Sejarah Terbentuknya Kawasan Asia Tenggara

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak yang keliru dalam mempersepsikan antara Asia Tenggara dan ASEAN. Sebagian besar mengira bahwa Asia Tenggara adalah ASEAN, dan juga sebaliknya. Asia Tenggara atau Southeast Asia sendiri dapat dilihat dari tiga aspek, yakni sebagai konsep politik dan pertahanan, realitas historis, dan area studi.

Asia Tenggara sebagai konsep politik dan pertahanan, sengaja diciptakan untuk kepentingan berbagai pihak yang secara historis berasal dari kawasan Asia Tenggara, yaitu dengan kemunculan istilah ‘Southeast Asia Command’. Istilah ini digunakan untuk melawan pendudukan tentara Jepang, kemudian dilanjutkan perang di Indochina, teori domino dan dekolonisasi  di kawasan Asia Tenggara.

Selama periode Perang Dingin, Asia Tenggara digunakan sebagai konsep geopolitik yang menjadi dasar berdirinya The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada 1967. Asosiasi ini kemudian mempromosikan kerja sama dalam bidang ekonomi, politik, dan pertahanan sebagai tandingan dari Konferensi Asia Afrika 1955.

Kedua, sebagai realitas historis, masyarakat di kawasan Asia Tenggara jauh sebelum adanya konsep kesatuan dan pemerintahan, kehidupan mereka sudah saling bersinggungan satu sama lain. Hal ini terlihat dari beberapa kesamaan antara negara-negara di Asia Tenggara baik dalam bahasa, budaya, dan sosial politik.

Terakhir, kawasan Asia Tenggara sebagai area studi, nyatanya hal ini sudah dimulai sebelum Perang Dunia II pecah. Kelompok ilmuwan yang dari berasal dari berbagai bidang keilmuan seperti orientalist dan epigrafer, zoolog, botanis, sejarawan, arkeolog, dan filolog datang dan melakukan penelitian di Asia Tenggara.

Zaman Pra-Sejarah

  • Masyarakat Pertanian Awal

Pertanian adalah suatu perkembangan alami dari suatu kebutuhan. Sebelum pertanian, berburu menjadi upaya dalam pemenuhan kebutuhan makanan manusia.

Sementara masyarakat di Asia Tenggara telah melakukan berbagai kegiatan memelihara ayam, babi, dan hewan ternak lain, serta beberapa tanaman sejak beribu-ribu tahun yang lalu.

Pada masa ini, teknik bercocok tanam di sawah dan ladang mulai diperkenalkan oleh bangsa Tiongkok, khususnya yang berada di lembah Sungai Yangtze dan Yunnan, pada masyarakat Asia Tenggara.

  • Zaman Perundagian Awal

Sejak abad ke-5 SM, penduduk wilayah Dongson (sekarang termasuk dalam kawasan Vietnam) telah menguasai dasar pengolahan logam.

Hasil kebudayaan logam mereka merupakan karya paling tua di dunia menurut para arkeolog di Asia Tenggara. Sementara masyarakat paling awal berada di Thailand (3.000 SM), yang bermukim di daerah Ban Chiang.

Mulai 2.500-an SM, penduduk etnis Melayu menyebar ke kawasan semenanjung dan mulai memperkenalkan teknik-teknik pengolahan logam.

Pada 1.500-an, bangsa Mon mulai masuk ke wilayah Burma, sementara bangsa Tai datang beberapa tahun setelahnya dari daerah selatan Tiongkok ke daratan Asia Tenggara untuk bermukim dan menetap pada milenium pertama Masehi.

Periode Sejarah Awal

  • Jaringan Perdagangan Maritim Austronesia

Jaringan perdagangan maritim Austronesia adalah jaringan perdagangan maritim sejati pertama pertama di Samudera Hindia, yang dibuat oleh masyarakat Austronesia di kawasan Asia Tenggara. Rute perdagangan ini selain menjadi jalur utama perdagangan rempah-rempah, juga menghubungkan budaya material India dan China.

Penduduk Indonesia khususnya menggunakan jalur ini untuk berdagang rempah-rempah dengan Afrika Timur menggunakan katamaran dan perahu cadik lalu berlayar dengan bantuan Westerlies di Samudera Hindia.

Jalur ini kemudian meluas hingga ke Benua Afrika dan Jazirah Arab, berujung pada koloniasasi Austronesia di Madagaskar pada 500 M.

Kemudian meluas dan berkembang menjadi Jalur Sutera Maritim. Di Indonesia timur juga terdapat rute perdagangan, seperti jaringan perdagangan Lapita kuno di Pulau Melanesia, rute perdagangan Hiri, pertukaran Pantai Sepik dan cincin Kula di Papua Nugini, jalur perdagangan kuno di Mikronesia antara Kepulauan Mariana dan Kepulauan Caroline, dan jaringan perdagangan antar pulau di Polinesia.

  • Kontak Awal dengan Cina

Kontak perdagangan paling awal penduduk kawasan Asia Tenggara adalah dengan dinasti Shang Tiongkok (1600-1046 SM), ketika kulit kerang masih berfungsi sebagai mata uang. Meski pengetahuan terkait lokasi pelabuhan dan jalur pelayaran sangat terbatas, diasumsikan bahwa sebagian besar perdagangan terjadi di luar jalur darat.

Penaklukan militer selama Dinasti Han (202 SM-220 M) membawa sejumlah orang asing masuk ke wilayah kekaisaran Tiongkok ketika sistem upeti mulai berkembang di bawah kepemimpinan pemerintahan Han. Sementara kontak dengan penduduk kawasan Asia tenggara terus meningkat di akhir periode Han

Dari abad ke-2 SM hingga ke-15 M, Jalur Sutera Maritim mengalami perkembangan yang pesat, yakni mampu menghubungkan Tiongkok, Asia Tenggara, anak benua India, Jazirah Arab, Afrika, hingga Eropa. Meski berkaitan dengan Tiongkok, jalur ini lebih banyak dioperasikan oleh pelaut Austronesia di Asia Tenggara dan pedagang dari Persia dan Arab.

Jalur Sutera Maritim dioperasikan dan dikembangkan oleh jaringan perdagangan rempah-rempah Austronesia, dari sebelumnya antara Kepulauan Asia Tenggara dengan Sri Lanka dan India (1000-600 AM), serta perdagangan batu giok dan artefak dari Filipina di Laut China Selatan.

Beberapa ahli sejarah menyatakan bahwa thalassocracies Austronesia mengendalikan aliran Jalur Sutera Maritim, terutama pemerintahan di sekitar Selat Malaka dan Bangka, Semenanjung Melayu dan delta Mekong. Jalur ini juga menjadi jalur utama dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha ke wilayah Timur.

Periode Abad Pertengahan

  • Kerajaan-Kerajaan Kuno Asia Tenggara

Pada periode abad pertengahan, kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara secara umum dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni pertama kerajaan agraris, bercirikan dengan kegiatan utamanya adalah di bidang pertanian.

Banyak dari mereka yang bermukim di kawasan semenanjung Asia Tenggara, seperti Kerajaan Ayutthaya dan Kerajaan Khmer.

Kedua adalah kerajaan maritim, di mana kegiatan utama mereka adalah berdagang lewat jalur laut. Sebagai contoh adalah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malaka.

Kerajaan Sriwijaya muncul sebagai penguasa awal paling dominan di kepulauan Asia Tenggara sebagai kerajaan maritim.

Sejak abad ke-5 M, Palembang yang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) bagi jalur perdagangan rempah-rempah (spice route), yang terjalin antara India dan Tiongkok.

Selain itu, Sriwijaya juga menjadi pusat pengaruh dan pendidikan agama Buddha yang cukup berpengaruh di Asia Tenggara.

  • Penyebaran Islam

Pada abad ke-8 M, kurang dari 200 setelah berdirinya Islam di Jazirah Arab, banyak dari pedagang dan saudagar Islam pertama yang datang ke kawasan Asia Tenggara. Hingga abad ke-13, Islam tidak memainkan peran cukup penting dalam peradaban Asia Tenggara.

Terdapat beberapa rute yang menjadi jalur pedagang Muslim dari Arab hingga sampai ke Asia Tenggara. Mulai dari pedagang Muslim yang langsung mendarat di Asia Tenggara, atau pedagang Arab yang menetap di pesisir India dan Sri Lanka selama beberapa generasi.

Para pedagang muslim dari India (Gujarat) dan mualaf keturunan Asia Selatan dianggap memainkan peran utama dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara dan Indonesia. Kerajaan ini berdiri ketika Sriwijaya sedang berada di ambang keruntuhan akibat perselisihan internal.

Kerajaan Malaka yang didirikan salah seorang pangeran dari Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat dalam perlindungan Cina, dan berupaya mengambil alih peranan Kerajaan Sriwijaya sebelumnya.

Dampak dari pertikaian ini, Islam kemudian menyebar ke antero kepulauan selama dari abad ke-13 hingga ke-14 menggantikan agama Hindu. Sementara Malaka (para penguasanya telah beragama Islam) menjadi pusat penyebaran di kawasan ini.

Beberapa kesultanan lain, seperti Kesultanan Sulu di Filipina dan Kesultanan Brunei relatif memiliki sedikit hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain.

Pada perkembangannya, kawasan kepulauan Melayu menjadi pusat penyebaran Islam ke seluruh Nusantara, termasuk Rupat, Kepulauan Riau, Pulau Bengkalis, dan masih banyak lagi.

Islam dengan gagasan eksklusifitas dan finalitasnya dinilai tidak sesuai dengan agama lain, termasuk konsep China terkait surga neraka dan Putra Langit sebagai pendirinya.

Integrasi sistem upeti tradisional Asia Timur dengan China sebagai pusat Muslim Melayu dan Indonesia menuntut banyak pendekatan budaya Islam dalam hubungan diplomatik dengan China.

Era Modern Awal

Era modern awal merupakan periode di mana kawasan Asia Tenggara menjadi tujuan kolonisasi bangsa Eropa. Marco Polo adalah orang Eropa pertama yang mendarat di Asia Tenggara pada abad ke-13, diikuti Kubilai Khan dan Niccolo de’ Conti pada awal abad ke-15.

Bangsa Portugis kemudian mendarat pada abad ke-16 dan membangun jembatan bagi jalur perdagangan maritim Asia Tenggara dengan menaklukkan Kesultanan Malaka pada 1511.

Belanda dan Spanyol mengikuti dan segera menggantikan Portugal sebagai kekuatan utama Eropa di Asia Tenggara. Pada 1599, Spanyol mulai menjajah Filipina melalui Viceroyalty of New Spain. Pada 1619, Belanda merebut kota Sunda Kelapa, lalu menamainya Batavia (sekarang Jakarta), sebagai basis perdagangan Hindia Timur Belanda di wilayah Jawa dan sekitarnya.

Belanda terus melakukan perluasan pendudukannya hingga ke Malaka dan Kalimantan Barat. Pada 1786, Inggris melakukan ekspansi Semenanjung Melayu.

Singapura dijadikan sebagai pos perdagangan utama Inggris pada 1819 oleh Stamford Raffles. Persaingan antara Inggris dan Belanda tak terelakkan kala itu.

Pada 1795, Amerika Serikat mulai masuk ke Asia Tenggara dengan Sumatra sebagai tempat pendaratan utama. Namun, selama di Asia Tenggara, AS tidak memiliki ketertarikan terhadap wilayah ini. Sejak akhir 1850-an, Perusahaan Timur Hindia Belanda dan Hindia Timur Inggris resmi dibubarkan.

Thailand menjadi satu-satunya wilayah yang terhindar dari pemerintahan asing. Pada 1913, Inggris menduduki Burma, Malaya dan Kalimantan bagian utara, dan Belanda menguasai Hindia Belanda (Indonesia). Sementara Portugal mempertahankan Timor Timur, dan Prancis menguasai Indochina

Perebutan terhadap wilayah Filipina terjadi antara AS dengan Spanyol, yang berujung pada deklarasi kemerdekaan Republik Filipina Pertama pada 1898. Hal ini menimbulkan kemarahan pihak AS yang akhirnya menimbulkan Perang Filipina-Amerika, di mana Republik Pertama jatuh.

Pemerintahan kolonial banyak mendapat keuntungan dari sumber daya dan pasar di kawasan Asia tenggara. Namun, pertanian, pertambangan, dan ekonomi berbasis ekspor selama periode ini juga mengalami perkembangan pesat.  Serta terjadi penyebaran agama Kristen dalam masyarakat.

Institusi negara bangsa modern seperti pengadilan, birokrasi, media cetak, dan pendidikan modern, menumbuhkan jiwa nasionalisme para pemuda asli wilayah jajahan.

Selama periode ini pula, banyak terjadi pertumbuhan gerakan nasionalis dan pertempuran dengan otoritas kolonial demi mengambil kembali tanah mereka yang dijajah.

Periode Abad ke-20

Pada September 1940, setelah kekalahan Prancis, Angkatan Darat Jepang mendarat dan menginvasi Vichy French Indochina yang berakhir dengan kegagalan kudeta Jepang di France Indochina pada 9 Maret 1945. Pada 5 Januari 1941, Thailand melancarkan Pertempuran Thailand-Prancis, yang berakhir dengan ditandatanganinya sebuah perjanjian pada 9 Mei 1941 di Tokyo.

Pada 7-8 Desember 1941, intervensi Jepang dalam Perang Dunia II dimulai dengan invasi ke Thailand. Dari 1941 hingga perang berakhir, Jepang berhasil menduduki Kamboja, Malaysia, dan Filipina yang semuanya berakhir dengan gerakan kemerdekaan.

Pendudukan Jepang di Filipina berujung pada pembentukan Republik Filipina Kedua, namun dibubarkan di Tokyo pada 17 Agustus 1945. Peristiwa ini bersamaan dengan dibacakannya proklamasi Kemerdekaan Indonesia sekaligus menjadi tanda berakhirnya pendudukan Jepang di Hindia Belanda (Indonesia) sejak Maret 1942.

  • Dekolonisasi Pasca Perang

Setelah Perang Dunia II berakhir, bangsa Eropa berusaha melakukan dekolonisasi di Asia Tenggara. Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, masih harus melakukan pertempuran sengit dengan Belanda yang kembali. Pada 4 Juli 1946, pemerintah Amerika Serikat secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Filipina.

Burma (sekarang Myanmar) berhasil mengamankan kemerdekaan mereka dari penjajahan Inggris pada 1948. Setelah melalui Perang Indochina yang sengit, Prancis berhasil diusir dari Indochina pada 1954 oleh kaum nasionalis Vietnam.

Setelah menekan pergerakan pemberontakan komunis selama ‘Darurat Malaysia’ (1948 – 1960), Inggris memberikan kemerdekaan kepada kawasan Malaya dan Singapura, serta Sabah dan Sarawak masing-masing pada 1957 dan 1963 dalam rangka pembentukan negara Federasi Malaysia.

Konflik masih terus terjadi ketika Vietnam Utara berusaha menaklukkan Vietnam Selatan yang berujung pada Perang Vietnam. Konflik menyebar ke Kamboja dan Laos akibat adanya intervensi dari Amerika Serikat. Di akhir perang 1975, ketiga negara ini dikendalikan oleh Partai Komunis.

Setelah Partai Komunis berhasil menguasai, terjadi Perang Kamboja Vietnam (1975-1989) dan Perang Tiongkok-Vietnam (1979). Kemenangan atas Khmer Merah di Kamboja berujung pada genosida Kamboja.

Pada 1975, kekuasaan Portugis atas Timor Timur berakhir. Tak berselang lama, Indonesia melakukan invasi dan pendudukan di wilayah tersebut. Setelah lebih dari 20 tahun melawan Indonesia, akhirnya Timor Timur mendapatkan kemerdekaan pada 2002 setelah referendum 1999 oleh Presiden Habibie

Berakhirnya protektorat Inggris terhadap Kesultanan Brunei pada 1984, menandai berakhirnya kekuasaan bangsa Eropa di kawasan Asia Tenggara.

Periode Kontemporer

Pada 8 Agustus 1967, didirikan suatu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) oleh Thailand, Indonesia, Singapura, Filipina, dan Malaysia.

Diikuti negara-negara lain seperti Brunei, Myanmar, Laos, dan Vietnam. Pada 1999, Kamboja resmi menjadi anggota ASEAN, sementara Timor Timur adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bukan anggota ASEAN.

Tujuan utama didirikannya ASEAN adalah untuk meningkatkan kerja sama di antara masyarakat Asia Tenggara. Serta mendorong perdagangan yang lebih luas diantara anggota ASEAN. Dalam KTT Asia Timur, ASEAN telah menjadi pelopor integrasi yang lebih besar di kawasan Asia-Pasifik.

Asia Tenggara di era modern saat ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi oleh sebagian besar negara dan integrasi regional negara yang lebih dekat.

Sebagai contoh, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina adalah negara-negara mengalami pertumbuhan tinggi dan dikenal sebagai negara lebih maju di kawasan Asia Tenggara.

Vietnam akhir-akhir ini sedang mengalami ledakan ekonomi yang cukup signifikan. Sementara Kamboja, Myanmar, Laos dan Timor Timur masih berada dalam taraf tertinggal secara ekonomi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn