Sosial Ekonomi : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sosial ekonomi merupakan bidang studi yang menyelidiki interaksi antara faktor-faktor sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Hal itu mencakup analisis bagaimana norma, nilai, budaya, struktur sosial, dan faktor-faktor lain mempengaruhi aspek ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ketidaksetaraan, dan kesejahteraan sosial.

Sosial ekonomi berusaha untuk memahami dinamika kompleks di mana aspek sosial dan ekonomi saling memengaruhi dan berkontribusi terhadap pembangunan dan perubahan dalam suatu komunitas. Perkembangan sosial ekonomi di Indonesia adalah hal yang dinamis dan kompleks, dengan progres serta tantangan tersendiri.

Upaya pemerintah dan masyarakat sipil terus mendorong reformasi ekonomi dan sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Sosial Ekonomi Menurut Para Ahli

Konsep sosial ekonomi telah menjadi subjek kajian berbagai ahli di berbagai bidang. Berikut adalah pandangan beberapa ahli terkemuka mengenai sosial ekonomi.

1. Karl Marx

Karl Marx merupakan seorang filsuf dan ekonom asal Jerman, mengembangkan teori sosial ekonomi yang berfokus pada konflik kelas dalam masyarakat kapitalis. Menurut Karl Marx, sosial ekonomi adalah pendekatan yang melihat masyarakat dari perspektif konflik kelas.

Marx menekankan bahwa masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama: proletariat (pekerja) yang memiliki sedikit atau tidak memiliki kepemilikan alat produksi, dan borjuisie (pemilik modal) yang memiliki kontrol atas alat produksi dan memperoleh keuntungan dari kerja proletariat.

Pandangan Marx tentang sosial ekonomi mencakup konsep-konsep penting seperti eksploitasi, alienasi, dan konflik kelas. Selain itu juga berpendapat bahwa dalam sistem kapitalisme, borjuisie mengeksploitasi proletariat dengan mengambil nilai-nilai tambahan dari hasil kerjanya, dan itu menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.

Marx juga mengusulkan bahwa perkembangan sosial ekonomi akan mengalami perubahan menuju masyarakat komunis di mana kepemilikan alat produksi bersifat kolektif, dan tidak ada lagi eksploitasi kelas.

Hal itu menjadi visi dasar Marx tentang masyarakat yang adil dan setara, di mana kekayaan dan kekuasaan terdistribusi secara merata di antara semua individu. Dalam pandangan Marx, sosial ekonomi adalah alat untuk memahami konflik kelas dalam masyarakat kapitalis dan untuk mendorong perubahan menuju masyarakat yang lebih adil.

2. Max Weber

Menurut Max Weber, sosial ekonomi adalah pendekatan yang memeriksa peran nilai-nilai, norma-norma sosial, dan budaya dalam memengaruhi proses ekonomi dan perkembangan kapitalisme. Weber menekankan hubungan kompleks antara faktor sosial dan faktor ekonomi dalam masyarakat.

Weber mengembangkan gagasan tentang etika Protestan dalam bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam karyanya tersebut, Weber menyatakan bahwa nilai-nilai etika Protestan, seperti kerja keras, disiplin, dan akumulasi modal, berkontribusi pada perkembangan kapitalisme.

Kemudian juga berpendapat bahwa semangat kerja yang dianut oleh Protestan dan etika kerja yang kuat berperan dalam membentuk modalisme kapitalis. Selain itu Weber juga mengemukakan konsep rasionalisasi dalam ekonomi dan masyarakat.

Serta menunjukkan bahwa perkembangan kapitalisme modern sering disertai dengan rasionalisasi ekonomi, di mana tindakan ekonomi didasarkan pada pertimbangan rasional dan perhitungan efisiensi. Denagn demikian, menurut Max Weber sosial ekonomi melibatkan pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai sosial, budaya, dan etika yang mempengaruhi perkembangan ekonomi dan struktur sosial dalam masyarakat.

Weber memandang hubungan antara faktor-faktor sosial dan ekonomi sebagai hal yang sangat penting dalam analisis sosial ekonomi.

3. Adam Smith

Adam Smith adalah seorang ekonom asal Skotlandia yang dikenal sebagai bapak ekonomi klasik dan penulis karya berpengaruh Wealth of Nations yang diterbitkan pada tahun 1776. Menurut Adam Smith, sosial ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi kekayaan atau barang dan jasa.

Smith memperkenalkan konsep dasar ekonomi pasar bebas, di mana tindakan individu yang mementingkan diri sendiri (self interest) dalam mencari keuntungan ekonomi akan menghasilkan manfaat sosial yang lebih besar. Smith mengakui peran penting dari invisible hand dalam mengarahkan aktivitas ekonomi dan mengkoordinasikan keinginan individu dengan kebutuhan masyarakat.

Smith juga menyoroti pentingnya spesialisasi dan pembagian kerja dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta melihat perdagangan bebas sebagai alat untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa.

Pandangannya tentang sosial ekonomi yaitu tentang cara manusia mengorganisasi dan mengelola sumber daya ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial melalui pasar bebas, persaingan, dan divisi kerja. Pandangan tersebut juga menjadi dasar bagi ekonomi klasik dan teori pasar bebas.

4. Amartya Sen

Amartya Sen, seorang ekonom India dan pemenang Nobel. Amartya Sen berpendapat sosial ekonomi adalah pendekatan yang mengintegrasikan aspek-aspek sosial dan ekonomi dalam pemahaman kesejahteraan manusia.

Pendekatan tersebut menekankan pentingnya melihat aspek sosial dan ekonomi sebagai bagian dari satu kesatuan yang tak terpisahkan serta dikenal dengan konsep kemiskinan yang lebih luas daripada sekadar pendapatan yang disebut sebagai capability poverty.

Dalam pendekatannya, kesejahteraan manusia tidak hanya diukur berdasarkan pendapatan, tetapi juga melibatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, makanan, kebebasan individu, dan peluang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.

Pandangan Amartya Sen menekankan bahwa fokus pada kemampuan individu adalah penting dalam mencapai kesejahteraan yang sebenarnya. Dengan memahami aspek sosial ekonomi dalam konteks itu, masyarakat dapat mengidentifikasi hambatan dan ketidaksetaraan yang membatasi kemampuan individu untuk mencapai potensinya.

Secara baris besar, menurut Amartya Sen sosial ekonomi adalah pendekatan yang memandang kesejahteraan manusia dari sudut pandang yang lebih luas, mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi secara bersamaan, dengan fokus pada kemampuan individu sebagai ukuran utama kesejahteraan.

5. Elinor Ostrom

Elinor Ostrom adalah seorang ilmuwan politik yang dikenal dengan kontribusinya dalam pemahaman mengenai manajemen sumber daya alam dan masalah kolektivitas. Menurut Ostrom, sosial ekonomi adalah pendekatan yang memfokuskan pada peran lembaga-lembaga sosial dan cara masyarakat mengelola sumber daya bersama.

Pendekatan Ostrom menekankan pada pengelolaan kolektif sumber daya alam, seperti hutan, sungai, dan lahan pertanian. Ostrom mempelajari berbagai tata kelola yang berhasil di mana masyarakat lokal dapat mengelola sumber daya tersebut dengan berkelanjutan tanpa perlu campur tangan pemerintah atau pemilik properti individual.

Ostrom mengidentifikasi berbagai prinsip desain institusi yang efektif dalam mengatasi masalah sosial ekonomi, termasuk aturan partisipatif, pengawasan bersama, dan penghargaan terhadap hak milik lokal. Pandangan tersebut menekankan bahwa solusi sosial ekonomi tidak selalu harus didasarkan pada pemilikan pribadi atau kontrol pemerintah, tetapi bisa berasal dari tatanan institusi yang didasarkan pada kolaborasi dan peraturan yang dibuat bersama oleh komunitas.

6. John Maynard Keynes

John Maynard Keynes adalah seorang ekonom Inggris yang terkenal karena teori ekonomi makro, terutama selama masa resesi dan depresi. Menurut Keynes, sosial ekonomi adalah pendekatan yang menekankan peran pemerintah dalam mengelola ekonomi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Keynes mengembangkan teori yang dikenal sebagai Keynesianisme yang menekankan bahwa tindakan pemerintah, terutama melalui pengeluaran fiskal dan kebijakan moneter, dapat digunakan untuk mengatasi fluktuasi ekonomi dan mengurangi pengangguran serta memandang bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur permintaan agregat dan menghindari resesi atau depresi ekonomi yang dalam.

Pendekatan sosial ekonomi Keynesian menekankan perlunya intervensi pemerintah dalam ekonomi untuk mencapai tujuan seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan sosial. Hal itu sangat berbeda dengan pandangan ekonomi klasik yang dipopulerkan oleh Adam Smith yang mendasarkan diri pada pasar bebas.

7. Muhammad Yunus

Muhammad Yunus adalah seorang ekonom asal Bangladesh yang terkenal karena pendirian gerakan perbankan mikro dan pendekatannya terhadap sosial ekonomi. Menurut Muhammad Yunus, sosial ekonomi adalah pendekatan yang menggabungkan elemen sosial dan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pinjaman mikro kepada individu yang kurang mampu.

Muhammad Yunus mendirikan Grameen Bank, yang memberikan pinjaman tanpa jaminan kepada masyarakat miskin, terutama wanita di pedesaan Bangladesh. Pendekatannya tersebut memungkinkan individu yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sumber pembiayaan tradisional untuk memulai usaha kecil dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pendekatan sosial ekonomi Muhammad Yunus menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat miskin melalui akses ke modal dan pelatihan, dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Dampaknya akan menciptakan konsep perbankan mikro yang telah menyebar ke seluruh dunia dan diadopsi oleh berbagai organisasi sosial dan lembaga keuangan.

Jadi, menurutnya sosial ekonomi adalah pendekatan yang mengintegrasikan aspek sosial dan ekonomi dengan memberikan akses ke pembiayaan mikro kepada masyarakat miskin untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

Beberapa pandangan tersebut sangat beragam dari para ahli dalam bidang sosial ekonomi. Para ahli tersebut memiliki kontribusi penting dalam memahami hubungan antara faktor sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Ciri-Ciri Sosial Ekonomi

Adapun ciri-ciri sosial ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. Berpendidikan

Pendidikan menjadi salah satu faktor sosial ekonomi yang sangat penting dan memiliki dampak luas dalam memahami ketidaksetaraan, distribusi kekayaan, perkembangan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering kali membuka akses ke pekerjaan yang lebih baik dan peluang karier yang lebih baik. Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi, yang memengaruhi distribusi pendapatan dalam masyarakat.

Selain itu, pendidikan juga dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat, termasuk kesehatan, keberlanjutan, dan kualitas hidup. Ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan dapat menjadi faktor penting dalam analisis ketidaksetaraan sosial ekonomi. Sehingga, tingkat pendidikan individu dan masyarakat dapat memiliki dampak signifikan pada aspek-aspek sosial ekonomi,

2. Memiliki status sosial

Status sosial sering kali terkait erat dengan ketidaksetaraan ekonomi, di mana individu dengan status sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya dan kesempatan ekonomi.

Orang dengan status sosial yang lebih tinggi mungkin memiliki pendapatan yang lebih besar. Selain itu juga dapat memengaruhi akses individu ke pendidikan berkualitas dan pekerjaan yang baik. Orang dengan status sosial yang lebih rendah mungkin menghadapi banyak hambatan dan mempengaruhi akses individu dalam layanan kesehatan, kesejahteraan sosial, dan perlindungan sosial.

Dengan kata lain, memiliki status sosial adalah salah satu ciri atau faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi. Status sosial mengacu pada kedudukan, peran, dan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan faktor-faktor seperti kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.

3. Memiliki tingkat mobilitas yang baik

Salah satu ciri atau faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi adalah mobilitas sosial. Mobilitas sosial mengacu pada kemampuan individu atau kelompok untuk naik atau turun dalam hierarki sosial atau ekonomi masyarakat. Tingkat mobilitas sosial yang baik menunjukkan bahwa individu memiliki peluang untuk meningkatkan status sosial atau ekonomi dalam masyarakat.

Mobilitas sosial yang baik adalah ciri yang diinginkan dalam masyarakat, karena menunjukkan adanya peluang dan keadilan sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Namun, mobilitas sosial juga dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti kelas sosial, pendidikan, dan faktor-faktor sosial ekonomi lainnya dalam suatu masyarakat.

4. Memiliki banyak aset

Memiliki banyak aset bisa menjadi salah satu ciri dalam analisis sosial ekonomi, terutama dalam konteks individu atau keluarga. Aset dapat mencakup kepemilikan properti, investasi, simpanan, atau sumber daya lain yang memiliki nilai ekonomi.

Pemilikan aset dapat memengaruhi kondisi ekonomi dan sosial individu atau keluarga, serta berkontribusi pada kesejahteraannya. Namun, dalam analisis sosial ekonomi yang lebih luas, ciri utama adalah lebih terkait dengan aspek struktural dan sistemik dalam masyarakat, seperti ketidaksetaraan, distribusi pendapatan, interaksi antara kelas sosial, lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya.

Memiliki banyak aset dapat menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat.

5. Menjalankan ekonomi seperti perdagangan

Menjalankan ekonomi seperti perdagangan atau sistem ekonomi yang didasarkan pada aktivitas perdagangan adalah salah satu aspek dalam analisis sosial ekonomi. Perdagangan dan sistem ekonomi merupakan bagian penting dari studi sosial ekonomi.

tetapi, hal tersebut merupakan salah satu elemen yang lebih khusus daripada ciri utama dari disiplin tersebut. Studi sosial ekonomi melibatkan pemahaman tentang kompleksitas hubungan sosial dan ekonomi dalam masyarakat, dan bagaimana faktor-faktor itu saling memengaruhi dalam membentuk kondisi sosial ekonomi.

6. Memiliki pekerjaan spesifik

Salah satu ciri sosial ekonomi yang relevan adalah pekerjaan atau pekerjaan yang spesifik. Pekerjaan yang seseorang miliki dapat memiliki dampak signifikan pada kondisi sosial ekonominya. Pekerjaan juga biasanya menjadi sumber pendapatan utama bagi individu atau keluarga.

Dan tingkat pendapatan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan tingkat keterampilan yang diperlukan. Jenis pekerjaan sering digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam kelas sosial tertentu, yang merupakan aspek penting dalam analisis sosial ekonomi.

7. Memiliki pemahaman tentang kredit

Pemahaman tentang kredit atau pembiayaan adalah faktor yang relevan dalam analisis sosial ekonomi, terutama ketika membahas aspek-aspek seperti akses ke modal, pertumbuhan ekonomi, atau ketidaksetaraan ekonomi.

Selain itu pemahaman tentang kredit atau pembiayaan bisa menjadi bagian dari analisis dalam kerangka sosial ekonomi ketika mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat, tetapi ciri sosial ekonomi yang lebih umum tidak terkait langsung dengan pemahaman tentang kredit.

Jenis Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi seseorang juga sering dilihat dari statusnya. Status ekonomi biasanya terbagi atas beberapa kelas antara lain sebagai berikut.

1. Kelas atas-atas (Upper Upper Class)

Kelas atas-atas atau Upper Upper Class adalah salah satu jenis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki kekayaan dan pengaruh ekonomi yang sangat tinggi dalam masyarakat.

Kelompok tersebut seringkali merupakan bagian teratas dari piramida sosial ekonomi dan memiliki akses ke sumber daya dan peluang yang luar biasa. Ciri-ciri kelas atas-atas termasuk kepemilikan aset besar, gaya hidup mewah, dan peran yang signifikan dalam dunia bisnis, politik, atau keuangan.

Kelas tersebut juga sering kali memiliki hubungan sosial dan ekonomi yang kuat dengan kelompok sebayanya atau mungkin memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi, lingkungan tinggal yang elit, dan akses ke layanan kesehatan dan hiburan yang eksklusif. Definisi dan karakteristik kelas atas-atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan geografis.

2. Kelas atas bawah (Lower Upper Class)

Kelas atas bawah adalah salah satu kategori dalam analisis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki status sosial dan ekonomi yang tinggi, tetapi berada di bawah kelompok elit ekonomi tertinggi atau kelas atas-atas.

Kelompok tersebut memiliki tingkat kekayaan dan pengaruh yang signifikan dalam masyarakat, tetapi mungkin tidak sekuat atau sekuasa kelas atas-atas. Kelas atas bawah sering kali mencakup profesional yang sukses, pengusaha yang mapan, dan individu dengan pendapatan yang sangat tinggi serta memiliki akses ke pendidikan berkualitas, rumah yang mewah, dan fasilitas kesehatan yang baik.

Namun, kelompok ini mungkin memiliki batasan dalam hal pengaruh politik atau akses ke sumber daya ekonomi yang sama dengan kelas atas-atas. Definisi kelas atas bawah juga dapat bervariasi tergantung pada konteks dan wilayah geografis.

Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada kelompok ekonomi tinggi yang berada di bawah kelompok paling elit dalam masyarakat. Ini adalah kelompok yang sering mendekati atau berada pada puncak piramida sosial ekonomi.

Untuk mencapai tingkat ini tentu dibutuhkan usaha yang sangat keras baik di pendidikan formal atau pengembangan diri secara mandiri. Contoh, pemilik perusahaan baru yang sedang berkembang, investor baru, dan lain-lain.

3. Kelas menengah atas (Upper middle Class)

Kelas menengah atas menjadi salah satu kategori dalam analisis sosial ekonomi yang merujuk kepada kelompok individu atau keluarga yang memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi daripada rata-rata masyarakat, tetapi masih di bawah kelompok elit ekonomi seperti kelas atas-atas (Upper Upper Class) atau kelas atas bawah (Lower Upper Class).

Kelas menengah atas seringkali terdiri dari profesional yang sukses, pengusaha, dan pekerja berpendidikan tinggi. Selain itu mungkin memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, rumah yang nyaman, dan gaya hidup yang lebih baik daripada kelas menengah yang lebih umum.

Kelas menengah atas juga seringkali memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan hiburan, serta memiliki keamanan finansial yang lebih besar. Karakteristik dan definisi kelas menengah atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, ekonomi, dan geografis serta menjadi kelompok yang berada di tengah-tengah dalam spektrum sosial ekonomi, dan perannya dalam masyarakat dapat berbeda-beda di berbagai negara dan budaya.

4. Kelas menengah bawah (Lower middle Class)

Kelas menengah bawah adalah kelompok individu atau keluarga yang memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang berada di bawah kelas menengah yang lebih mapan. Kelas menengah bawah seringkali merupakan kelompok yang memiliki tingkat pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Tetapi, mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kekayaan dan akses ke sumber daya ekonomi. Kelas menengah bawah dapat mencakup berbagai pekerjaan dan profesi, dan karakteristiknya dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan geografis.

Selain itu memiliki rumah, pendidikan yang cukup untuk memasuki pasar kerja, dan akses ke layanan kesehatan dasar. Namun, tidak memiliki tingkat kekayaan atau akses ke fasilitas yang sama dengan kelas menengah yang lebih mapan.

Kelompok menengah bawah menjadi kelompok yang berada di tengah-tengah dalam spektrum sosial ekonomi, dan seringkali merupakan kelompok yang besar dalam masyarakat serta seringkali menghadapi tantangan ekonomi seperti biaya hidup yang meningkat dan ketidakpastian keuangan, yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya.

5. Kelas bawah atas (Upper Lower Class)

Kelas ini menjadi kategori dalam analisis sosial ekonomi yang mengacu kepada kelompok individu atau keluarga yang berada di bawah kelas menengah, tetapi masih memiliki tingkat pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi daripada kelas pekerja atau kelas bawah (Lower Class).

Kelas bawah atas mungkin memiliki pekerjaan yang stabil dan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, meskipun tidak memiliki akses ke gaya hidup yang sama seperti kelas menengah yang lebih mapan.

Karakteristik dari kelas bawah atas dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan geografis. Beberapa kelompok mungkin memiliki rumah, pendidikan yang mencukupi, dan akses ke layanan kesehatan dasar, tetapi mungkin tetap menghadapi beberapa tantangan ekonomi. Kelas bawah atas dapat mencakup berbagai pekerjaan dan profesi. Contohnya seperti karyawan toko, karyawan pabrik, dan lain-lain.

6. Kelas bawah bawah (Lower Lower Class)

Kelompok dalam kelas ini memiliki pendapatan dan status sosial yang sangat rendah dalam masyarakat serta merupakan kelompok yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan perumahan, dan mungkin menghadapi ketidakstabilan ekonomi yang signifikan.

Kelas bawah bawah adalah kelompok yang mungkin menghadapi tantangan yang sangat besar, termasuk masalah kemiskinan, pengangguran, dan akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas. Kemudian juga kurang memiliki akses ke hiburan dan fasilitas yang disediakan untuk kelas sosial yang lebih tinggi.

Ciri utama dari kelas bawah bawah adalah rendahnya pendapatan dan status sosial. Pada tingkat ini, pendidikan yang layak hanya bisa di jangkau sesuai dengan kemampuannya atau mungkin tidak sampai pada tingkat pendidikan minimal. Contohnya saja seperti buruh, berbagai jenis pengangguran, dan lain-lain.

Contoh Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi dapat dilihat dari profesi yang dimiliki, berikut merupakan beberapa contoh sosial ekonomi yang ada di lingkungan sehari-hari.

  • Profesi guru adalah contoh nyata bagaimana faktor sosial dan ekonomi saling berhubungan dalam masyarakat, dan bagaimana peran sosial ekonomi mereka dapat memengaruhi perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Gaji guru bisa menjadi contoh ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat serta dapat bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman, dan lokasi geografis, dan dalam beberapa kasus, pendapatan guru mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Guru juga sering memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan sering memerlukan pendidikan lanjutan untuk meningkatkan kualifikasinya. Hal tersebut mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi status sosial dan ekonomi. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan memiliki dampak besar pada profesi guru. Kebijakan seperti upah guru, sumber daya pendidikan, dan standar kurikulum memengaruhi kesejahteraan sosial dan ekonomi guru tersebut.
  • Akuntan sering memiliki pendapatan yang relatif tinggi, terutama setelah mencapai sertifikasi dan pengalaman yang cukup. Pendapatan akuntan menunjukkan ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat. Untuk menjadi akuntan, seseorang perlu mendapatkan pendidikan tinggi dan seringkali harus melewati ujian sertifikasi. Tingkat pendidikan dan sertifikasi yang di ambil mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi status sosial dan ekonomi individu. Profesi akuntan juga memiliki norma etika dan tanggung jawab sosial yang harus diikuti, juga mencerminkan bagaimana faktor sosial memengaruhi praktik akuntansi. Selain itu juga memainkan peran penting dalam memastikan klien mereka mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan perpajakan memiliki dampak besar pada penerimaan pajak negara dan infrastruktur sosial.
  • Profesi karyawan pabrik atau perusahaan adalah contoh bagaimana faktor-faktor sosial dan ekonomi berinteraksi dalam lingkungan kerja dan memengaruhi kondisi sosial ekonomi individu dalam masyarakat. Pendapatan karyawan pabrik atau perusahaan dapat menunjukkan tingkat ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat. Gaji mereka bervariasi berdasarkan pekerjaan, pengalaman, dan industri. Pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk berbagai pekerjaan dalam pabrik atau perusahaan mencerminkan bagaimana pendidikan memengaruhi akses pekerjaan dan status sosial ekonomi. Jam kerja, kondisi kerja, dan penghargaan karyawan dalam bentuk upah lembur dan tunjangan kerja lainnya mencerminkan bagaimana faktor sosial dan ekonomi memengaruhi kesejahteraan karyawan.
  • Buruh seringkali ditempatkan dalam kelas sosial tertentu, tergantung pada jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Kondisi kerja buruh, termasuk jam kerja, penggunaan teknologi, dan lingkungan kerja, mencerminkan dampak faktor-faktor sosial dan ekonomi pada kesejahteraan mereka. Buruh juga memiliki akses perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan, cuti, atau pensiun melalui perusahaan atau pemerintah. Hal tersebut mencerminkan bagaimana perlindungan sosial dapat memengaruhi kondisi sosial ekonomi. Profesi buruh juga dapat memberikan peluang mobilisasi sosial bagi individu dan keluarganya, tetapi juga dapat memberikan batasan akses ke peluang ekonomi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn