13 Tokoh Filsafat Barat dan Pemikirannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Filsafat barat merupakan ilmu yang biasa dipelajari di universitas yang ada di Eropa dan daerah jajahan mereka. Filsafat barat muncul di Yunani sekitar abad ke 7 SM. Filsafat ini muncul saat orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar mereka serta tidak lagi menggantungkan jawaban kepada agama atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Filsafat ini berkembang dari tradisi orang-orang Yunani Kuno. Namun, pada intinya tradisi falsafi Yunani sempat mengalami pemutusan rantai ketikan salinan buku milik Aristoteles telah dimusnahkan oleh pemerintahan Romawi. Saat itu pemusnahan buku Aristoteles bersama dengan eksekusi mati atas Boethius yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara.

Tokoh utama filsafat barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Frederich Nietsche dan Jean Paul Sartre. Berikut ini tokoh-tokoh filsafat barat beserta pemikirannya.

1. Thomas Aquinas

Thomas Aquinas, Tokoh Filsafat Barat

Thomas Aquinas merupakan salah satu filsuf barat yang lahir di Roccasecca, Italia. Ia terlahir dari keluarga bangsawan. Ayahnya merupakan seorang pangeran Landulf dari Aquino dan merupakan orang Kristen Katolik. Saat usianya menginjak lima tahun, Thomas diserahkan ke biara untuk menjadi seorang biarawan.

Sepuluh tahun kemudian ia pindah ke Naples dan belajar mengenai seni dan filsafat. Ketika di sana ia tertarik dengan pekerjaan gereja dan ingin pindah ke Ordo Dominikan. Namun, hal tersebut tak direstui oleh kedua orang tuanya. Namun, karena keinginan nya itu, pada tahun 1245 Thomas resmi menjadi anggota dominikan.

Sebagai anggota dominikan ia kemudian dikirim ke Universitas Paris dan belajar selama tiga tahun di sana. Di universitas inilah ia kemudian kenal dengan Albertus Magnus, sosok yang mengenalkannya pada filsafat Aristoteles. Ia kerap menemani sahabatnya itu untuk memberikan kuliah di Stadium general di Cologne, Perancis. Pada tahun 1252 ia kembali ke Paris dan memberikan kuliah Biblika dan Sentences karangan Petrus Abelardus.

Thomas Aquinos berhasil menyelaraskan pandangan filsafat Aristoteles dengan pandangan Alkitab sehingga filsafat Aristoteles tidak lagi dianggap berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.

Namanya mulai dikenal ke berbagai penjuru sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah bidang filsafat dan teologi di beberapa kota di Italia seperti Anagni, Orvieto, Roma dan Viterbo. Pada tahun 1269, Thomas kembali dipanggil ke Paris untuk membuka sebuah sekolah dominikan di Naples. Thomas Aquinas meninggal saat perjalanan ke Konsili Lyons karena tiba-tiba sakit. Ia meninggal di biara Fossanuova pada tanggal 7 Maret 1274.

Menurut Thomas dunia dan hidup manusia terbagi ke dalam dua tingkat yakni tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah hanya dapat dipahami dengan menggunakan akal. Hidup ini kurang sempurna dan dapat sempurna jika disempurnakan oleh adikodrati.

Selain itu, pandangan Thomas mengenai manusia adalah pada awalnya manusia mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat Tuhan. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Rahmat itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna.

2. Rene Descartes

Rene Descrates, Tokoh Filsafat Barat

Rene Descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Hate. Ia dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam beberapa literatur bahasa latin yang artinya seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Salah satu karya yang dihasilkannya adalah Diacours de la methode dan Meditationes de Prima Philoshopia.

Rene Descartes dikenal juga sebagai penemu filsafat modern dan Bapak matematika modern karena ia merupakan tokoh paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Ia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan generasi selanjutnya dengan membawa mereka untuk membentuk pada rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal di Eropa pada abad ke-17 dan 18.

Dengan pemikirannya, ia berhasil membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa sebab pendapatnya yang revolusioner. Ia berpendapat bahwa semuanya tidak ada yang pasti kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Meskipun ia lebih dikenal sebagai seorang filsuf dengan karya-karya filsofinya, ia juga menjadi penciptaan sistem koordinat kartesius yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern. Ia pernah menulis sebuah buku dengan judul Rules for the Direction of the Mind.

Descrates percaya bahwa filsafat itu seharusnya berawal dari sesuatu yang sederhana menuju hal yang rumit. Menurutnya, matematika dan angka dapat memberikan kita lebih banyak kepastian dari pada bukti dari Indra kita. Tujuan pengetahuan adalah kepastian dan kepastian berasal dari intuisi dan dedikasi.

Kepastian memerlukan keraguan sistematis. Keraguan sistematis inilah yang akan membawa kepada kejelasan dan prinsip pertama di mana semua pengetahuan penting dan murni dapat dideduksi sebagaimana dalam pengetahuan geometri.

3. Immanuel Kant

Immanuel Kant, Tokoh Filsafat Barat

Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg. Ia merupakan seorang filsuf asal Jerman. Salah satu karya pentingnya adalah sebuah buku yang berjudul Kritik der Reinen Vernunft yang diterbitkan pada tahun 1781.

Di dalam bukunya ia membatasi pengetahuan manusia atau dengan istilah lain apa yang dapat diketahui manusia. Ia memberikan tiga buah pertanyaan yakni apakah yang bisa kuketahui? Apakah yang harus kulakukan? Apakah yang harus kuharapkan? Pertanyaannya ini kemudian dijawab dengan Apa yang bisa diketahui manusia hanyalah persepsi panca Indra. Selain dari itu merupakan ilusi saja.

Semua yang harus dilakukan manusia harus dapat diangkat menjadi peraturan umum. Hal ini kemudian disebut dengan istilah imperatif kategoris. Sebagai contoh orang sebaiknya tidak mencuri sebab hal ini dpaat diangkat menjadi peraturan umum.

Maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Terakhir, yang dapat diharapkan manusia ditentukan oleh adanya akal Budi. Akal Budi dapat memutuskan pengharapan manusia.

4. Plato

Plato, Tokoh Filsafat Barat

Plato dilahirkannya sekita tahun 427 sebelum masehi. Ia dikenal sebagai seorang filsuf dan matematikawan Yunani. Selain itu ia juga menjadi pendiri dari Akademi Platonik di Atena yang merupakan sekolah tinggi pertama yang ada di dunia barat.

Plato merupakan murid dari filsuf Yunani yang bernama Socrates sehingga pemikiran nya dipengaruhi oleh pemikiran sang guru yakni Socrates. Selain itu, ternyata Plato merupakan guru dari seorang filsuf Yunani terkenal yakni Aristoteles.

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Republik atau dalam bahasa Yunani dikenal Politeia yang berarti negeri. Buku tersebut berisi mengenai penjelasan harus besar pandang Plato mengenai keadaan ideal. Selain itu, ia juga menulis hukum dan banyak dialog yang di mana Socrates menjadi pelaku utamanya.

Salah satu perumpamaan yang terkenal dari Plato adalah perumpamaan orang yang ada di gua. Plato menghembuskan nafas terakhirnya ketika menulis. Hal ini dikatakan oleh Cicero yang mengatakan bahwa Plato Scribens est mortuus.

5. Arthur Schopenhauer

Arthur Schopenhauer, Tokoh Filsafat Barat

Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf yang lahir pada tahun 1788 di Danzig, Jerman. Ia menempuh pendidikannya di tiga negara yakni erman, Perancis dan Inggris. Ia mempelajari filsafat saat berada di universitas Berlin. Pada tahun 1813 ia berhasil mendapatkan gelar doktor di Universitas Jena. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di Frankfurt bahkan hingga akhir hayatnya.

Dalam perkembangan filsafatnya, ia dipengaruhi oleh pemikiran Immanuel Kant dan Buddha. Pemikiran Immanuel kant terlihat jelas dalam pandangan Schopenhauer mengenai dunia sebagai ide dan kehendak. Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakkan sehingga benda pada dirinya sendiri tidak dapat diketahui oleh manusia.

Misalnya apa yang manusia ketahui tentang batu bukanlah tentang batu itu sendiri melainkan argumen seseorang mengenai batu tersebut. Schopenhauer mengembangkan pemikiran dari Immanuel kang dengan menyatakan bahwa benda-benda pada dirinya sendiri itu dapat diketahui yakni kehendak.

6. Karl Heinrich Marx

Karl Heinrich Marx , Tokoh Filsafat Barat

Karl Heinrich Marx merupakan seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan. Ia lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di London. Marx telah menuliskan banyak hal selama hidupnya. Namun, hal yang paling dikenal atas karyanya adalah mengenai sejarah terutama pada pertentangan kelas.

Ia menyatakan bahwa sejarah dari berbagai masyarakat hingga detik pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas. Pendapat nya ini ditulis dalam kalimat pembuka dari manifesto komunis.

7. Friedrich Wilhelm Nietzsche

Friedrich Wilhelm Nietzsche, Tokoh Filsafat Barat

Friedrich Wilhelm Nietzsche lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Rocken dekat Lutzen. Ia merupakan seorang filsuf yang berasal dari Jerman. Ia adalah sosok yang ahli dalam ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno. Ia menjadi tokoh pertama dari eksistensialisme modern yang ateistis.

8. Jean Paul Sarte

Jean Paul Sarte, Tokoh Filsafat Barat

Jean Paul Sarte merupakan seorang filsuf dan penulis yang lahir pada tanggal 21 Juni 1905 di Paris, Perancis. Sarte merupakan tokoh yang mengembangkan aliran eksistensisme. Satre menyatakan bahwa eksistensi lebih dulu ada dibandingkan dengan esensi.

Manusia tidak memiliki apa-apa ketika ia dilahirkan. Selama hidupnya itu tidak lebih dari hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Oleh karena menurutnya satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia.

Salah satu karya dari Sarte adalah sebuah buku yang berjudul Bring and Nothingness. Pada tahun 1964, Sarte diberikan sebuah hadiah Nobel Sastra, namun ia menolaknya. Pada tanggal 15 April 1980, ia meninggal dunia dan saat pemakaman nya dihadiri kurang lebih 50.000 orang.

9. Baruch De Spinoza

Baruch De Spinoza, Tokoh Filsafat Barat

Baruch De Spinoza merupakan seorang filsuf keturunan Yahudi yang melakukan imigrasi ke Belanda. Pemikiran kritisnya bermula dari tradisi filsafat Yahudi yang dirintis oleh Philo yang menggabungkan bahana Yahudi dengan Filsafat Yunani. Ciri dari pemikirannya adalah berusaha untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dengan mistik.

Spinoza percaya bahwa agama Kristen atau Yahudi dihidupkan oleh dogma yang kaku dan ritual lahiriah. Ia menjadi orang pertama yang menerapkan apa yang disebut penafsiran historis kritis atas Bibel. Salah satu pilar filsafatnya adalah melihat segara sesuatu dari berbagai aspek keabadian.

Karyanya yang paling penting adalah yang berjudul Etika yang berhasil dibuktikan secara geometris. Etika menurutnya adalah seni kehidupan dan kelakuan moral. Dia ingin membuktikan bahwa kehidupan manusia itu bergantung pada hukum alam yang umum. Spinoza menyangkal pendapat Descrats mengenai dua substansi yakni subtansi pikiran dan perluasan. Ia hanya mempercayai adanya satu substansi saja.

10. Gottfried Wilhem Leibniz

Gottfried Wilhem Leibniz merupakan seorang filsuf yang berasal dari Sachsen. Ia terkenalnkarena faham Theodicee yang menyatakan bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna. Faham ini kemudian terkenal karena dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.

Selain menjadi seorang filsuf ia merupakan ilmuwan, matematikawan diplomat, ahli fisika, sejarawan dan doktor hukum duniawi dan gereja. Ia merupakan sosok yang rasionalis sebagai penganut rasionalistik ia sangat mengedepankan akal untuk mencari arti kehidupan.

Tujuan filsafatnya adalah menghilangkan anggapan bahwa teori dasar itu terdiri atas jumlah, kenyataan, suara atau warna. Ia begitu gigih dalam mencari arti kehidupan di dunia sehingga dengan waktu yang singkat ia berhasil dikagumi oleh orang banyak yang ada di Latin.

Leibnez berhasil menemukan metode bilangan biner yang hingga saat ini masih digunakan untuk program komputer. Ia juga menggunakan metode matematika untuk menganalisis filsafat dalam mencari makna kehidupan. Bahkan dengan metode matematika nya, ia berhasil menciptakan sistem determinan. Ia berhasil mengembangkan beberapa cara untuk mengatasi masalah linear.

11. Thomas Hobbes

Thomas Hobbes, Tokoh Filsafat Barat

Thomas Hobbes merupakan anak seorang pendeta yang lahir pada tahun 1588 di Inggris. Ia pernah belajar di Oxford namun ia merasa perguruan tinggi ini tidak bisa memberikannya manfaat. Ada salah satu buku yang membuatnya terkenal yakni Leviathan atau Commonwealth.

Buku ini menunjukkan dengan nyata kedua pengarus di atas yakni manusia dan pergaulan hidup sebagai suatu mekanisme serta manusia yang dipenuhi rasa takut dan hanya bertindak atas kepentingan diri saja. Ia juga berpendapat bahwa nilai itu bersifat subjektif.

Pemikiran Hobbes yang terkenal mengenai social contract (perjanjian bersama, perjanjian masyarakat atau kontrak sosial). Perjanjian ini mengakibatkan manusia yang bersangkutan menyerah atas segala kekuatan dan kekuasaan masing-masing kepada seseorang atau suatu majelis.

Gerombolan orang yang berjanji kemudian menjadi satu dan bernama Commonwealth atau civitas. Pihak yang memeroleh kekuasan itu mewakili mereka yang telah berjanji.

12. Martin Heidegger

Martin Heidegger, Tokoh Filsafat Barat
Marti

Martin Heidegger merupakan filsuf yang berasal dari Jerman. Ia menempuh pendidikan di Universitas Freiburg dan menjadi seorang profesor pada tahun 1928. Pemikirannya berhasil mempengaruhi banyak filsuf yang termasuk muridnya yakni Hans Jonas, Leo Strauss, Hannah Arendt, Karl Lowith dan lainnya.

Heidegger dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap eksistentialisme, dekontruksi, hermeneutika dan pasca modernisme. Ia berusaha untuk mengalihkan filsafat barat dari pertanyaan metafisis dan epistemologi menuju pertanyaan antologis yakni pertanyaan yang menyangkut makna keberadaan manusia.

13. Bertrand Russell

Betrand Russel, Tokoh Filsafat Barat

Bertrand Arthur William Russel merupakan seorang filsuf dan ahli matematika terkemuka di Britania Raya. Ia merupakan seorang agnostik dan menolak senjata nuklir serta perang Vietnam. Menurutnya realitas terdiri atas pluralitas peristiwa dalam ruang dan waktu serta hubungan logika yang membentuk peristiwa itu sendiri.

Peristiwa mental tidak dapat dibedakan dari peristiwa materi. Data indrawi yang berkaitan dengan objek yang dibentuknya sebagai fakta fisik, sekaligus berkaitan dengan pikirkan yang merasakan objek tersebut sebagai fakta mental.

Data indrawi memiliki sifat subjektif artinya data ini tidak dapat dirasakan keberadaannya. Jadi benar-benar ada objek lain selain dari diri sendiri dan dari data indrawi yang memiliki eksistensi yang tidak bergantung kepada persamaan kita terhadapnya. Objek yang dimaksud adalah objek perseptual atau logika konstruksi yang lebih dari sekedar benda fisik.

Seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, ia menyalin kembali buku Organon buah karya dari Aristoteles dari hasil terjemahan bahasa Arab. Sebenarnya salinan ini telah dilakukan oleh filsuf-filsuf Islam pada masa dinasti Abbasiyah.

Dalam tradisi filsafat barat khususnya di Indonesia yang dulu pernah menjadi negara bekas jajahannya, dikenal adanya spesifikasi dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema tersebut adalah antologi, epistemologi dan aksiologi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn