Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi Terlengkap

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Komunikasi merupakan cara yang dilakukan makhluk hidup untuk dapat berinteraksi antara satu sama lain. Segala jenis makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan hingga tumbuhan, memiliki caranya masing-masing dalam berkomunikasi.

Komunikasi adalah salah satu hal yang lazim kita lakukan setiap hari. Meski terkesan mudah dan sederhana, nyatanya komunikasi antar manusia adalah suatu hal yang kompleks untuk dijabarkan.

Sebab, dalam berkomunikasi, pikiran dan perasaan turut mengambil bagian. Bisa jadi, ada lebih banyak pesan yang tidak tersampaikan dengan baik dari proses interaksi yang terjadi antara berbagai pihak.

Inilah mengapa kemudian para peneliti mulai mengembangkan penelitian dari apa yang kita lakukan setiap hari, yakni komunikasi.

Ilmu komunikasi masuk ke dalam rumpun ilmu sosial dan ilmu terapan. Hal ini disebabkan karena subjek penelitiannya adalah manusia. Dalam pengkajiannya, ilmu komunikasi biasanya dinamakan atau terkenal dengan nama yang berbeda, yakni Publisistik, Jurnalistik dan Komunikasi Massa.

Penelitian ilmu ini mulanya hanya sebatas pada konsentrasi Komunikasi Massa. Sebab, komunikasi ini dianggap sebagai salah satu jenis komunikasi yang memiliki efek sangat besar bagi khalayak.

Seiring perkembangan waktu, lingkup penelitian komunikasi semakin berkembang dan mendalam. Tak hanya sebatas komunikasi massa, lingkupnya bergerak mempelajari komunikasi intrapersonal, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.

Pergerakan laju tumbuh kembangnya ilmu komunikasi, terjadi dengan sangat cepat. Kini para peneliti juga banyak mempelajari tentang internet sebagai media komunikasi.

Hal tersebut semakin menunjukkan betapa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam dunia komunikasi akan terus terjadi dan menghasilkan teknologi paling mutakhir di masa yang akan datang.

Pengertian Komunikasi

Secara bahasa, kata komunikasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut communication ini, berasal dari bahasa Latin. Kata tersebut berasal dari communis yang artinya ‘sama’, yang dikembangkan menjadi communico, communicatio, dan communicare yang artinya ‘membuat sama’ atau to make common.

Komunikasi memiliki pengertian bahwa setiap pesan, pikiran dan makna harus disepakati bersama dengan pengertian yang sama. Hal tersebut juga dapat didefinisikan dalam aktivitas ‘berbagi pikiran’, ‘mendiskusikan makna’ dan ‘mengirimkan pesan’.

Selain dari kata communis, kata komunikasi juga memiliki kemiripan dengan community atau komunitas. Sebab, komunikasi dan komunitas sama-sama berpedoman pada unsur kesamaan atau kebersamaan dalam aktivitasnya.

Sementara itu, ilmu komunikasi di Amerika Serkat terkenal dengan nama communication science atau communicology. Ilmu ini mendapatkan perhatian paling besar di Amerika Serikat pada 1940-an. Hal ini juga membuat semakin banyak orang yang aware pada penelitian yang akan datang.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

Dalam memahami apa itu komunikasi, akan lebih baik jika merujuk pada definisi yang diterangkan oleh para ahli.

1. Menurut Harold Lasswell

Lasswell mendefinisikan komunikasi dengan sebuah pertanyaan, yaitu: who says what in which channel to whom with what effect? Artinya adalah, siapa yang mengatakan apa, melalui saluran yang mana, kepada siapa, pengaruhnya apa?

2. Menurut Thomas M. Scheidel

Scheidel mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah cara untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, menciptakan hubungan sosial di masyarakat sekitar, serta memengaruhi orang lain agar dapat merasa, berpikir, atau berperilaku sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

3. Menurut Carl I. Hovland

Dalam pandangan Hovland, ilmu komunikasi merupakan sebuah bentuk usaha yang tersistem. Usaha ini bertujuan untuk merumuskan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan transmisi informasi dan cara sebuah sikap atau opini terbentuk. Ilmu ini juga bertujuan untuk memengaruhi perilaku individu lainnya.

4. Menurut Keith Brooks

Komunikologi atau Ilmu Komunikasi menurut Brooks adalah bentuk integrasi dari prinsip komunikasi yang telah dirumuskan para ahli sebagai disiplin akademis.

Ilmu ini juga mengandung filsafat komunikasi yang realistis, dengan banyak jenis penelitian yang berusaha mengkaji teori-teori komunikasi, melakukan penafsiran, mengabsahkan penelitian-penelitian baru dan mempersempit kesenjangan dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam hal komunikasi.

5. Menurut International Communicology Institute

Lembaga ini mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai bentuk pendekatan kualitatif yang mencoba meneliti lebih dalam tentang ilmu pengetahuan manusia, yang tentunya subjek penelitiannya adalah manusia itu sendiri. Komunikologi digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari perilaku manusia.

Ilmu Pernyataan Manusia di Yunani dan Romawi Kuno

Sejarah perkembangan ilmu komunikasi dimulai dengan ilmu pernyataan manusia pada abad ke-5 sebelum masehi. Di masa Yunani Kuno, ilmu ini dikenal dan berkembang dengan nama ‘Rhetorike’, yang isinya mempelajari proses pernyataan yang terjadi di antara manusia.

Tokoh yang menemukan dan meneliti ilmu ini ialah Georgias. Selain ia, terdapat pula para filsuf Yunani Kuno yang turut mempelajari ilmu ini. Mereka adalah Phytagoras, Socrates, Plato, Demosthenes dan Aristoteles.

Selain di Yunani, ilmu pernyataan manusia juga mulai berkembang dan dipelajari di Romawi. Serupa dengan di Yunani, namanya adalah ‘Rhetorika’. Tokoh yang berpengaruh dalam ilmu retorika di Romawi adalah Cicero.

Ilmu pernyataan manusia pertama kali berkembang di Romawi adalah ketika negara tersebut dipimpin oleh Julius Caesar, melalui perantara media. Di masa kepemimpinan Caesar, semua aktivitas senat harus selalu diumumkan kepada khalayak dengan menerbitkan ‘Acta Diurna’ yang bentuknya mirip dengan papan pengumuman atau mading.

Ilmu pernyataan manusia ini kemudian berkembang lebih jauh lagi seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Hal ini ditandai dengan ditemukannya kertas pada tahun 105 M dan mesin cetak pada abad ke-15.

Berkat penemuan-penemuan tersebut, akhirnya muncul lah surat kabar pertama di tahun 1609 dengan nama ‘Avisa Relation Oder Zitung’ yang terletak di Jerman. Hal ini memicu lahirnya penerbitan surat kabar lainnya, seperti ‘Weekly News’ di Inggris, dan sebagaiinya.

Seiring dengan perkembangannya, para ahli akhirnya melihat, ada efek tertentu yang timbul di khalayak berkat adanya surat kabar. Dari efek ini lah, peneliti mulai mencoba mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh yang dihasilkan oleh eksistensi surat kabar.

Kemunculan Ilmu Persuratkabaran

Meski surat kabar telah eksis sejak abad ke-16, ilmu yang mengkaji persuratkabaran baru lahir di era abad ke-19. Ilmu ini dikenal dengan berbagai nama, sesuai dengan negaranya. Inggris mengenal ilmu persuratkabaran dengan nama ‘Science of The Press’, Jerman menyebutnya ‘Zeitungswissenschaft’, di Belanda namanya ‘Dagblad Wetenschap’, dan di Prancis terkenal dengan ‘Science de la Presse’.

Tokoh yang menaruh minat dan ketertarikan pada efek dari surat kabar adalah Wilhelm Bauer, Prof. Dr. Emil Dovivat, Dr. H. J. Prakke, dan sebagainya. Dasar ini lah yang akhirnya melahirkan dan menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu komunikasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, akhirnya penyebutan ilmu persuratkabaran tidak lagi relevan. Sebab, pada saat itu muncul media massa yang lebih besar, seperti radio dan film.

Para ahli menganggap, ilmu persuratkabaran tidak mampu mencakup media-media baru yang muncul. Media baru yang dimaksud ialah seperti televisi, radio dan film. Oleh sebabnya, ilmu persuratkabaran mengalami pergeseran istilah yang ditandai dengan perubahan nama, yaitu ilmu publisistik.

Ilmu Publisistik di Eropa

Ilmu publisistik di Eropa mulai dipelajari dan berkembang tepat sebelum memanasnya Perang Dunia II. Perkembangan ilmu ini dimulai di Jerman dan Belanda. Dalam bahasa Belanda, ilmu ini disebut ‘Publicistiek’ dan dalam bahasa Jerman sebutannya ‘Publizistik’.

Istilah tersebut mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1930-an, untuk mengganti ilmu persuratkabaran yang sudah tidak relevan.

Selian itu, seorang ahli asal Belanda, Prof. Dr. Peter N. De Volder, mulai menyematkan istilah baru untuk ilmu tersebut dengan nama ‘communicatie wetenschap’. Istilah yang berarti ilmu komunikasi ini dibentuk setelah ia menyelesaikan studinya di Amerika Serikat.

Ilmu Komunikasi di Amerika

Perkembangan ilmu komunikasi secara lengkap dan sistematis dimulai di Amerika Serikat. Selama Perang Dunia II berlangsung, bahkan pasca perang, banyak ahli yang menggunakan momentum ini untuk mendalami ilmu komunikasi yang kebanyakan bersumber dari efek media.

Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu komunikasi saat itu ialah, Paul F. Lazarfeld, Harold Lasswell, Kurt Lewin dan Carl I. Hovland. Berikut kontribusi yang dilakukan mereka:

1. Paul F. Lazarfeld

Dalam perkembangannya, Lazarfeld berkontribusi besar dalam ilmu komunikasi melalui penemuannya tentang model komunikasi two-steps flow of model communications. Model ini mencoba mempelajari dan menemukan adanya efek dari apa yang digambarkan dan isi pesan di media, terhadap khalayak.

2. Harold Lasswell

Lasswell memiliki minat yang serupa dengan Lazarfeld, sehingga ia banyak mengembangkan teori-teori dari pendahulunya. Atas ketertarikannya dengan politik, ia mencoba berbagai jenis pendekatan yang digunakan untuk memahami pengaruh dari pesan media dan propaganda media.

Untuk perkembangan ilmu komunikasi, ia berkontribusi dengan menciptakan model komunikasi Lasswell yang dapat menjelaskan makna dari komunikasi.  

3. Kurt Lewin

Berbeda dengan Lazarfeld dan Lasswell ynag menjadikan media sebagai subjek penelitian, Lewin terkenal dengan kontribusinya yang berkaitan dengan psikologi komunikasi.

Lewin merupakan pelopor dari psikologi sosial, psikologi organisasi dan psikologi terapan yang kemudian berkontribusi banyak dalam analisis komunikasi kelompok dan dinamika di dalamnya.

4. Carl I. Hovland

Ahli yang satu ini mencoba meneliti tentang komunikasi manusia yang berpengaruh pada perubahan sikap dan persuasi.

Hovland dan Irving Janis, mengembangkan sebuah teori komunikasi kelompok yang sangat terkenal hingga kini, yaitu Teori Groupthink. Ia juga mengembangkan teori penilaian sosial, dan kebanyakan penelitiannya dipengaruhi oleh Teori Psikoanalisis Freudian, Teori Behaviorisme, serta Teori Stimulus-Organism-Response (SOR).

Dalam mendalami ilmu komunikasi, para peneliti melakukan berbagai jenis pendekatan. Hal tersebut berupa pendekatan filsafat, pendekatan tekstual/retorika, pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, pendekatan etnografi, pendekatan kritis atau budaya, pendekatan feminisme, dan sebagainya.

Ilmu komunikasi juga dikembangkan dalam berbaga tradisi, seperti tradisi semiotika, retorika, fenomenologi, sibernetika, psikologi sosial, sosio-kultural dan kritis. Ilmu ini juga terdiri dari ruang lingkup yang luas, seperti:

  • Konteks Komunikasi. Dalam mempelajari ilmu komunikasi, ada klasifikasi khusus yang membedakan tingkatan konteks komunikasinya. Hal tersebut seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa dan komunikasi publik.
  • Bidang Komunikasi. Ada berbagai bidang dalam komunikasi yang menarik para ahli untuk diteliti, yakni komunikasi politik, komunikasi sosial, komunikasi bisnis, budaya komunikasi, komunikasi periklanan, dan semacamnya.
  • Sifat Komunikasi. Komunikasi dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia.
  • Tujuan Komunikasi. Berkomunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu, yaitu sebagai pengetahuan, mempengaruhi sikap dan opini, mengubah perilaku dan sebagainya.

Manfaat Mempelajari Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi

Dalam mempelajari sesuatu, apalagi sejarah perembangan ilmu komunikasi, pastinya ada manfaat yang dapat kita petik untuk dijadikan pelajaran, yaitu:

  • Memahami perkembangan dan akar ilmu komunikasi yang diawali dari retorika hingga publisistk.
  • Memahami rentetan peristiwa yang menjadi latar belakang munculnya ilmu komunikasi. Tentang bagaimana retorika berubah menjadi ilmu persuratkabaran, lalu berubah lagi menjadi ilmu publisistik, yang kemudian berakhir di ilmu komunikasi.
  • Mempelajari ruang lingkup komunikasi yang terdiri dari konteks komunikasi, bidang komunikasi, sifat dan tujuan komunikasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn