Daftar isi
Laba dalam ekonomi dan bisnis memiliki peran yang sangat penting karena berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan diukur dari laba perusahaan.
Pengertian Laba Secara Umum
Secara umum, laba adalah selisih pendapatan dan biaya. Dapat juga menjadi ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan.
Organisasi akuntansi saat ini menganut pengertian laba akuntansi sebagai selisih positif antara pendapatan dan biaya.
Makna laba secara umum juga dapat diartikan sebagai kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode.
Dan dapat dinikmati dengan syarat tetap mempertahankan kemakmuran awal.
Ilmu ekonomi murni mendefinisikan laba sebagai peningkatan kekayaan investor yang didapatkan dari hasil penanam modalnya.
Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya yang berkaitan dengan penanaman modal tersebut.
Di dalam akuntansi laba didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Yang menjadi pembeda antara ke duanya adalah tentang pendefinisian biaya. Laba merupakan elemen yang paling penting bagi pemakai.
Karena angka laba diharapkan cukup mewakili representasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum sepakat dalam pemaknaan dan pengukuran laba.
Pengertian Laba menurut para ahli
Laba adalah kelebihan dari total pendapatan dibandingkan dengan total beban. Disebut juga laba bersih.
Laba adalah pendapatan operasional dikurangi pajak, biaya bunga, biaya penelitian dan pengembangan.
Laba bersih disajikan di dalam laporan laba rugi dengan membandingkan pendapatan dan biaya.
Laba adalah prestasi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan.
Dan dinyatakan dalam bentuk uang yaitu berbentuk selisih antara pendapatan dikurangi beban.
Perhitungan laba didapatkan dari sebuah pendapatan dikurangi semua biaya.
Laba adalah pusat pertanggung jawaban yang masuk dan keluar dapat diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya.
Laba adalah ukuran keseluruhan prestasi dari sebuah perusahaan, yang didapatkan dari hasil penjualan dikurangi biaya.
Untuk dapat memahami laba lebih mendetail, perlu kita ketahui juga karakteristik laba :
Sebuah perusahaan, usaha menengah maupun start up pasti memiliki tujuan mengapa laba layak dicari. Berikut adalah tujuan laba:
Tujuan Melaporkan Laba
Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan.
Informasi ini dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share).
Dengan dengan harapan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya.
Informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan.
Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan:
Laba yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen menginginkan produksi yang banyak dari sebuah industri atau perusahaan.
Sebaliknya, laba yang rendah atau rugi menunjukkan bahwa para konsumen kurang menggemari produk. Atau kemungkinan komoditi memiliki metode produksi yang tidak efisien.
Laba ini memberi petunjuk penting untuk suatu relokasi sumber daya atau kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Dalam suatu sistem yang sempurna, laba bukan satu-satunya yang diutamakan oleh manajemen. Aspek pelayanan adalah yang utama.
Sedangkan Koperasi memandang laba dari fungsinya. Fungsi ini bergantung pada besar kecilnya partisipasi atau transaksi anggota-anggotanya dengan koperasinya.
Jika partisipasi anggota tinggi, maka akan tinggi juga manfaat yang diterima oleh anggota.
Laba yang didapatkan sebuah perusahaan atau bisnis tak lepas dari unsur-unsur berikut :
Pendapatan adalah hasil dari pekerjaan seseorang. Pendapatan juga dipahami sebagai sesuatu yang didapatkan setelah pekerjaan selesai atau setelah melakukan sebuah bisnis.
Beban adalah sesuatu yang harus dikeluarkan dan dipertanggung jawabkan seseorang demi mendapatkan hasil yang diharapkan.
Beban sangat penting untuk dapat dipenuhi untuk mendapatkan suatu keuntungan atau laba yang Anda cari.
Biaya dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang harus menjadi kas dalam suatu bisnis.
Fungsinya sebagai alat penggerak bisnis agar tetap berjalan dengan baik. Dan dapat memberikan laba yang diharapankan.
Keuntungan adalah sesuatu yang didapatkan seseorang yang melakukan bisnis yang berjalan sesuai rencana dan target.
Untung adalah pendapatan pebisnis. Sedangkan kerugian adalah hal yang dihindari oleh semua pemilik usaha.
Penghasilan adalah hasil akhir dari suatu bisnis. Penghasilan inilah yang digunakan untuk suatu kehidupan bisnis.
Faktor yang mempengaruhi Perubahan Laba
Laba juga dapat mengalami perubahan, perubahan tersebut dipengaruhi beberapa faktor berikut :
Periode waktu dapat memprediksi perubahan laba dengan realisasi yang akan dicapai. Semakin pendek interval waktu, maka semakin akurat ramalan tersebut.
Skala ekonomi berbeda-beda pada tiap perusahaan. Skala ekonomi yang tinggi dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah.
Tingkat biaya rendah merupakan salah satu unsur untuk dapat mencapai laba yang diingikan sesuai standar yang telah diprediksikan.
Manajemen suatu perusahaan yang masih baru masih belajar untuk menentukan ketepatan perubahan laba.
Dan sebaliknya perusahaan yang sudah lama bergerak akan semakin cermat pada perubahan laba.
Penjamin emisi akan sangat berhati-hati untuk menjaga kredibilitas prediksi laba.
karena penjamin emisi yang ingin memberikan hasil yang maksimal kepada para pemakai.
Faktor ini sangat berpengaruh pada laporan keuangan, karena data yang diberikan menjadi salah satu prediksi laba.
Auditor harus bisa menjamin informasi keuangan yang diberikan telah sesuai dengan pedoman.
Tingkat leverage merupakan salah satu hal yang akan mencerminkan suatu resiko.
Risiko tingkat leverage ini dapat terlihat dari likuiditas yang dimiliki. Aspek ini penting untuk prediksi perubahan laba.
M. Yusuf (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan.
Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu. Serta membantu pengambilan keputusan yang efektif.
Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima (1992), menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa.
Konsep-konsep tersebut meliputi :
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten.
Dan mendasar pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktek akuntansi yang sudah ada.
Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
Income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi.
Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.
Konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat atau tidak langsung dari laba perusahaan.
Beberapa reaksi usaha pemakai dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor.
Demikian juga reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan.
Laba bersih adalah selisih antara seluruh pendapatan dan seluruh beban yang dihasilkan oleh perusahaan.
Konsep laba adalah selisih pendapatan lebih besar daripada beban.
Apabila selisih pendapatan lebih kecil dibandingkan beban, maka itu disebut rugi.
Dan apabila pendapatan sama besar dengan jumlah beban yang dikeluarkan, maka disebut impas (break even point).
Berikut tahap-tahap menghitung laba :
Untuk mencari laba bersih, langkah pertama adalah mencari laba kotor terlebih dahulu.
Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk barang atau jasa.
Rumus Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP (Harga Pokok Penjualan)
Penjualan bersih adalah pendapatan perusahaan hasil dari penjualan.
Setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan dalam transaksi penjualan.
Contoh : adanya barang yang diretur oleh pembeli karena kondisi barang yang tidak sesuai standar.
Rumus penjualan bersih = Penjualan – potongan penjualan – return penjualan
Penjualan bersih tidak selalu berupa kas, tapi juga bisa berupa piutang. Hal ini karena penjualan yang dilakukan tidak harus dilakukan dengan transaksi tunai, penjualan secara kredit juga diakui sebagai penjualan.
HPP (harga pokok penjualan) atau COGS (cost of god sold) adalah semua biaya yang berkaitan dengan barang produksi atau barang yang dijual.
HPP atau biaya yang berkaitan dengan barang dagang meliputi biaya pembelian barang dagang.
Termasuk persediaan barang dagang yang dibeli pada periode sebelumnya
Rumus HPP = persediaan awal - pembelian bersih- persediaan akhir
Sedangkan jumlah pembelian bersih dipengaruhi oleh pembelian, ongkos angkut pembelian, return dan potongan pembelian.
Rumus pembelian bersih= pembelian+ongkos angkut-return pembelian-potongan pembelian
Laba bersih adalah laba kotor dikurangi oleh semua biaya yang dikeluarkan seperti biaya operasional dan biaya non operasional.
Dan jika ada ditambah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non operasional.
Contoh pendapatan non operasional yaitu pendapatan bunga atau pendapatan hasil dari penjualan aktiva tetap perusahaan.
Biaya operasional contohnya adalah biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya penyusutan.
Sedangkan biaya non operasional contohnya adalah biaya bunga (interest), dan pajak (tax).
Rumus laba bersih= laba kotor-beban usaha
Mengingatkan kembali bahwa konsep laba yaitu selisih antara pendapatan dengan beban.
Syaratnya pendapatan jumlahnya lebih besar dari beban. Jika sebaliknya, maka hal tersebut dikenal dengan sebutan rugi.
Contoh ke 1 berikut adalah contoh tabel perhitungan sederhana laba rugi bersih
Dari contoh laporan di atas, laba (rugi) bersih diperoleh dengan proses perhitungan sebagai berikut:
Penjualan dikurangi harga pokok penjualan (HPP) merupakan laba (rugi) kotor.
Laba (rugi) kotor dikurangi beban atau biaya-biaya operasi menghasilkan laba (rugi) operasional.
Laba (rugi) sebelum pajak dihitung dari laba (rugi) operasional ditambahi dengan pendapatan (beban) lain bersih.
Terakhir didapatkan laba (rugi) bersih setelah pajak, yang dihitung dari Laba (rugi) sebelum pajak dikurangi pajak (tax).
Contoh ke 2 berikut adalah laporan laba rugi perusahaan dagang
Dari contoh laporan laba rugi di atas, kita dapat membaca bahwa nilai penjualan adalah Rp 158.265.000.
Laba (Rugi) Kotor sebesar Rp 49.244.000 yang merupakan hasil total penjualan dikurangi harga pokok penjualan (HPP).
Sedangkan harga pokok penjualan (HPP) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut (semua angka dalam ribuan):
Rumus berikut memudahkan untuk memahami laporan keuangan di atas
• Pembelian bersih = Pembelian – (Potongan Pembelian+Diskon Pembelian)
• Pembelian bersih = Rp 127.355 – ( Rp 6.951 + Rp 0 ) = Rp 120.404
Harga Pokok Pembelian = Pembelian bersih + biaya kirim pembelian
Harga Pokok Pembelian = Rp 120.404 + Rp 0 = Rp 120.404
Barang tersedia untuk dijual = Harga pokok pembelian + Persediaan Awal
Barang tersedia untuk dijual = Rp 120.404 + Rp 189.501 = Rp 309.905
Harga pokok penjualan (HPP) = Barang tersedia untuk dijual – persediaan akhir periode
Harga pokok penjualan (HPP) = Rp 309.905 – Rp 200.884 = Rp 109.021
Laba (Rugi) operasi = Laba Kotor – Beban
Laba rugi operasi = Rp 49.244.000 – Rp 12.773.500 = Rp 36.470.500
Laba (Rugi) Periode Tersebut = Laba (Rugi) Operasi + Pendapatan (Beban) Lain-lain
= Rp 36.470.500 + ( Rp 1.955.438 – Rp 623.000)
= Rp 36.470.500 + Rp 1.332.438
= Rp 37.802.938
Jadi Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan PT GO Berkah periode Maret 2018 adalah sebesar Rp 37.802.938.