau jangka waktu tertentu. Contohnya:
Pada Daftar Pustaka
Tanda titik dipakai untuk daftar pustaka, antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda seru atau tanda tanya), dan tempat terbit. Contohnya:
Mosher, A.T. 1974. An Introduction to Agricultural Extention. Singapore University Press. Singapore.
Raharjo, J.1999. Jaringan Pengamanan Sosial: Pembangunan Konsep dan Aplikasinya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Memisahkan Bilangan
Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukan jumlah. Contoh:
Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk penggunaan tanda titik, antara lain:
Pada Perincian atau Pembilangan
Tanda koma digunakan untuk memisahkan antara unsur-unsur dalam sebuah perincian atau pembilangan. Contohnya:
Tanda koma diletakan sebelum kata penghubung, seperti melainkan, tetapi, dan sedangkan pada kalimat majemuk setara. Contohnya:
Menjadi Pemisah
Tanda koma dapat menjadi pemisah antara anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Contohnya:
Hal yang perlu diingat yaitu, tanda koma tidak dapat digunakan jika induk kalimat berada di depan atau mendahului anak kalimat. Misalnya:
Pada Bagian Belakang Kata atau Ungkapan Penghubung
Tanda koma dapat digunakan pada bagian belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, dengan demikian, jadi, meskipun demikian, dan sehubungan dengan itu. Contohnya:
Pada Kata Seru
E. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau kata seru, seperti ya, wah, waduh, ataupun hai dan juga kata yang dipakai pada sapaan, seperti Nak, Pak, atau Kak. Contohnya:
Memisahkan Petikan
Tanda koma dapat digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contohnya:
Ada hal yang harus diperhatikan yakni tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung berupa kalimat tanya, kalimat perintah, ataupun kalimat seru di bagian lain yang mengikuti. Contohnya:
Pada Penulisan Tempat dan Tanggal
Tanda koma dipakai untuk memberi jarak antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan juga nama tepat dan wilayah atau negeri yang ditulis secara berurutan. Misalnya:
Pada Daftar Pustaka
Tanda koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik pada susunan daftar pustaka. Contohnya:
Dudung, Hamdun. 2017. “Pendidikan Keluarga sebagai Manifestasi Basic Nilai-Nilai Plurasime di Dukuh Kalipural Kendal”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam. 9(2): 14 – 15.
Anwar, Chairil. 1992. Deru Campur Debu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember IV. Jakarta.
Pada Catakan Kaki
Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian pada catatan akhir atau catatan kaki. Contohnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
Mahmud Efendi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia, (Solo: Citra Aji Pratama, 2008), hlm 47.
Pada Penulisan Nama dan Gelar
Tanda koma digunakan antara nama orang dan singkatan gelar akademis untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga ataupun marga. Contohnya:
Pada Penulisan Angka
Tanda koma terdapat pada sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dalam angka. Contohnya:
Pada Kata Keterangan
Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan ataupun keterangan aposisi.
Contohnya: Seluruh warga, baik tua maupun muda, harus mematuhi aturan setiap daerah tempat tinggalnya.
Tanda koma juga bisa digunakan di bagian belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari kesalahan baca/salah pengertian. Contohnya: Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Tanda titik koma dapat digunakan menjadi pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara satu dari kalimat setara yang lainnya pada kalimat majemuk. Contohnya: Rina telah menyelesaikan tulisannya; Yura membaca novel favoritnya.
Tanda titik koma digunakan di akhir perincian yang berupa klausa. Contohnya:
Syarat bergabung menjadi anggota yakni:
(1) Membawa foto kopi kartu identitas;
(2) Membawa pas foto ukuran 3 x 4;
(3) Mengisi lembar formulir pendaftaran; dan
(4) Sehat jasmani dan rohani.
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang telah menggunakan tanda koma.
Contohnya:
1. Tanda titik dua dapat digunakan di akhir suatu pernyataan lengkap, diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contohnya:
Budi membutuhkan peralatan pertukangan: paku, gergaji, palu, bor dinding, dan penyerut kayu.
2. Tanda titik dua tidak dapat digunakan apabila perincian atau penjelasan adalah pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contohnya:
3. Tanda titik dua terdapat pada sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contohnya:
Judul Buku: Laskar Pelangi
Penulis: Andera Hirata
Penerbit: Benteng Pustaka, Yogyakarta
4. Tanda titik dua terdapat pada naskah drama sesudah kata yang menunjukan pelaku pada sebuah percakapan.
Contohnya:
Karto: “Bud!”
Suryo: “Aku bukan Budi.”
Karto: “Maaf, aku salah sebut, Yo.”
5. Tanda titik dua juga terdapat di antara jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat pada kitab suci, judul dan anak judul karangan, serta nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contohnya:
1. Tanda pisah dipakai dalam membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimat.
Contohnya:
Keberhasilan itu – kita sependapat – dapat dicapai jika kita berusaha keras.
2. Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain.
Contohnya:
Soekarno-Hatta – Proklamator Kemerdekaan RI – diabadikan menjadi nama salah satu bandara udara internasional.
3. Tanda pisah berada di antara dua bilangan, tempat, atau tanggal.
Contohnya:
Tanda seru untuk mengakhiri ungkapan atau penyataan berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, emosi kuat dan ketidakpercayaan. Contoh:
Tanda tanya sebagai akhir kalimat tanya. Contoh: Apa yang sedang dilakukan Ani?
Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Kejadian tersebut terjadi pada pukul 03.45 (?) dini hari.
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukan jika pada satu kalimat atau kutipan terdapat bagian yang dihilangkan. Contoh:
Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang belum selesai pada dialog. Contoh: “Sepertinya … maaf, saya harus segera pulang.”
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan dalam petikan lain.
Contoh:
Tanda petik tunggal berfungsi untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Contoh:
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, ataupun kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan terhadap kesalahan atau kekurangan pada naskah asli yang ditulis orang lain. Contoh:
Tanda kurung siku berguna untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang berada di dalam tanda kurung. Contoh:
Persamaan fungsi sel ini (perbedaannya dibahas di dalam Bab IV [lihat halaman 52-53]) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tanda penyingkat atau apostrof berguna sebagai penunjuk penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun pada konteks tertentu. Contoh: