11 Tahap Siklus Akuntansi dan Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebelum menjelaskan tentang siklus akuntansi, ada baiknya untuk mengetahui apa pengertian dari akuntansi. Seperti yang diketahui banyak yang mengartikan akuntansi sebagai ilmu tentang sistem hitung-menghitung pembukuan.

Sedangkan pengertian menurut para ahli ada berbagai macam. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel akuntansi adalah sebuah bagian sistem informasi yang mengidentifikasi sebuah catatan dan mengkomunikasikan insiden ekonomi pada suatu organisasi terhadap pengguna yang berkepentingan.

Menurut Soemarsono S.R (2004) akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasikan, mengukur dan juga melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian serta keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi.

Apa Itu Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi sendiri merupakan proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan.

Siklus dalam kegiatan akuntansi ini terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Siklus akuntansi bertujuan menghimpun informasi guna pengambilan keputusan.

Siklus akuntansi ini dibagi menjadi dua kategori berdasarkan para pelaku usaha, yang pertama adalah siklus akuntansi jasa yang diterapkan oleh  perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Sedangkan yang kedua adalah siklus akuntansi perusahaan dagang yang diterapkan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produk. Walaupun kategori siklus akuntansi berbeda tapi tahapannya masih melalui proses yang sama.

Tahapan Siklus Akuntansi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, siklus akuntansi memiliki tujuan menghimpun informasi guna pembuatan dan pengambilan keputusan.

Ada tahapan siklus akuntansi yang perlu dipahami pada umumnya diawali dari awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan perusahaan. Setelah itu penutupan saldo pada jurnal penutupan hingga pembuatan jurnal pembalik.

Adapun tahapan siklus akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Transaksi

Langkah pertama yang dilakukan di tahapan siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Di sini tugas seorang akuntan adalah mengidentifikasi transaksi untuk dicatat dengan benar.

Definisi dari transaksi sendiri adalah pencatatan dari peristiwa yang memberikan pengaruh terhadap keuangan badan usaha.

Transaksi berbentuk bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya proses transaksi seperti nota, kuintansi, faktur, dan lain-lain. Bukti-bukti tersebut harus sah dan sudah diverifikasi.

2. Analisis Transaksi

Tugas selanjutnya dari seorang akuntan adalah menganalis transaksi untuk menentukan pengaruhnya terhadap proses keuangan.

Pada analisis transaksi ini biasanya bidang usaha menggunakan double entry system yang berarti setiap transaksi yang dicatat akan memiliki efek terhadap posisi posisi keuangan di debit dan kredit dalam jumlah yang sama.

Dan untuk memudahkan dalam menganalisis, bisa menggunakan rumus “Aktivas = Kewajiban + Ekuitas”. Di mana Aktiva adalah kepemilikan aset.

Kewajiban merupakan pembelian atau pengadaan barang atau jasa secara kredit. Di sisi lain ekuitas merupakan hak pemilik akan aset perusahaan yang telah dikurangi oleh kewajiban.

3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal

Proses transaksi selanjutnya adalah mencatat analisis transaksi kedalam jurnal secara runtut. Proses pencatatan dalam jurnal ini disebut dengan penjurnalan.

Pengertian jurnal sendiri yang dikutip dari jurnal.id adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode siklus akuntansi. Jurnal yang digunakan terdapat dua jenis, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.

Jurnal umum adalah tahapan entry pencatatan yang dimasukkan kedalam satu rekening debit dan rekening kredit. Sedangkan jurnal khusus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan transaksi berulang seperti jurnal perjualanan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan sebagainya.

4. Buku Besar

Definisi buku besar adalah sekumpulan rekening pembukuan yang berguna untuk pencatatan informa aktiva.

Pada buku besar ini biasanya masing-masing rekening diberi nomor kode untuk memudahkan dalam mengidentifikasi pencatatan transaksi dalam jurnal.

5. Penyusunan Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara penyusunan neraca saldo ini adalah dengan memindahkan saldo yang terdapat dalam buku besar kedalam neraca saldo yang nantinya disatukan.

Pada neraca saldo ini jumlah saldo harus sama, jika jumlah saldo pada neraca debit dan kredit tidak sama, maka ada kesalahan input pada proses sebelumnya. Sehingga hal ini menjadi tugas dari akuntan untuk mencari kesalahan input sebelum laporan disusun.

6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan input transaksi atau transaksi yang belum dicatat maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal penyesuaian akan dimasukkan ke dalam buku besar penyesuaian.

7. Penyusunan Neraca Saldo setelah penyesuaian

Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian adalah tahapan dari siklus akuntansi selanjutnya. Saldo dari akun-akun buku besar dikelompokkan kedalam kelompok aktiva dan pasiva.

Kelompok aktiva dan pasiva juga harus dipastikan saldonya juga harus sama dan seimbang.

8. Penyusunan Laporan Keuangan

Urutan tahapan siklus akuntansi berikutnya adalah menyusun laporan keuangan. Susunan laporan ini terdiri dari laporan laba-rugi yang bertujuan untuk memperlihatkan kinerja keuangan badan usaha.

Laporan perubahan modal yang bertujuan untuk memperlihatkan perubahan modal yang terjadi di badan usaha. Selanjutnya adalah laporan neraca perusahaan yang bertujuan untuk memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.

Dan yang terakhir adalah laporan arus kas yang bertujuan memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode yang berjalan.

9. Penyusunan Jurnal Penutup

Tahap selanjutnya adalah menyusun jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode akuntansi. Fungsi dari jurnal penutup ini adalah melakukan penutupan rekening pada rekening laba rugi pada periode tertentu dengan cara menol-kan atau membuat nihil rekening terkait.

Rekening-rekening ini harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas dan aliran sumber yang terjadi pada saat periode berjalan yang berikutnya dapat digunakan untuk mengukur kembali aktivitas yang baru.

10. Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan

Penyusunan neraca saldo yang dilakukan setelah penutupan bertujuan agar memperoleh hasil yang meyakinkan perihal keseimbangan saldo.

Di sini akuntan menyusun neraca saldo yang berisi daftar saldo buku besar yang dibuat setelah jurnal penutup. Tahapan ini termasuk tahapan opsional yang bisa dilakukan ataupun tidak.

11. Penyusunan Jurnal Pembalik

Tahapan terakhir dalam penyusunan siklus akuntansi ini adalah penyusunan jurnal pembalik. Tujuan dari jurnal pembalik ini adalah untuk menyederhanakan cara pencatatan beberapa transaksi tertentu yang terjadi secara berulang pada periode berikutnya.

Cara penyusunan jurnal pembalik adalah membalikkan akun yang sudah dibuat yang pada awalnya adalah debit diganti menjadi kredit dan yang kredit diubah menjadi debit. Tahapan yang terakhir ini termasuk tahapan yang opsional bisa dilakukan atau tidak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn