Sejarah

Masa Kejayaan Islam: Sejarah dan Sistem yang Membangun

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah Awal Perkembangan

Masa kejayaan Umat Islam berlangsung selama lebih dari 5 abad lamanya, dari pertengahan abad ke-7 hingga abad ke-13 (786 M hingga 1258 M). Periode ini dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah.

Selama periode ini, para seniman, cendikiawan, penyair, filsuf, insinyur, ahli geografi, dan pedagang Islam banyak berkontribusi dalam bidang seni, pertanian, ekonomi, hukum, industri, navigasi, sastra, sains, filsafat, sosiologi, dan teknologi, baik dalam rangka melestarikan penemuan sebelumnya maupun membuat penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Pada masa itu, dunia Muslim juga menjadi pusat intelektual utama bagi sains, filsafat, kedokteran, dan pendidikan. Di Baghdad didirikan “House of Wisdom” yang menjadi pusat bagi para ulama, baik Muslim maupun non-Muslim untuk mengumpulkan dan menerjemahkan karya-karya klasik kuno ke dalam bahasa Arab, Persia, Turki, Sindhi, dan Latin.

Pada masa ini, kerajaan Islam menjadi dinasti pertama dan satu-satunya yang bisa menyatukan beragam etnis dan suku di dunia, seperti orang-orang Timur Tengah dan Afrika Utara, China, India, orang kulit hitam Afrika, dan orang kulit putih Eropa.

Inovasi pertama dari periode ini adalah pembuatan kertas, yang awalnya merupakan sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh orang China. Teknik pembuatan kertas diperoleh dari seorang tahanan dari Pertempuran Talas (751), lalu menyebar ke kota-kota Islam seperti Baghdad dan Samarkand.

Orang-orang Arab kemudian meningkatkan teknik orang China yang menggunakan kulit murbei diganti dengan sari pati, ini menjelaskan tentang preferensi bahwa Muslim menulis dengan pena sedangkan China dengan sikat.

Pada 900 M, di Baghdad perpustakaan umum mulai didirikan, serta terdapat ratusan toko yang mempekerjakan juru tulus dan penjilid buku. Dari sini, pembuatan kertas mulai menyebar ke wilayah barat, seperti Maroko kemudian ke Spanyol dan terus menyebar ke Eropa hingga abad ke-13.

Banyak sejarawan mengaitkan pembelajaran dan pengembangan ini dengan topografi. Sebelum Islam hadir, kota Mekah pernah menjadi pusat jalur perdagangan di kawasan Jazirah Arab. Hal ini juga tak luput dari besarnya pengaruh para pedagang Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia.

Hal ini berimplikasi pada pesatnya pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam atas dasar ekonomi, berbeda dengan Umat Kristen, dan orang-orang dari China maupun India yang membangun masyarakat dari para bangsawan pemilik lahan pertanian.

Selain membawa barang, para pedagang Muslim akan turut membawa keyakinan mereka ke China, India, Asia Tenggara, dan berbagai kerajaan di Afrika Barat, kemudian kembali dengan penemuan baru. Pedagang Muslim menggunakan kekayaan mereka untuk berinvestasi di bidang tekstil dan perkebunan.

Sistem Pendidikan

Sentralitas Qur’an dan studinya membantu menjadikan pendidikan sebagai pilar utama agama hampir di semua waktu dan tempat dalam sejarah Islam. Selama beberapa abad pertama Islam, pendidikan sepenuhnya bersifat informal. Pendidikan difokuskan pada hafalan, yang dimulai sejak usia dini dengan belajar bahasa Arab dan Qur’an, baik di rumah maupun di masjid. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan tafsir Qur’an dan fikih (hukum-hukum Islam).

Mulai abad ke-11 para elit penguasa mulai mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal dengan madrasah. Dengan segera madrasah berkembang dan berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Madrasah tidak memiliki kurikulum standar, namun dikhususkan untuk mempelajari hukum, serta beberapa mata pelajaran umum seperti teologi, kedokteran, matematika.

Namun demikian, studi formal di madrasah hanya terbuka untuk laki-laki, sementara perempuan lebih banyak menerima pendidikan informal seperti keterampilan praktis baik di rumah maupun di masjid.

Selain itu ada berbagai institusi atau perguruan tinggi seperti ‘House of Wisdom’ di Baghdad yang menjadi pusat pembelajaran ilmu-ilmu kuno dari peradaban pra-Islam seperti filsafat dan kedokteran, Universitas Al Kairaouine di Maroko yang didirikan pada 859 M tercatat di The Guinness Book of Record  sebagai universitas pemberi gelar tertua di dunia, serta Universitas Al-Azhar di Mesir yang juga diakui sebagai universitas tertua lainnya.

Sistem Hukum

Selama tiga abad pertama kejayaan Islam, semua mazhab sepakat menerima penerapan hukum sesuai aturan Qur’an dan hadis. Selain itu, Umat Islam pada masa periode ini juga mengakui dua sumber huku lainnya, yakni konsensus hukum (ijma’) dan penalaran analogis (qiyas) diikuti prinsip-prinsip metodologis lainnya.

Tubuh hukum Islam substantif diciptakan oleh seorang ahli hukum independen (mufti). sementara pendapat hukum (fatwa) mereka diperhitungkan oleh hakim yang ditunjuk penguasa sebagai pemimpin pengadilan “qadi”, dan pengadilan “mazalim” yang dikendalikan oleh dewan penguasa dalam menjalankan hukum pidana.

Bidang Keilmuan Lainnya

  • Filsafat

Filsuf Arab seperti Al-Kindi dan Ibn Rusyd, serta filsuf Persia seperti Ibn Sina memainkan peran utama dalam melestarikan karya-karya Aristoteles. Mereka juga menyerap ide-ide dari China dan India yang kemudian ditambahkan dalam berbagai studi mereka.

Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibn Sina memadukan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan lain yang diperkenalkan melalui Islam, seperti Qiyas dan Kalam. Hal ini yang akhirnya membuat Ibn Sina menciptakan ilmu logika dan sekolah filsafat Avicennisme, yang berpengaruh baik di negeri Islam maupun Kristen.

Di Spanyol, literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Ibrani, dan Ladino, yang kemudian memberikan kontribusi bagi perkembangan filsafat Eropa modern. Ibn Khaldun dan filsuf Yahudi Musa Maimonides menerjemahkan teks medis Yunani kuno dan kumpulan teknik matematika Persia milik Al-Khwarizmi.

Ibn Rusyd mendirikan aliran filsafat Averroisme, yang karya dan komentarnya berperan dalam kebangkitan pemikiran sekuler di Eropa Barat. Karya Ibn Tufail, “Hayy ibn Yaqdhan”, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin (1617) dan banyak memengaruhi pemikiran sarjana dan penulis Eropa seperti John Locke, George Keith, dan Gottfried Leibniz.

Pemikiran dan karya Al-Ghazali banyak memengaruhi para pemikir Yahudi Maimonides dan filsuf Kristen Thomas Aquinas. Al-Jahiz sebagai pelopor pemikiran evolusi dan seleksi alam, Ibn Al-Haytham sebagai pelopor fenomenologi dan ilmu pengetahuan, Ibn Khaldun pelopor filsafat sejarah dan ilmu sosial, Shahab Al-Din Suhrawardi pendiri filsafat iluminasi. Biruni, kritikus filsafat alam Aristoteles, serta Ibn Tufail dan Ibn Al-Nafis adalah pelopor novel filosofis.

  • Matematika

Berbagai prestasi ahli matematika Muslim selama periode ini antara lain, seperti pengembangan aljabar dan algoritma oleh ahli matematika Muslim Persia Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi, penemuan trigonometri bola dan penambahan notasi titik desimal ke angka Arab oleh Sind ibn Ali, serta penemuan semua fungsi trigonometri selain sinus, pengenalan kriptoanalisis dan analisis frekuensi oleh al-Kindi.

Pengenalan kalkulus aljabar oleh al-Karaji, berbagai penemuan dari Ibn al-Haytham tentang pembuktian dengan dengan induksi matematika, pengembangan geometri analitik dan rumus umum kalkulus integral paling awal, dan penemuan geometri aljabar oleh Omar Khayyam.

Adanya sanggahan pertama terhadap geometri Euclidean dan postulat paralel oleh Nasir al-Dīn al-Tusi, penyempurnaan pertama pada geometri non-Euclidean oleh Sadr al-Din, pengembangan terhadap aljabar simbolik oleh Abū al-Hasan ibn Ali al-Qalasadi, serta banyak kemajuan lain dalam aljabar, aritmatika, kalkulus, kriptografi, geometri, teori bilangan, dan trigonometri.

  • Fisika

Ibn al-Haytham adalah pelopor optik modern dan menjadi orang pertama yang memulai studi fisika eksperimental, yang secara signifikan mengubah pemahaman tentang revolusi ilmiah dalam optik dan persepsi visual. Hal ini dimuat dalam buku Naturalis Principia Mathematica karya Isaac Newton.

Biruni memperkenalkan metode ilmiah eksperimental yang digunakan oleh Ibn al-Haytham, dan prekusor awal hukum gerak Newton pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Seperti hukum gerak pertama Newton dan konsep momentum ditemukan oleh Ibn al-Haytham dan Avicenna.

Hukum dasar mekanika klasik pertama kali ditemukan oleh Hibat allah Abu’l-Barakat al-Baghdaadi. Sementara konsep reaksi, meramalkan hukum gerak ketiga Newton, ditemukan oleh Ibnu Bajjah (Avempace).

  • Kimia

Jabir ibn Hayyan (Geber) adalah perintis kimia, dengan memperkenalkan metode ilmiah eksperimental awal di lapangan, serta alembic, still, retort, dan proses kimia distilasi murni, filtrasi, sublimasi, pencairan, kristalisasi, pemurnian, oksidasi, dan penguapan.

Klaim para alkemis tentang transmutasi logam ditolak oleh al-Kindi, yang diikuti oleh Abu Rayhan al-Biruni, Avicenna, dan Ibn Khaldun. Sementara Nasir al-Din al-Tusi menyatakan versi hukum kekekalan massa, mencatat bahwa materi dapat berubah, tetapi tidak dapat menghilang.

Astronomi

Kemajuan Umat Muslim dalam astronomi ditandai dengan dibangunnya observatorium pertama di Baghdad, Irak semasa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun. Banyak dilakukan pengumpulan dan koreksi data astronomi sebelumnya, serta berbagai penemuan instrumen astronomi lainnya.

Ja’far Muhammad ibn Musa menemukan bahwa semua benda langit tunduk pada hukum fisika, sama halnya dengan bumi. Diketahui bahwa model heliosentris Copernicus dalam De revolutionibus karya Nicolaus Copernicus menggunakan konstruksi geometris yang sebelumnya dikembangkan oleh mazhab Maragheh, dan argumennya tentang rotasi bumi serupa dengan argumen Nasir al-Dīn Tūsī dan Ali Qushji.

Bidang Kesehatan

Dokter Muslim memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang anatomi, kedokteran eksperimental, oftalmologi, patologi, ilmu farmasi, operasi, fisiologi, dan lainnya. Al-Razi (Rhazes) penemu penyakit campak dan cacar, dan dalam “Doubts about Galen” ia membuktikan humor Galen salah.

Abu al-Qasim menemukan dasar untuk pembedahan modern, yang termuat dalam Kitab al-Tasyrif, dengan menggunakan usus kucing, ligatur, jarum bedah, retraktor, dan batang bedah untuk bedah. Ibnu Sina menemukan dasar pengobatan modern, The Conan of Medicine, terkait penyakit menular, karantina, pengobatan eksperimental, uji klinis, uji khasiat dan farmakologi klinis, dan masih banyak lagi.

Ibn Zuhr adalah ahli bedah eksperimental pertama (abad ke-12), yang memperkenalkan metode eksperimental ke dalam pembedahan. Ia adalah orang pertama yang menggunakan hewan dalam eksperimen pembedahan sebelum menerapkannya pada manusia. Ia juga melakukan pembedahan pertama dan otopsi postmortem pada manusia serta hewan.

Ibn al-Nafis dianggap sebagai “ahli fisiologi terbesar Abad Pertengahan” karena telah menemukan dasar fisiologi peredaran darah, serta menjadi orang yang menggambarkan sirkulasi paru-paru dan sirkulasi koroner yang membentuk dasar sistem peredaran darah. Ia juga orang pertama yang menggambarkan konsep metabolisme, dan mengembangkan sistem fisiologi dan psikologi baru menggantikan sistem Avicennian dan Galenic.

Ibn al-Lubudi menolak teori humorisme dan menemukan bahwa tubuh bergantung pada darah, wanita tidak dapat menghasilkan sperma, pergerakan arteri tidak bergantung pada pergerakan jantung, jantung adalah organ pertama yang terbentuk dalam tubuh. tubuh janin, dan tulang pembentuk tengkorak dapat tumbuh menjadi tumor. 

Ibnu Khatima dan Ibnu al-Khatib menemukan bahwa penyakit infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sementara Mansur ibn Ilyas menggambar diagram komprehensif dari struktur tubuh, saraf, dan sistem peredaran darah.

Sistem Perdagangan

Pada masa Dinasti Sung (960-1279), pedagang Muslim mendominasi industri impor/ekspor dan menyebarkan pengaruh baik agama maupun ekonomi mereka hingga ke wilayah Afrika, Eropa, Asia Timur, Asia, Tengah, dan Asia Tenggara.

Pada abad pertengahan, Muhammad al-Idrisi menciptakan Tabula Rogeriana, peta terbaik saat itu, dan banyak digunakan oleh berbagai penjelajah, seperti Christopher Columbus dan Vasco Da Gama dalam pelayaran mereka di Amerika dan India.

Seni dan Budaya

Rumi merupakan penyair Saljuk terbaik abad ke-13, dengan berbagai puisi dalam bahasa Persia. Penyair Persia lainnya antara lain Hafez, Saadi, Ferdowsi, Omar Khayyam, dan Amir Khusrow.

Antologi cerita rakyat Timur Tengah “1001 Nights” berperan besar dalam berbagai sastra Barat dan Timur Tengah, serta budaya populer klasik seperti Aladdin, Ali Baba dan 40 Pencuri, dan Sinbad si Pelaut. Bahkan dongeng ‘Sinbad si Pelaut’ menjadi inspirasi dari literatur Helenistik seperti epos Homer dan Alexander Romances.

Kaligrafi adalah karya seni Islam terpopuler, yang dikembangkan dalam manuskrip dan dekorasi arsitektural. Kaligrafi menggunakan berbagai gaya skrip, seperti kufi dan naskah. Selain itu, ada manuskrip dan lukisan miniatur Persia yang berkembang dan memengaruhi seni miniatur istana Kesultanan Ottoman dan Mughal antara abad ke-16 hingga abad ke-17.

Dikatakan bahwa suku kata Solfège (do, re, mi, fa, sol, la, ti) kemungkinan berasal dari suku kata sistem solmisasi Arab Durr-i-Mufassal (“Mutiara Terpisah”) (dal, ra , mim, fa, sedih, lam). Teori ini dikemukakan oleh Meninski dalam Thesaurus Linguarum Orientalum pada 1680.

Sementara band militer Ottoman dianggap sebagai marching band militer tertua di dunia, yang dikenal dengan kata Mehter (bahasa Persia). Band militer ini kemudian menginspirasi banyak negara Barat, terutama karya-karya Orkestra Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven.

Akhir Masa Kejayaan

Ketidakstabilan dunia Islam pada abad ke-11 akibat Perang Salib, diperparah oleh ancaman invasi Mongol pada abad ke-13. Pembunuhan duta besar Mongolia oleh pemimpin Abbasiyyah adalah salah satu pemicu penjarahan Baghdad oleh Hulagu Khan pada 1258.

Kesultanan Ottoman, kerajaan Mongol terkuat saat itu, berhasil menduduki sebagian besar daratan Eurasia, termasuk China timur dan Khwarezm Islam Persia, Rusia, Eropa Timur, dan dilanjutkan invasi ke wilayah Levant. Mereka terus memperluas invasi ke seluruh wilayah Islam maupun non-Islam hingga abad ke-17.

Dalam banyak kasus, kesultanan Ottoman berasimilasi dengan berbagai bangsa Muslim di Iran atau Turki, salah satunya astronom Muslim terbesar abad ke-15, Ulugh Beg, cucu dari Timur. Dengan demikian, kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah dianggap sebagai akhir dari masa kejayaan Islam.